Selamat Datang di Blog WURYANANO

Silakan Anda membaca Artikel di Blog ini dengan rileks, tidak perlu terburu-buru. Banyak Artikel menarik dan bermanfaat buat peningkatan kualitas hidup Anda.

Silakan Anda menuliskan komentar atau pendapat di masing-masing Artikel yang telah Anda baca. Pendapat Anda akan semakin menambah perspektif bagi kita semua.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog Saya ini. Terima kasih sudah mau berbagi lewat komentar atau pendapat Anda di sini.


NOTES:

Blogspot Saya ini SUDAH TIDAK AKTIF sejak 5 Desember 2012. Tulisan Saya tentang Berita Kampus SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College menerima Kunjungan dari Kementerian Pendidikan Malaysia adalah sebagai penutup untuk Blogspot ini. Untuk membaca TULISAN Saya, Anda dapat mengunjungi Blog Saya di PORTAL BISNIS INDONESIA.

Wednesday, May 30, 2007

SELALU BERSIKAP IKHLAS...SEBUAH KUNCI KETENANGAN HIDUP

Tuhan Allah menciptakan manusia di bumi ini adalah untuk menjadi "khalifah", menjadi "pemimpin" alam dunia. Tujuan-Nya pastilah agar manusia ini menjalani kehidupannya dengan bahagia, sehingga bisa menikmati kehidupan; dan bukan untuk menjadi gelisah dalam keraguan serta kekalutan hidup.

Sekarang ini kita berada di era Modern, era Globalisasi kata orang. Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah orang berusaha terlalu keras, sangat memacu dirinya mati-matian demi untuk mengejar dan meraih tujuannya. Orang sudah terlalu kejam bersikap, bahkan terhadap dirinya sendiri.

Setiap hari kita bisa melihat banyak sekali orang yang selalu terburu-buru, sangat gelisah bahkan kalut dalam setiap langkahnya. Kadang kita juga sering melihat orang yang kelihatannya begitu santai secara fisik, tetapi kalau diamati lebih dalam, terlihat dari sorot mata dan pancaran aura dirinya yang mengatakan bahwa sebenarnya mereka juga gelisah seperti yang lainnya. Mereka ini hanya pandai berpura-pura menutupi kegelisahan dan kekalutannya saja.

Jutaan orang pada masa ini menderita "ketegangan syaraf" kelewat batas. Sepertinya saat ini penyakit ketegangan dan kegelisahan sudah begitu mewabah di dunia. Penyebarannya begitu cepat, mengalahkan penyakit influenza. Sekarang pun sudah menjadi hal langka sekali; orang yang bisa tenang, santai dalam pengertian sesungguhnya, bukan tenang yang pura-pura. Sebagaimana yang ditulis Catullus, seorang penyair Romawi, ribuan tahun lalu: "Ah, apa yang lebih nikmat daripada mengesampingkan kekhawatiran, ketika pikiran meletakkan bebannya. Dan setelah melakukan perjalanan jauh, kita pulang ke rumah lagi, dan beristirahat di sofa seperti yang kita dambakan".

Pada zaman sekarang ini, sungguh sangat sedikit orang yang bisa beristirahat, sebagaimana ungkapan Catullus tersebut. Istirahat yang benar-benar istirahat, rileks, santai yang sesungguhnya, tidak mengalami "ketegangan mental"...memang tidak mudah untuk bisa menjalaninya. Akan tetapi, ada satu saran kunci agar Anda bisa memperoleh ketenangan hidup ini, yaitu: SELALU BERSIKAP IKHLAS dalam setiap apa pun yang Anda lakukan.

Salam Luar Biasa Prima!


Sunday, May 27, 2007

KEYAKINAN ANDA SEPERTI "MUKJIZAT"...

Kita adalah orang-orang yang beragama, agama apapun itu. Di dalam agama kita masing-masing, selalu diajarkan tentang pentingnya keyakinan kita terhadap agama yang kita anut. Di sepanjang zaman, para pemimpin umat beragama selalu mendengung-dengungkan peringatan kepada para penganut agamanya, agar terus berusaha untuk selalu "mempertebal keyakinan" agamanya, agar terus berjuang "memiliki keyakinan"... iman dari agamanya masing-masing.

Penting untuk Anda ketahui, yaitu: keyakinan sebenarnya merupakan suatu keadaan pikiran, yang bisa dirangsang atau diciptakan oleh perintah peneguhan secara terus menerus sampai meresap ke dalam pikiran bawah sadar. Keyakinan adalah sebuah keadaan pikiran yang bisa Anda kembangkan sesuai kemauan Anda, melalui cara penerapan pengulangan perintah kepada pikiran bawah sadar dengan segenap perasaan emosi positif Anda; sehingga pikiran bawah sadar akan menerimanya dan digunakan sebagai landasan tindakan untuk menjadikannya sebuah kenyataan. Keyakinan adalah keadaan pikiran yang bisa didapat dengan cara memberikan "sugesti diri" kepada diri sendiri.

Yah...sesungguhnya keyakinan adalah suatu keadaan pikiran, yang bisa diperoleh dengan cara men"sugesti diri". Keyakinan akan memberikan kehidupan, kekuatan dan tindakan kepada impuls pemikiran kita. Keyakinan adalah sebuah unsur yang bisa mengubah getaran pemikiran biasa dari pikiran manusia yang terbatas, menjadi suatu bentuk padanan spiritual; dan merupakan dasar semua "mukjizat" serta misteri yang sulit atau bahkan tidak bisa dianalisis dengan cara-cara ilmu pengetahuan.

"Keyakinan" itu merupakan sebuah media tunggal dan satu-satunya, yang memungkinkan untuk membangkitkan suatu kekuatan dari sumber energi tanpa batas di dalam diri Anda; dan mengendalikannya untuk dimanfaatkan demi kebaikan manusia itu sendiri. Itulah, yang sering kita sebut sebagai "munculnya sebuah mukjizat". Inilah sebenarnya prinsip sugesti diri, bahwa semua impuls pemikiran punya kecenderungan, yang pasti terkandung di dalamnya... padanannya secara fisik realitas. Prinsip ini selalu berhasil untuk kejayaan dan kesuksesan kita, jika digunakan secara konstruktif; dan sebaliknya, kalau dipakai secara destruktif akan sangat bersifat menghancurkan hidup kita.

Setelah bisa menerima dan memahami prinsip keyakinan sugesti diri, Anda akan memiliki kunci pintu, yang akan membuka pintu menuju pikiran bawah sadar. Dan Anda pun bisa mengontrol pintu masuk tersebut, sehingga tidak mungkin ada pemikiran tak dikehendaki; yang akan menerobos masuk mempengaruhi pikiran bawah sadar Anda. Karena Anda yang pegang kunci pintunya. Ingatlah, pikiran bawah sadar Anda berfungsi secara suka rela; Anda berusaha mempengaruhinya atau tidak, pikiran bawah sadar Anda akan tetap dan selalu bekerja. Jika Anda tidak menanaminya dengan keinginan-keinginan positif, maka yang akan masuk ke dalamnya adalah suatu pemikiran tentang kelalaian Anda...dan yang masuk biasanya cenderung pikiran negatif.

Segala yang bisa diciptakan manusia selalu dimulai dalam bentuk gagasan dan impuls-impuls pemikiran. Manusia tidak mungkin bisa menciptakan apapun, yang sebelumnya tidak terkandung di dalam pikiran. Gunakanlah imajinasi kreatif Anda, karena melalui bantuan imajinasi, impuls pemikiran bisa dirakit menjadi sebuah rencana. Dengan kontrol dari diri Anda sendiri, imajinasi bisa digunakan untuk menciptakan rencana, sasaran atau tujuan Anda; sehingga akan menuntun Anda menuju sukses dan kemakmuran, sebagaimana yang Anda inginkan.

Ingatlah, bahwa pemikiran yang akan diubah menjadi padanan fisiknya, harus ditanamkan ke dalam pikiran bawah sadar lewat imajinasi dan dipadukan dengan keyakinan yang dibalut dengan emosi jiwa Anda. Pikiran bawah sadar lebih tunduk kepada pengaruh impuls pemikiran yang dipadukan dengan perasaan emosi daripada pemikiran logika dengan banyak pertimbangan. Realitasnya, sudah banyak bukti, yang menunjukkan bahwa hanya pemikiran dengan disertai emosi saja yang berpengaruh terhadap pikiran bawah sadar untuk bertindak nyata. Merupakan fakta umum, bahwa emosi atau perasaan adalah yang memerintah kebanyakan orang.

Memang benar bahwa pikiran bawah sadar akan lebih cepat tanggap dan lebih cepat terpengaruh oleh impuls pemikiran terpadu dengan emosi; oleh karena itu Anda harus lebih mengenal dengan baik, emosi yang lebih berguna. Emosi negatif pada dasarnya akan otomatis masuk ke dalam impuls pemikiran manusia, ini yang harus Anda buang; atau setidaknya Anda hadang agar jangan ikut campur. Tetapi emosi positif harus disuntikkan, dibenamkan lewat prinsip sugesti diri, ke dalam impuls pemikiran yang Anda inginkan, agar masuk ke dalam pikiran bawah sadar.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Napoleon Hill, seorang motivator dunia; "Tidak ada batas bagi pikiran, kecuali apa yang kita akui. Apapun yang bisa dipikirkan dan diyakini oleh pemikiran manusia, pasti bisa dicapai!" Jadi milikilah keyakinan pada diri Anda, karena sebenarnya keyakinan itu tanpa batas. Keyakinan merupakan sebuah titik awal Anda untuk menuju kemakmuran dan kebahagiaan hidup sejati. Keyakinan Anda ibarat "sebuah tongkat besar pengungkit", yang akan melejitkan diri Anda ke atas; ke suatu tempat berkumpulnya unsur-unsur sukses.

Buatlah selalu kehidupan Anda penuh dengan "mukjizat-mukjizat" dari hasil pemikiran positif Anda. Ingatlah bahwa impuls-impuls pemikiran Anda yang positif dipadukan dengan emosi jiwa Anda, kemudian dengan perencanaan tersusun dan teratur; yang dilanjutkan dengan suatu tindakan dengan ketekunan dan semangat membara...maka itu akan memberikan sebuah "mukjizat" luar biasa dalam hidup Anda. "Mukjizat" itu pastilah menghasilkan sesuatu yang baik dan positif, dan pasti memberikan perubahan lebih baik dalam kehidupan Anda, berupa kebahagiaan dan kesuksesan hidup.

Salam Luar Biasa Prima!

Saturday, May 26, 2007

KISAH AWAL PERSAHABATAN SAYA DENGAN PAK PURDI E CHANDRA

H. PURDI E. CHANDRA - WURYANANO

Mungkin ini sebuah kisah yang bisa dianggap sepele, ringan, tetapi bagi saya apa yang saya tulis ini merupakan sesuatu yang memiliki arti tersendiri, dan khusus bagi pribadi saya.
*
Ini diawali pada saat saya benar-benar tertarik dengan sebuah promosi di salah sebuah Koran di Surabaya; yang sering memuat iklan Seminar dengan judul, kalau nggak salah ingat adalah: "Berani Menjadi Entrepreneur Sukses" dan "Jangan Lama-Lama Jadi Orang Gajian"; yang diselenggarakan oleh Entrepreneur University dan disebutkan yang jadi Pembicaranya adalah seorang yang telah sukses menjadi Milyarder, yaitu: H. Purdi E. Chandra, Presiden Direktur PRIMAGAMA GROUP, sekaligus sebagai Pendiri Entrepreneur University (EU), sebuah "sekolah calon pengusaha dan pengusaha pemula".
*
Ini yang menarik. Pada saat pertama kali saya melihat iklan seperti itu, kalau tidak salah ingat adalah pada tahun 2000, meskipun saya lupa kalimat promosinya, tapi yang saya ingat adalah Pembicaranya sama, yaitu H. Purdi E. Chandra. Kemudian waktu terus berjalan, dan saya tetap saja sering melihat iklan yang sama selama bertahun-tahun kemudian. Tetapi, meskipun saat itu saya sering melihat dan membaca Iklan Seminar yang sama tersebut, saya tidak merasa tertarik sama sekali. Sebabnya adalah, lha wong saya sendiri sudah jadi seorang Entrepreneur sejak 1991, buat apa ikut seminar semacam itu, kan sebenarnya seminar itu buat "orang-orang gajian alias pegawai atau karyawan" untuk memotivasi agar cepat jadi entrepreneur. Begitu pikiran saya pada saat itu, tidak tertarik ikut seminarnya.
*
Kemudian, entah karena saya terlalu sering baca iklan yang sama selama bertahun-tahun, maka pada tahun 2002, akhirnya saya kok penasaran ingin datang lihat "preview"nya, soalnya kalau "preview" kan saat itu gratis..hehe..maunya yang gratisan... Dan, di "preview" tersebut Pak Purdi E. Chandra langsung menjelaskan tujuan diadakan seminar tersebut, dan bagaimana motivasi dia mendirikan Entrepreneur University (EU) itu. Nah, saya duduk di deretan paling depan bersama istri tercinta saya...tujuannya biar bisa dekat dan kontak langsung dengan pembicaranya. Di sini kelebihan Pak Purdi sangat terlihat, yaitu: meskipun beliau ini sudah masuk ke dalam jajaran kaum milyarder, bahkan beliau ini dijuluki sebagai "Milyarder dari Yogya"...tetapi sungguh mengesankan sebagai seorang yang "sangat santun", "low profile", dan tidak pernah sekalipun terlihat angkuh. Ini yang membuat saya dan istri saya sangat "respect" terhadap Pak Purdi E. Chandra, Presdir Primagama Group tersebut.
*
Nah, dari berbagai penjelasan dan "sharing" beliau tentang suka-duka dalam berbisnis, yang tentu saja jauh lebih banyak sukanya dibandingkan dukanya...akhirnya saya tertarik untuk ikut bergabung mendaftar sebagai "Mahasiswa" Entrepreneur University di Angkatan ke 5 Surabaya pada tahun 2002. Dan, "perkuliahan" dimulai setiap satu minggu sekali, di malam hari. Soal jadwal harinya bisa diatur sesuai kesepakatan satu angkatan tersebut. Dan, di Angkatan V EU Surabaya ini, juga ada yang sebenarnya sudah jadi pengusaha besar, dia salah seorang pemilik perusahaan tekstil, yang memproduksi Sarung. Ini uniknya peserta EU Surabaya Angkatan V, cukup banyak entrepreneur yang juga mau mendaftar jadi "Mahasiswa".
*
Ternyata, memang masuk ke dalam sebuah kelompok yang di dalamnya berisi orang-orang yang dinamis, positif, semangat dan selalu optimis...sangat baik bagi pengembangan sikap dan mental saya dalam menjalankan berbagai bisnis yang harus saya kendalikan. Sungguh sangat bermanfaat bagi saya pribadi, dan kemajuan bisnis yang saya kelola...
*
Akhirnya, saya tidak begitu saja hanya sebagai "Mahasiswa" EU, tetapi saya mencoba untuk menjalin hubungan persuasif dengan Pak Purdi E. Chandra. Dan, ternyata beliau ini orangnya sangat "welcome" sekali ke saya. Sering saya mengajaknya berdiskusi bisnis, atau sekedar ber "say hello" terbukti tetap mendapat sambutan hangat beliau. Inilah yang membedakan Pak Purdi E. Chandra dengan sebagian besar para pengusaha milyarder. Menjalin "human relationship" seperti yang dilakukan Pak Purdi ini mungkin sangat berbeda, jika dibandingkan dengan pada umumnya pengusaha kelas kakap. Bahkan mungkin sebagian pengusaha yang belum berkelas kakap pun, sulit untuk meniru gaya "relationship" seperti beliau, yang bahkan selalu membalas SMS dari saya, seringkali menelepon saya menanyakan kabar keluarga saya, maupun bisnis saya, dan lain sebagainya... Pokoknya, sangat cocoklah kalau saya menganggap beliau yang sudah jauh di atas saya ini sebagai sahabat saya. Dan, kelihatannya Pak Purdi pun tidak merasa keberatan saya anggap sebagai salah satu sahabat saya, di dunia bisnis maupun kekeluargaan.
*
Persahabatan yang menyenangkan antara saya dengan Pak Purdi E. Chandra ini, semakin erat terjalin. Bahkan, beliau berencana untuk menggelar Seminar Bersama Satu Panggung dengan saya di Jakarta. InsyaAllah direncanakan setelah pertengahan Juli 2007 nanti, di saat saya maupun pak Purdi sama-sama punya waktu luang. Semoga Allah meridhoi rencana ini. Sehingga kami berdua bisa "sharing" bersama dengan rekan-rekan profesional maupun entrepreneur yang hadir di seminar ini. InsyaAllah. Amin.
*
Salam Luar Biasa Prima!

Friday, May 25, 2007

BERSIKAP ADIL TERHADAP DO'A, ALLAH PASTI MENGABULKAN DO'A KITA

Di dalam menjalani hidup ini, diantara kita pasti selalu ingat untuk berdo'a kepada Allah, paling tidak ya...minimal sekali seumur hidup pastilah seseorang itu pernah memanjatkan do'a kepada-Nya. Isi dari suatu do'a pastilah hal-hal yang positif, konstruktif dan bisa menyemangati orang yang berdo'a. Dalam berdo'a kita selalu meminta kepada Allah akan keselamatan, kesehatan, jodoh, rejeki, kesuksesan, keberlimpahan, maupun kebahagiaan hidup.

Jika berbicara tentang "adil", maka di dalam berdo'a ini pun semestinya kita juga bisa "bersikap adil"...adil kepada Allah. Manusia punya kecenderungan untuk selalu lebih menuntut hak-hak, dibandingkan dengan kewajiban. Kalau hak-haknya dipenuhi, maka manusia biasanya berkata bahwa itu adil. Sebaliknya, jika hak-haknya belum terpenuhi, maka dikatakan itu tidak adil. Sebagian dari kita juga cenderung untuk menghindari segala macam bentuk kewajiban. Oleh karena itu, jika disuruh melakukan segala sesuatu yang berupa kewajiban, maka sebagian dari kita akan merasa enggan, malas, dan tidak mau melaksanakannya.

Berkaitan dengan do'a; sebagian dari kita juga menunjukkan sikap yang tidak adil, yaitu lebih mementingkan hak-haknya, dibandingkan kewajibannya. Sebagian dari kita lebih mengutamakan isi do'a yang dipanjatkan kepada Tuhan, karena itu dirasa sebagai hak-haknya. Mereka ini belum memahami esensi do'a sebenarnya. Kalau do'a mereka bisa berwujud menjadi kenyataan, maka mereka akan merasa senang dan menganggap Tuhan memang adil dan bijaksana mau mengabulkan do'anya. Dan sebaliknya, jika mereka ini merasa do'anya "disepelekan Tuhan" atau belum terwujud menjadi kenyataan, maka mereka menganggap bahwa Tuhan tidak adil, Tuhan pilih kasih, Tuhan tidak mau mendengarkan umat-Nya, dan lain sebagainya yang cenderung "mendiskreditkan Tuhan".

Cobalah Anda simak firman Tuhan di dalam Al-Qur'an, Surat An-Nisa', ayat 19 ini: "Kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak". Juga di dalam Surat Al-Baqarah, ayat 216: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu". Ayat-ayat suci ini bisa mengingatkan kita, yang seringkali salah sangka terhadap Allah, karena do'a kita tidak dikabulkan sesuai dengan yang kita harapkan. Padahal, sebenarnya Allah telah menunjukkan pilihan yang lebih baik untuk kita, dan kita telah berburuk sangka terhadap Allah.

Pada kesempatan ini, saya ingin "sharing", berbagi wawasan pengetahuan dan pengalaman dengan Anda, mengenai kepastian Tuhan dalam menyikapi do'a manusia; apakah Tuhan mengabulkan setiap do'a yang dipanjatkan kepada-Nya? Mengapa ada orang yang merasa setiap do'anya selalu dikabulkan oleh Tuhan dan benar-benar menjadi kenyataan; sedangkan yang lainnya merasa bahwa Tuhan tidak adil, karena do'a-do'a yang dipanjatkan kepada-Nya belum atau tidak pernah berwujud menjadi kenyataan? Inilah point utama, yang sebagian besar dari kita belum memahaminya.

Menurut batas-batas pengetahuan dan pengalaman saya, maka saya sangat yakin, bahwa sesungguhnya Allah itu selalu mau mendengarkan dan mengabulkan setiap do'a yang kita panjatkan kepada-Nya. Dan, yang pasti adalah Tuhan Allah itu selalu mengabulkan do'a manusia, tetapi Dia mempunyai cara yang unik untuk mengabulkan do'a itu, yaitu melalui 3 (tiga) cara-Nya:


  1. Do'a yang dikabulkan-Nya, secara langsung sesuai dengan isinya:
    Ini adalah do’anya para Nabi dan Rasul Allah. Setiap Nabi dan Rasul itu diberikan "fasilitas khusus" oleh Allah dengan segera mengabulkan do'a yang dimintakan kepada-Nya, karena Allah menilai para Nabi dan Rasul itu benar-benar mempunyai pikiran dan hati nurani yang suci dibandingkan dengan manusia biasa seperti kita ini. Oleh sebab itu setiap do'a Nabi maupun Rasul Allah, pasti akan langsung dikabulkan-Nya persis sesuai dengan isi do'anya. Do’a seperti ini "bukan fasilitas buat kita", karena jika kita sebagai manusia biasa diberikan fasilitas khusus seperti ini...wah bisa sangat membahayakan seluruh umat manusia. Kita bisa "seenaknya saja" meminta sesuatu kepada Tuhan. Anda paham maksud saya, bukan?

  2. Do'a yang dikabulkan-Nya, tapi digantikan dengan yang lebih baik:
    Inilah fasilitas do'a bagi kita manusia biasa. Allah pernah berfirman, bahwa yang kelihatan baik buat kita, mungkin belum tentu baik menurut Allah. Allah jelas lebih tahu segala sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat bagi kita. Oleh sebab itu, do'a yang kita panjatkan kepada Allah, kadangkala digantikan oleh-Nya dengan yang lebih baik bagi kita yang berdo'a. Misalnya, mungkin saja Anda berdo'a meminta rejeki materi yang banyak, ternyata oleh Allah do'a Anda itu digantikan-Nya dengan cara menyelamatkan "nyawa" Anda dari sebuah kecelakaan maut, sehingga Anda tetap segar bugar dan sehat sampai sekarang ini. Do'a Anda tetap dikabulkan, tetapi itu digantikan oleh Allah dengan yang lebih baik untuk kehidupan Anda.

  3. Do'a yang dikabulkan-Nya, tapi masih digantungkan:
    Do'a yang seperti ini juga merupakan fasilitas bagi kita. Setiap permohonan kita kepada Allah lewat do'a ini pasti dikabulkan. Allah sudah memberikan hasil do'a kita. Dalam hal ini, hasil do'a kita tersebut tidak langsung diberikan ke kita, tetapi masih "digantungkan di atas" kita. Manusia yang berdo'a diberikan "tugas dan kewajiban" untuk meraih hasil do'anya yang masih tergantung tersebut. Dengan kalimat lain, jika Anda berdo'a memohon rezeki materi, maka Allah sudah mengabulkan do'a Anda, tetapi Dia meletakkan hasil do'a itu (rezeki materi) "di atas" Anda, sehingga Anda harus punya daya upaya sekuat tenaga untuk mengambilnya. Anda harus berjuang untuk benar-benar meraih hasil do'a yang telah ada di atas Anda itu. Itulah tugas dan kewajiban Anda. Kalau Anda sudah mau menunaikan tugas dan kewajiban Anda ini, maka barulah Anda bisa benar-benar menikmati hasil do'a Anda itu di dalam kehidupan Anda.

Uraian 3 (tiga) cara Allah mengabulkan do'a manusia di atas tersebut, bisa untuk mengingatkan setiap orang, bahwa semestinya kita juga bisa bersikap adil kepada Allah, pada saat kita memanjatkan do'a kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya, karena Allah sudah pasti adil kepada kita. Dan yang penting, Dia pasti selalu mengabulkan setiap do'a kita, yang kita mintakan kepada-Nya. Allah memang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Salam Luar Biasa Prima!

Thursday, May 24, 2007

JANGAN SALAHKAN NASIB ANDA !...


Manusia memang merupakan suatu makhluk unik dan aneh. Kita cepat menerima suatu penghargaan atas kemenangan yang kita peroleh. Kita cenderung ingin dunia mengetahui tentang kemenangan kita. Memang wajar jika kita menginginkan orang lain melihat ke arah kita karena kemenangan kita, itu sangat manusiawi. Tetapi sebaliknya, manusia juga dengan cepat menyalahkan orang lain untuk setiap kemunduran, kesulitan dan berbagai "bentuk perlawanan" yang terjadi.

Mungkin saja benar, bahwa di dalam dunia yang kompleks ini ada orang lain yang memang merugikan kita. Tetapi sangat benar juga bahwa kita lebih sering merugikan diri kita sendiri. Kita seringkali merugi karena "kekurangan pribadi" kita, mungkin beberapa kesalahan pribadi. Oleh karena itu, sekarang ini cobalah Anda bersikap obyektif! Ingatkanlah diri Anda sendiri, bahwa Anda ingin menjadi sosok manusia sesempurna mungkin secara manusiawi. Coba lihatlah, apakah Anda mempunyai kelemahan yang tidak pernah Anda lihat sebelumnya? Jika Anda terbukti mempunyai kelemahan itu, segeralah bertindak untuk mengoreksinya menjadi lebih baik. Pada umumnya, seringkali orang begitu terbiasa dengan dirinya sendiri; sehingga mereka sering lalai melihat kekurangannya sendiri dan lupa bagaimana cara-cara untuk memperbaiki dirinya.

Saya pribadi, dulu juga punya pandangan keliru terhadap "nasib" saya. Lebih dari 15 tahun lalu, saya seringkali juga "menyalahkan nasib" jika saya gagal dalam memperoleh sesuatu keinginan dan sasaran saya. Sering saya berkata, "Saya tidak mengerti kenapa itu semua, mungkin itu memang sudah menjadi jalannya...". "Memang sepertinya itu sudah nasib saya, suratan takdir saya begitu...". "Sepertinya nasib saya lagi sial tahun ini...". Tetapi itu adalah saya pada saat 15 tahun lalu, yang mungkin saja ada kesamaannya dengan Anda.

Sekarang ini sudah jelas saya telah berubah dalam bersikap terhadap "nasib" ini. Daripada habis energi menyalahkan "nasib", lebih baik Anda "meneliti sebab-sebab kekalahan", "kemunduran" atau "kerugian" yang menimpa Anda, apapun bentuknya. Jika Anda dalam posisi kalah, belajarlah dari kekalahan itu. Kebanyakan orang menjalani kehidupannya untuk menjelaskan keadaan mereka yang "biasa-biasa" saja dengan "nasib sial" atau "nasib buruk" yang mereka alami.

Mereka ini sampai lupa menyadari, bahwa mereka "gagal melihat peluang" untuk bertumbuh lebih besar, lebih kuat, dan lebih percaya diri dalam mengarungi samudra kehidupan selanjutnya, karena selalu menyalahkan nasibnya. Berhentilah menyalahkan nasib. Menyalahkan "nasib" tidak akan pernah membawa Anda ke tempat sasaran tujuan kehidupan yang Anda idam-idamkan. Ketahuilah bahwa Tuhan menciptakan dunia ini dalam bentuk yang seimbang, ada hukum keseimbangan yang harus selalu Anda ingat. Ada hukum sebab-akibat yang mutlak. "Nasib Baik" atau "Nasib Buruk", semuanya merupakan suatu sebab dan akibat sebuah hukum universal sifatnya.

Anda saya ingatkan lagi dengan kisah spektakuler dari Thomas Alva Edison sang Penemu bola lampu pijar itu. Anda tahu berapa kali Edison mencoba membuat agar bola lampu pijarnya bisa menyala? Konon pada percobaan yang ke 10.000 (sepuluh ribu) kali, Edison akhirnya berhasil membuat bola lampu pijarnya "benar-benar berpijar"...menyala terang.

Kalau kita cermati kisah Thomas Alva Edison ini, ada hal yang bisa kita jadikan petik sebagai pelajaran kehidupan, yaitu "ketekunan" dalam percobaan-percobaannya atau "eksperimen". Yah...Thomas Alva Edison benar-benar seorang yang memiliki "ketekunan" dalam "eksperimen" bola lampu pijarnya. Dia selalu melihat "sisi baik" dalam setiap percobaannya yang gagal, dia juga menolak tegas rasa putus asa atau frustasi. Dia juga memiliki keberanian mengkritisi dirinya sendiri secara konstruktif, menyelidiki kesalahan dan kelemahannya untuk kemudian diperbaiki. Edison telah berhasil mempelajari suatu kemunduran untuk melicinkan jalan menuju suatu keberhasilan. Dia berhasil belajar dari "kekalahan" kemudian melanjutkan untuk "menang" pada kesempatan berikutnya. Di dalam Al-Qur'an, Surat Al-Muddatstsir, ayat 37 - 38 juga ada terjemahan sebagai berikut, "(yaitu) bagi siapa saja di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya".

Maju terus. Itulah keputusan yang diambil oleh Thomas Alva Edison, yaitu dia mengambil keputusan tepat untuk maju terus di dalam setiap usahanya menciptakan bola lampu pijar. Apa pun yang yang dialaminya saat proses membuat bola lampu itu, dia tetap bersikukuh untuk melangkah maju terus pantang mundur. Kegagalan yang dialami oleh Edison tersebut, itu hanya bermakna "kegagalan di mata orang lain"; tapi di dalam pandangan Edison, "kegagalan" itu merupakan "kemajuan" yang harus diraihnya sampai bola lampu pijar tersebut akhirnya benar-benar tercipta. Edison sangat meyakini bahwa semua tindakannya menciptakan bola lampu itu adalah tanggung jawab pribadinya, dan dia memutuskan untuk mengambil tanggung jawab tersebut. Sikap seperti inilah yang dimaksudkan oleh ayat suci Al-Qur'an di atas. Manusia bebas untuk berkehendak, mau maju atau mau mundur, itu terserah Anda, Allah tidak akan ikut "campur tangan" di awal Anda mengambil keputusan itu.

Saya akan coba membuatkan sebuah "resume" kisah Thomas Alva Edison di atas tersebut, yang bisa Anda gunakan sebagai acuan bagaimana sebaiknya bersikap terhadap "nasib". Oleh karena perbedaan antara "keberhasilan" dan "kegagalan", dapat ditemukan pada sikap dan respons orang terhadap suatu kemunduran, keputusasaan, kesengsaraan, kesulitan dan berbagai situasi lainnya yang jelas-jelas mengecewakan.

Begini...dari kisah Penemu bola lampu pijar itu, kita bisa mengambil beberapa pedoman untuk Anda jadikan pegangan dalam membantu Anda MENGUBAH KEKALAHAN MENJADI KEMENANGAN, yaitu: menggabungkan sifat ketekunan dengan eksperimen; memiliki "keberanian mengkritisi diri sendiri secara konstruktif", dan "mempelajari kemunduran untuk melicinkan jalan menuju keberhasilan"; selalu melihat "sisi baik" dalam setiap situasi apapun; dan "berhenti menyalahkan nasib". Selalu ingatlah, bahwa nasib itu ada di tangan manusia itu sendiri, Tuhan tidak akan mengubah nasib Anda, sebelum Anda mau melakukan tindakan untuk mengubah nasib Anda lebih dulu.

Salam Luar Biasa Prima!

Wednesday, May 23, 2007

PENYAKIT KRONIS: "SEANDAINYA"...HARUS CEPAT DIMUSNAHKAN

Dalam perjalanan hidup ini, seringkali saya menjumpai orang-orang, yang dengan rasa penuh penyesalan menceritakan berbagai kegagalannya dalam meraih sesuatu keinginannya atau harapan-harapannya selalu lolos dari tangannya. Ada banyak macam cerita tentang kegagalan meraih impian itu. Ada yang bercerita, gagal menarik hati lawan jenisnya untuk dijadikan seorang kekasih, ada yang gagal mendapatkan pekerjaan, ada yang tidak diterima proposal tender bisnisnya, ada juga yang menyesal karena calon rekanannya tidak jadi menjalin kerjasama, dan masih banyak lagi keluhan-keluhan penyesalan yang saya dengar.

Tetapi meskipun saya mendengar berbagai macam cerita keluhan penyesalan dari orang-orang itu; ada satu hal menarik perhatian saya, yaitu: ada sebuah kata yang selalu sama, yang selalu diucapkan oleh orang-orang itu; sebuah kata yang selalu ikut dalam setiap kalimat penyesalan; sebuah kata itu adalah "Seandainya". Kata "Seandainya..." inilah yang selalu mengikuti setiap ada suatu penyesalan diri. Seperti yang diucapkan seorang yang gagal mencari kekasih, "Seandainya saja saya waktu itu tidak terlalu emosional, tidak kelewat marah pada si dia, mungkin dia sudah menjadi pacar saya saat ini". Atau yang gagal mendapatkan pekerjaan, "Seandainya waktu itu saya bisa dengan baik menjawab pertanyaan pewawancara, pasti saya sudah bekerja saat ini". Yang kehilangan kesempatan dapat tender bisnispun mengeluh, "Seandainya proposal tender itu sudah saya siapkan dengan matang; mungkin tender itu jatuh ke tangan saya". "Seandainya saya bisa lebih persuasive dengan calon rekanan, mungkin dia mau bekerjasama dengan saya", begitu kata orang yang ditinggal calon rekanannya.

Yah - kata "Seandainya..." akan selalu menyertai sebuah penyesalan. Mungkin hal sama bisa terjadi pada diri Anda,"Seandainya saya bisa mengikuti saran-saran yang baik, pasti saya bisa berubah menjadi sosok pribadi yang lebih baik dan sukses". Itu hanya contoh saja. Memang hal yang sangat manusiawi jika kita pernah menyesalkan sesuatu kejadian, yang tidak mungkin kita bisa memutar mundur waktunya agar kita bisa memperbaikinya.

Kata "Seandainya..." sebenarnya lebih merupakan sebuah pembelaan diri sendiri atas kegagalannya, yang lebih disebabkan oleh kelalaian atau keteledorannya sendiri. Dengan berkata "Seandainya..." memang membuat seseorang merasa lebih ringan beban mental psikologisnya. Dengan berkata seperti itu, dia sudah membebaskan rasa bersalahnya; dengan jalan mencari "kambing hitam" akibat kelalaiannya itu. Biarpun dalam hal ini yang menjadi "kambing hitam" adalah dirinya sendiri, tetapi dia bisa merasa sedikit lebih puas; dibandingkan jika dia mengatakan sejujurnya seperti, "Wah, saya salah...". Dengan mengatakan, "Seandainya" itu akan lebih memperhalus tuduhan kesalahan pada diri sendiri, akibat kelalaiannya.

Pokok terpenting di sini adalah: Anda jangan sampai terjebak dengan suatu penyesalan "Seandainya..." ini. Kelalaian atau kesalahan dalam bertindak memang bisa saja terjadi. Tetapi Anda harus bisa menerima dan mempelajarinya, bagaimana hal itu bisa terjadi; untuk kemudian Anda bisa mengantisipasinya sendiri pada waktu yang lain, maka akan semakin memperkecil tingkat kesalahan di masa mendatang. Jadi janganlah Anda senang dengan kata "Seandainya...".
*
Segera ubahlah penyesalan yang Anda rasakan, dengan sebuah tindakan praktis dengan cara mempelajari kesalahan-kesalahan yang sekiranya telah Anda lakukan; kemudian cobalah merumuskannya kembali dengan lebih baik. Gunakanlah kekuatan pikiran Anda yang "Super Mind" ini dengan se-optimal mungkin. Anda bisa memanfaatkan kekuatan dari energi tanpa batas yang terdapat di dalam diri Anda ini.

Salam Luar Biasa Prima!

Sunday, May 20, 2007

PERSIAPKAN "SUKSES ANDA" SEJAK AWAL...

Sebuah kesuksesan harus dipersiapkan sebelumnya. Ini merupakan prinsip tentang kesuksesan dan tidak bisa diganggu gugat. Tuhan menurunkan manusia di bumi ini adalah untuk menjadi "khalifah", itu sudah jelas. Tetapi hal yang masih harus menjadikan sebuah pemikiran adalah: apakah manusia itu sudah paham dan mau menerima kepercayaan Ilahi untuk menjadi "khalifah"? Apakah manusia sudah sanggup menerima bahwa dirinya akan menjadi "khalifah"? Apakah manusia sudah mempersiapkan dirinya untuk menjadi "khalifah"? Tanyakanlah kepada diri Anda sendiri dengan pertanyaan yang sama ini, apakah Anda sudah siap untuk menjadi seorang "khalifah"?

Memang saya yakin kebanyakan orang pasti ingin menjadi seorang "khalifah" di dalam kehidupannya. "Khalifah" dalam pengertian saya ini adalah seorang pemimpin yang sukses, pemimpin yang disegani karena kesuksesannya dan kebaikannya. Yah - "khalifah" merupakan sebuah istilah yang mencerminkan suatu sosok pribadi sukses. Oleh sebab itu, pasti banyak orang yang ingin menjadi seorang "khalifah" atau seorang yang sukses; demikian juga dengan Anda bukan?

Hal yang masih banyak orang tidak memahami adalah, bahwa sebuah sukses harus dipersiapkan sebelumnya. Kong Hu Cu, seorang filsuf China termashur, juga pernah mengatakan, "Dalam segala hal, sukses bergantung pada persiapan sebelumnya; dan tanpa persiapan sejak awal seperti itu, pasti akan terjadi kegagalan".

Sukses harus dirancang jauh hari sebelumnya. Orang tidak bisa begitu saja menjadi sukses setelah lahir ke dunia ini, meskipun Tuhan berharap manusia agar bisa menjadi "khalifah" di bumi; tentu saja ini merupakan suatu perkecualian bagi Nabi dan Rasul Allah. Manusia harus punya suatu perencanaan di dalam hidupnya untuk menjadi sukses. Sebuah sukses jelas harus direncanakan sebelumnya.

Sebuah cuplikan dari firman Tuhan juga menyatakan, bahwa "Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia, jika manusia itu sendiri tidak mau mengubah nasibnya". Jadi di sini sudah jelas maknanya, bahwa manusia harus merencanakan kehidupannya sendiri, akan menjadi seperti apa nantinya. Manusia harus membuat suatu rencana hidupnya di masa depan. Dalam pengertian ini, seakan-akan Tuhan hanya bertindak menjadi "fasilitator" bagi manusia untuk menggapai tujuan hidup manusia itu sendiri. Sesungguhnya Tuhan akan dengan murah hati mengikuti apapun keinginan manusia tersebut. Sebagaimana dalam firmanNya, Tuhan menyatakan, "Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hambaKu kepada-Ku". Tuhan adalah Dzat yang maha pemurah dan maha kaya. Jadi, jika Anda menginginkan sukses, ubahlah nasib Anda sendiri terlebih dulu dengan jalan membuat suatu perencanaan untuk sukses Anda sendiri; kemudian segera menjalankan apa yang sudah Anda rencanakan itu; barulah Tuhan akan berperan.

Bagaimanakah Anda membuat suatu perencanaan menuju sukses? Darimana harus memulainya? Itu pertanyaan yang pasti yang muncul di benak Anda, bukan? Saya akan memberitahukan kepada Anda, yaitu: satu langkah awal yang harus Anda lakukan dalam merencanakan sukses adalah: Anda harus menciptakan "kesadaran sukses" terlebih dulu pada diri Anda. "Kesadaran sukses" itu harus Anda ciptakan sendiri, sebagaimana "keadaan sukses" itu sendiri; keadaan sukses menurut pemikiran dan persepsi Anda sendiri. Itulah langkah pertama yang harus Anda lakukan dalam merencanakan sukses Anda; yaitu membentuk "kesadaran sukses". Bentuklah lebih dulu dengan kuat "kesadaran sukses" ini di dalam diri Anda, sampai Anda bisa merasakan "hawa sukses" benar-benar telah mengalir masuk ke dalam diri Anda, mengalir di dalam pembuluh darah Anda dan menyatu di dalam diri Anda. "Kesadaran sukses" harus Anda ciptakan dengan hasrat yang membara untuk sukses, disertai oleh semangat ketekunan dan kesabaran. Jangan Anda pernah berhenti sebelum "kesadaran sukses" ini terbentuk kuat pada diri Anda dan menjadi bagian dari kepribadian Anda.

Hukum yang berlaku di sini adalah: kesuksesan atau kemakmuran selalu hanya tertarik kepada orang-orang yang pikirannya dengan sengaja sudah dipersiapkan untuk menarik sukses itu sendiri; pikiran sukses akan bersifat seperti sebuah "magnet sukses", yang hanya akan menarik segala bentuk kesuksesan untuk datang kepada Anda. Inilah sebuah bentuk "kesadaran sukses". Sebaliknya, kegagalan atau kemalangan akan selalu tertarik hanya kepada orang-orang dengan pikiran yang menyukai keadaan itu, pikiran inferior, karena "magnet gagal" pasti hanya akan menarik segala bentuk kegagalan dan kemalangan saja.

Setelah Anda sudah mempunyai kesadaran sukses, langkah berikutnya adalah: Pertama, pilihlah sasaran sukses Anda sendiri, yang benar-benar menjadi keinginan Anda nantinya. Tuliskanlah bentuk sasaran yang ingin Anda capai tersebut. Dalam memilih sasaran sukses ini, Anda harus bisa membayangkan sasaran ini di dalam pikiran Anda dengan imajinasi kreatif Anda; sehingga Anda bisa benar-benar melihat dalam bentuk nyata apa wujud dari sasaran Anda di dalam pikiran Anda. Kedua, pilihlah sasaran Anda secara realistis, sesuai dengan bakat dan minat Anda sendiri. Tentukanlah sasaran yang sesuai juga dengan dunia tempat Anda berada saat ini, dan sebaiknya tidak terlalu menyimpang terlalu jauh dari dunia tempat Anda tersebut. Meskipun Anda sudah menentukan sasaran yang realistis, tetapi pada saat sama; Anda juga jangan menganggap remeh kemampuan diri sendiri. Sasaran harus realistis, tetapi jangan terlalu ringan dibandingkan potensi kemampuan Anda. Ketiga, pelajari dengan seksama, langkah-langkah apa yang perlu dan harus diambil untuk mewujudkan sasaran itu. Perdalamlah kemampuan Anda di bidang sasaran yang sudah Anda pilih tersebut. Keempat, disiplin terhadap diri sendiri dalam melakukan jadwal langkah-langkah yang sudah Anda buat untuk meraih kesuksesan itu. Kelima, ketekunan dan keuletan harus Anda punyai untuk bisa terus berusaha mewujudkan sasaran Anda. Ketekunan dan keuletan merupakan sikap yang paling mendasar yang harus dimiliki seseorang, agar tidak begitu gampang menyerah; karena sifat gampang menyerah itu cenderung mengembangkan "jiwa gagal" di dalam diri Anda. Ingatlah prinsip ketekunan dan keuletan ini yaitu, "JANGAN TERLALU CEPAT UNTUK MENYERAH".

Yang perlu dipahami adalah: "sukses tidak selalu datang dengan mudah". Seringkali untuk merebut kesuksesan dalam hidup, diperlukan sebuah tekad dan keberanian sangat besar dengan semangat berkobar-kobar untuk meraihnya. Di dalam kehidupan ini, Anda pasti akan banyak sekali menghadapi suatu masalah yang akan menghadang perjalanan menuju sukses tersebut; dan kalau Anda ingin sukses, Anda harus berani hidup bersama dengan masalah, dan mengatasi masalah itu...bukan malah menghindarinya.

Banyak sekali orang menginginkan sukses, ingin hidup makmur; tetapi hanya sedikit orang yang punya tekad dan keberanian sangat besar untuk meraih kesuksesan itu. Kebanyakan orang hanya punya keinginan untuk sukses, bisa hidup makmur sejahtera, tapi tidak mau berbuat banyak untuk meraih keinginannya tersebut. Jadi buatlah sebuah rencana untuk sukses Anda sendiri, karena kesuksesan yang akan Anda dapatkan nanti, tidak akan melebihi apa yang sudah Anda rencanakan di awalnya.

Ingatlah selalu hal ini, "sukses tidak akan lebih dari apa yang sudah direncanakan sebelumnya". Seseorang yang telah mencapai kesuksesan akan mengetahui, bahwa sukses yang telah diraihnya, hasilnya tidak pernah melebihi dari apa yang telah direncanakan sebelumnya. Sukses tidak bisa hanya diangan-angankan saja atau hanya di dalam "lamunan" pikiran Anda; tetapi harus ada suatu langkah-langkah kongkrit yang sudah terencana dengan baik, dan itu harus segera dilaksanakan dengan penuh semangat berkobar-kobar...dengan penuh hasrat membara seorang sukses. Jadi, sukses tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi memang sudah harus Anda rencanakan sebelumnya.

Salam Luar Biasa Prima!

Saturday, May 19, 2007

MENGUBAH KEBIASAAN, PERLU KOMITMEN BESAR...

Banyak sekali orang gagal dalam mencapai apa yang mereka inginkan, gagal dalam cita-citanya. Mereka tidak yakin dengan dirinya sendiri, tidak yakin bahwa dirinya mampu mendapatkan, dan tidak ulet dalam mencoba mendapatkan sesuatu keinginannya. Mereka bisa saja sudah menetapkan tujuan, namun hanya "setengah hati" saat berusaha mencapainya, sehingga hasilnyapun juga "setengah-setengah" atau bahkan tidak memperoleh hasil sama sekali. Sebaliknya, ada orang yang mempunyai tujuan dan keinginan jelas serta tetap berpegang teguh dan ulet dalam menjalaninya, maka dia akan sanggup melewati segala macam rintangan dalam mewujudkan cita-citanya.
*
Sebenarnya, mereka "yang gagal" dalam mencapai tujuannya atau pun mereka "yang sukses" meraih cita-citanya adalah dipengaruhi oleh yang namanya "kebiasaan". Mereka yang selalu gagal dalam meraih keinginannya, biasanya juga mempunyai "kebiasaan gagal", yaitu mental gampang menyerah, mudah putus asa, senang mencari alasan-alasan yang mendukung kegagalannya, selalu menyalahkan kondisi dan situasi yang tidak cocok; pada dasarnya mereka ini senang mencari "kambing hitam" untuk mendapatkan pengakuan, bahwa bukanlah salah mereka jika mereka gagal, tetapi karena keadaannya tidak memungkinkan bagi mereka untuk mencapai tujuannya. Tipe gagal seperti ini selalu punya kebiasaan menyalahkan sesuatu hal di luar dirinya, dan malu mengakui bahwa kesalahan terletak pada dirinya.

Demikian juga sebaliknya, mereka yang selalu sukses dalam menggapai cita-citanya, adalah orang-orang yang sudah terbiasa berpikir dan bertindak secara sukses, mereka sudah mempunyai "kebiasaan sukses". Orang-orang dengan tipe sukses selalu berusaha dengan gigih mencari jalan dalam mencapai apa tujuannya dan benar-benar mempunyai keinginan luar biasa prima untuk meraih cita-citanya. Tipe seperti mereka ini tidak suka mencari-cari kesalahan di luar dirinya sendiri, jika mereka gagal dalam meraih sesuatu, maka mereka pasti akan selalu mencari pemecahannya, bagaimana caranya agar tujuannya benar-benar bisa diraih dengan sukses gemilang; dan mereka tidak akan pernah mencari "kambing hitam" untuk alasan kegagalannya.

Manusia adalah makhluk kebiasaan. Oleh karena itu tidak mudah untuk mengubah sebuah kebiasaan menjadi sebuah kebiasaan yang lain. Ini memang tidak lepas dari pengaruh kekuatan pikiran super kita. Menurut para pakar, pikiran bisa diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. "Kebiasaan" kita adalah karena diawali dengan sebuah pemikiran sadar melakukan sesuatu secara terus menerus, yang pada gilirannya menjadikan kegiatan terus menerus itu meresap masuk ke dalam "cengkeraman" pikiran bawah sadar kita. Jika sesuatu kegiatan pikiran sudah dengan "ikhlas" diterima oleh "pikiran bawah sadar", maka kita akan dikendalikan olehnya. Oleh karena itu, semua yang kita pikirkan dan kita lakukan secara sadar akan selalu sepadan dengan apa yang sudah tersimpan dengan baik di dalam "pikiran bawah sadar" kita; itulah kenapa disebut sebagai "kebiasaan". Jika sesuatu sudah menjadi sebuah kebiasaan, maka dibutuhkan tekad dan komitmen besar untuk bisa mengubah suatu kebiasaan dengan suatu kebiasaan lainnya.

Kemampuan seseorang dalam mengubah suatu "kebiasaan" merupakan syarat utama dalam mengembangkan keterampilan berpikir lainnya. Oleh karena semua pembentukan keterampilan berpikir itu pasti melibatkan "kebiasaan lama" dan "kebiasaan baru" yang tentunya lebih bermanfaat, lebih baik dan efektif. Kebanyakan orang mengeluh, bagaimana mungkin mengubah suatu kebiasaan diri sendiri? Mereka beranggapan, bahwa mereka sudah bertahun-tahun melakukan suatu kebiasaan, jadi bagaimana mungkin mereka akan bisa menggantikan kebiasaan lama mereka dengan suatu kebiasaan baru? Mereka mengeluh karena tidak tahu caranya, belum pernah mencoba berusaha secara sungguh-sungguh dan terarah.

Anda perlu tahu, bahwa "kebiasaan" sebenarnya merupakan "pola tingkah laku berulang-ulang" sehingga pikiran kita akan dengan senang merespons hal itu, kemudian secara otomatis pikiran juga senang memerintahkan kembali dengan terus menerus, yang akan berwujud sebagai tindakan. Pola pikiran yang demikian itulah menyebabkan terjadinya sebuah kebiasaan Anda. Oleh karena itu, untuk mengubah kebiasaan, Anda harus mengubah pola pikirnya terlebih dulu. Untuk itu Anda harus punya pengganti "kebiasaan lama" dengan "kebiasaan baru", sehingga itu lebih memudahkan Anda dalam proses mengubah kebiasaan; dibandingkan jika Anda hanya ingin menghapus atau menghilangkan kebiasaan tanpa penggantian dengan memberikan penggantinya. Pikiran kita tidak bisa menghapus sepenuhnya pola-pola mental kebiasaan. Tetapi jika kita terus menerus memasukkan pola-pola alternatif dengan kuat untuk ditanamkan, maka pola terakhir ini akan melemahkan pola-pola lama yang tidak diharapkan; kemudian tingkah laku akan mengikuti pola-pola yang baru.

Untuk menggantikan pola-pola mental lama dengan yang baru, diperlukan waktu, usaha keras, dan kedisiplinan diri. Anda juga harus membuat program "kampanye" pola-pola mental baru yang sangat menarik pikiran Anda. Oleh karena pola pikiran kita cenderung malas menerima pikiran-pikiran baru yang "biasa-biasa" saja, maka Anda harus "mengampanyekan" secara menarik dan "besar-besaran" di dalam pikiran Anda tentang pola-pola mental baru Anda itu. Anda juga harus secara sadar melakukan kontrol terhadap pola tingkah laku yang baru, apakah pola-pola baru itu sudah meresap menggantikan pola-pola lama pada diri Anda. Pokok terpenting di sini adalah, Anda harus melakukan tindakan-tindakan, segala hal terkait dengan pola-pola mental baru yang Anda inginkan; di dalam pikiran maupun yang terlihat secara fisik, secara terus menerus dan berulang-ulang. Sehingga dengan demikian pada gilirannya pola-pola mental baru tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan baru bagi Anda.

Salam Luar Biasa Prima!

Friday, May 18, 2007

KISAH AWAL JADI PENULIS BUKU "BEST SELLER"

Saya dan Sahabat Saya, Mr. Po
Saya ingin sedikit bercerita, tentang bagaimana saya sampai "terjebak" menjadi seorang Penulis Buku, dan buku tulisan saya selalu dibeli orang alias "Best Seller". Begini ceritanya. Pada tahun 2004 sebenarnya saya sudah mencoba menulis sebuah buku, dan saya coba kirimkan Naskah Calon Buku saya itu ke Penerbit ELEX MEDIA KOMPUTINDO. Ternyata sangat lama sekali (sekitar 2 bulan sejak saya kirimkan) baru ada tanggapan dari Redaksi. Waktu itu yang kontak saya lewat telepon adalah Bu Tjandra, Staf Redaksi. Beliau memberikan saran perbaikan untuk meningkatkan kualitas buku saya itu, kalau nggak salah Bu Tjandra ini menelpon saya sebanyak 2 (dua) kali, dengan beda harinya.

Kemudian, selang waktu 2 (dua) minggu, saya menerima kembali Naskah Calon Buku saya tersebut, yang sudah penuh "corat-coret" hampir di setiap halamannya. Bu Tjandra mencoba memberikan gambaran ke saya, bahwa buku yang dikehendaki oleh Penerbit semestinya "seperti begini lho". Nah, karena saya memang pada saat itu (tahun 2004) sedang sibuk-sibuknya mengurus bisnis saya yang harus semakin saya besarkan; maka saya jadi tidak punya "mood" lagi untuk "merevisi" Naskah Calon Buku saya tersebut, bahkan saya sudah buang Naskah itu beserta segala "corat-coret" di dalamnya. Lalu saya dengan cepat melupakannya, tidak ingin menulis buku lagi...lha wong baru menulis pertama kali, kok gak diterima langsung oleh Penerbit, ya..sudah, saya jadi malas untuk memulai lagi. (Ceritanya saya "ngambek", "nggondhok" gitu... semestinya kan nggak boleh gitu ya...)

Setelah "gagal" jadi Penulis, saya hanya fokus memikirkan berbagai bisnis yang harus saya kendalikan, supaya tidak "kacau" lagi seperti pada saat terjadi krisis moneter atau "Krismon". Nah, akhirnya saya benar-benar melupakan hal yang berkaitan dengan tulis-menulis itu...sampai bertahun-tahun kemudian....

Dan, singkat-ceritanya...kalau tidak salah ingat nih ye...pada bulan Juli 2006, jadi kurang lebih 2 (dua) tahun setelah saya membuang Naskah Calon Buku saya, gara-gara "ngambek" sama Redaksi Penerbit ELEX MEDIA KOMPUTINDO....

Pada bulan Juli 2006 itu, saya menghadiri sebuah Seminar yang diselenggarakan oleh Success Power Indonesia, dan waktu itu sebagai Pembicaranya adalah seorang Pakar Komunikasi dan Trainer di Bidang Public Speaking yaitu: Drs. Ponijan Liaw, MBA, M.Pd atau lebih ngetop dipanggil dengan Mr. Po... Seminarnya saat itu bertempat di Hall Rumah Makan di Kawasan Bukit Golf Ciputra, Surabaya. Topiknya waktu itu: KOMUNIKASI YANG BERHASIL...

Dan, sesuatu terjadi di sana...bukan materi seminarnya, tetapi sebelum seminar dimulai; diadakan acara Makan Siang bersama Pembicara bagi Peserta Seminar VVIP. Di sinilah sebuah "transformasi diri" tiba-tiba saya rasakan. Pembicara Seminar, yaitu Drs. Ponijan Liaw, MBA, M.Pd atau Mr. Po, duduk di sebelah kiri saya; mengajak berbincang-bincang dengan ramah, bercerita tentang bagaimana dia dulu memulai menulis buku, yang juga diterbitkan oleh ELEX MEDIA KOMPUTINDO...dan lain-lain cerita ringan seputar kisah para penulis buku.

Nah, ternyata saya begitu meresapi "obrolan" dengan Mr. Po ini. Benar-benar saya resapkan, semua kisah tentang suka-duka para penulis buku. Saya mencoba mengambil hikmah positif dari kisah Mr. Po, dan apalagi, setelah saya ceritakan bahwa saya juga pernah menulis buku pada tahun 2004, tapi ditolak Penerbit ELEX MEDIA KOMPUTINDO; dan saya merasa "kapok", "jerah"... eehh dia malah ketawa, katanya, "Ditolak berapa kali sih kok sudah kapok?" Wah, mau jawab berapa kali ya enaknya, saya merenung sebentar. Saya berpikir, jika saya jawab baru ditolak sekali...wah saya malu, masak ditolak sekali saja sudah mundur, sudah kapok. Maka, saya jawab waktu itu, kalau Naskah Calon Buku saya itu sudah "bolak-balik" dikembalikan ke saya sebanyak 4 (empat) kali...padahal sebenarnya baru sekali saja dikembalikan ke saya lho (maaf ya Mr. Po...terpaksa "bohong" ke Anda...gara-gara rasa malu neh...hehehe)

Nah, di sini Mr. Po memberikan Motivasi ke saya, lha baru dikembalikan 4 X saja kok sudah nyerah (padahal saya sudah nyerah saat naskah saya dikembalikan...ya cuma sekali itu..hehe..). Beliau ini begitu antusias memberikan arahan ke saya untuk menjadi Penulis; dan yang penting lagi bagi saya adalah: saya merasakan ketulusan hatinya saat memberikan motivasi untuk terus menulis pada diri saya. Inilah sebuah "transformasi diri" yang saya rasakan...kembali punya hasrat membara untuk bisa jadi Penulis Top.

Yaa...hasrat membara atau "passion" inilah yang mengubah saya, yang sudah malas untuk menulis buku...menjadi sangat bersemangat tinggi untuk segera menghasilkan karya tulisan di buku, sehingga bisa dibaca oleh banyak orang, bisa berbagi dengan sangat banyak kalangan masyarakat. Ini yang saja jadikan sebagai "pemicu" untuk terus melanjutkan menulis buku-buku untuk umum. Dan, memang motivasi dari Mr. Po sungguh meresap di hati-sanubari saya, karena saya merasakan ketulusan yang mendalam dari beliau ini saat memberikan wejangan agar saya juga bisa jadi Penulis yang dikenal minimal se-antero Indonesia.

Akhirnya, jadilah saya kembali menulis buku dengan topik lain lagi, karena Naskah Lama yang ditolak Penerbit "sudah raib" entah ke mana. Dan, secara berturut-turut terbitlah buku-buku saya, yang sejak saya kirimkan lagi ke Penerbit ELEX MEDIA KOMPUTINDO, bisa langsung diterbitkan...tanpa harus direvisi "bolak-balik" ke saya; seperti pada umumnya Penulis Baru jika mau menerbitkan bukunya lewat Penerbit dalam Kelompok GRAMEDIA ini. Nah, saya tidak pernah mengalami revisi naskah pada saat saya kirimkan Naskah Calon Buku Pertama saya pada Awal September 2006.

Selanjutnya, Penerbit ELEX MEDIA KOMPUTINDO me-launching Buku Pertama saya yang berjudul "The Touch of Super Mind" di Jakarta, pada tanggal 22 Oktober 2006...dan...pada Awal November 2006, Buku Pertama saya ini naik Cetakan Kedua...sungguh Luar Biasa Prima! Karena saya sendiri belum sempat sekali pun ke Jakarta terkait dengan Buku Pertama saya tersebut, tapi Buku itu sudah "jalan dengan sendirinya".

Kemudian buku-buku saya semakin mudah saja untuk diterima oleh Penerbit. Buku Kedua saya berjudul "Super Mind for Successful Life" juga sudah diterbitkan pada Akhir Pebruari 2007, dan katanya juga sudah naik Cetakan Kedua pada Awal Maret 2007. Kemudian Buku Ketiga saya dengan judul "The 21 Principles to Build and Develop Fighting Spirit" pasti diterbitkan pada Awal Juni 2007.

Kisah saya jadi Penulis Buku-Buku Nasional ini bukan untuk pamer atau riya', tetapi semata-mata untuk berbagi dengan Anda yang membacanya. Siapa tahu bisa membawa manfaat bagi Anda, khususnya yang ingin jadi Penulis Top juga. Begitu lho...

Salam Luar Biasa Prima!

SIAPA PENENTU SUKSES ANDA?...

Tidak mudah untuk meraih dan mendapatkan sukses. Tentu Anda seringkali mendengar orang mengatakan hal itu. Dan ungkapan itu memang benar adanya, tidak gampang untuk bisa menjadi orang sukses. Tidak semua orang bisa merasakan suatu kesuksesan dalam kehidupan ini. Kesuksesan hanya akan hadir kepada diri orang-orang tertentu, orang-orang yang punya "daya tarik" kuat terhadap "sukses"; sehingga "sukses" tersebut akan mendatanginya dengan suka rela.

Jika saya katakan seperti tersebut di atas, bahwa "sukses" hanya mendatangi orang-orang yang punya "daya tarik" terhadap "sukses", apakah Anda percaya? Kalau saya tanya, "Siapakah penentu sukses Anda?" Saya yakin, kedua pertanyaan saya tersebut pasti Anda jawab secara positif dan optimis. Pertanyaan pertama, pasti Anda jawab "Ya", Anda percaya bahwa sukses hanya datang kepada orang yang mempunyai "magnet sukses", sehingga kekuatannya akan bisa menarik "sukses" untuk mendatanginya. Dan, pertanyaan kedua pasti Anda jawab "Diri Saya Sendiri", ya...penentu sukses Anda adalah diri Anda sendiri. Saya sangat yakin, setiap orang kalau ditanya, "Siapakah penentu sukses?"; pasti jawabannya adalah "Diri Sendiri".

Kedua jawaban optimis yang Anda berikan ini, pasti juga sama dengan jawaban dari sebagian besar orang di muka bumi ini. Yang menjadi masalah sekarang adalah, kenapa banyak orang sudah mempunyai jawaban positif dan optimis, yang sama dengan Anda; tetapi dalam menjalani kehidupannya ternyata masih banyak pula yang tidak sukses. Bahkan mereka justru sering mengalami kegagalan, kemunduran, sengsara, dan tidak mendapatkan kebahagiaan? Inilah keadaan realita kehidupan yang masih banyak menimpa sebagian besar manusia yang harus kita renungkan.

Mengapa mereka tidak berhasil menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup? Apa sesungguhnya yang menjadi penghalang jalan menuju sukses tersebut? Saya juga sangat tahu dan maklum, bahwa mereka pun pasti selalu memanjatkan do'a, memohon kepada Tuhan, agar diberikan kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Tetapi kenapa seakan-akan Tuhan tidak segera mengabulkan do'a mereka?

Sebaliknya, Anda juga bisa melihat kenyataan pada diri orang-orang sukses. Saya yakin do'a yang dipanjatkan ke Tuhan oleh orang sukses ini, juga tidak jauh berbeda dengan do'a orang lain pada umumnya. Semua do'a semestinya berisi keinginan positif yang diharapkan akan dikabulkan oleh Tuhan. Lalu, Anda melihat perbedaannya, yaitu: setiap do'a dari orang sukses terkesan selalu dikabulkan oleh Tuhan Allah. Tuhan tidak pernah menolak do'a dari orang sukses. Mengapa? Apakah Tuhan itu Dzat yang senang "pilih kasih" terhadap manusia? Mengapa ada orang gagal dan ada orang sukses? Mengapa orang gagal lebih banyak jumlahnya dari pada orang sukses?

Saya ingat wejangan seorang Ulama Sepuh, bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mau mengubah nasibnya sendiri. Sebagaimana ada di dalam Al-Qur'an, Surat Ar-Ra'd, ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". Ini merupakan bukti, bahwa Tuhan menjadikan manusia "bebas berbuat dan memilih", "tidak dipaksa dan tidak pula dilakukan oleh Tuhan". Ini berarti, manusia itu memainkan peran penting dalam menentukan takdirnya sendiri. Di dalam Al-Qur'an, Surat Al-Muddatstsir, ayat 37 - 38 juga ada terjemahan sebagai berikut, "(yaitu) bagi siapa saja di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya".

Ayat tersebut di atas memberikan gambaran sangat jelas, bahwa kita diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk memilih apa pun keinginan kita sendiri, untuk maju ataukah mundur, dan setiap orang dari kita ini juga harus bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan, apa pun pilihan kita. Jadi di sini sudah jelas maknanya, bahwa manusia harus merencanakan kehidupannya sendiri, akan menjadi seperti apa nantinya.

Manusia harus membuat suatu rencana hidupnya di masa depan. Dalam pengertian ini, Tuhan hanya bertindak menjadi "fasilitator" bagi manusia untuk menggapai tujuan hidup manusia itu sendiri. Sesungguhnya Tuhan akan dengan murah hati mengikuti apapun keinginan manusia tersebut. Ini sebuah cuplikan firman Tuhan, "Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku".

Oleh sebab itu, jika Anda ingin sukses, karena penentu sukses adalah diri Anda sendiri; maka Anda harus mau membentuk dan mengembangkan jiwa sukses ini di dalam diri Anda sendiri. Anda harus ada keinginan sekaligus kemauan untuk menjadi sukses. Keinginan dan kemauan untuk sukses itu sebuah pijakan; yang harus Anda tidak lanjuti dengan suatu perencanaan matang untuk meraih sukses dan mendapatkannya. Di dalam pelaksanaan meraih sebuah kesuksesan, Andapun harus mempunyai sikap ulet, tahan banting, dan pantang menyerah. Sebab jika tidak begitu, Anda akan mudah untuk berkata "Saya Gagal".

Tuhan adalah Dzat yang Maha Pemurah dan Maha Kaya, dan Dia jelas menginginkan setiap manusia ciptaan-Nya bisa sukses dan bahagia dalam hidupnya. Semuanya diserahkan oleh Allah kepada manusia sendiri untuk mengurus dirinya secara bebas, Allah hanya "melegitimasi" saja terhadap setiap upaya yang telah dilakukan oleh manusia, termasuk Anda. Tuhan mengharapkan setiap manusia mempunyai kesadaran tentang kewajiban sukses dalam hidup ini. Kesadaran tentang kewajiban sukses inilah yang harus kita pahami lebih dalam lagi. Oleh karena Andalah sang penentu kesuksesan, Andalah pengambil keputusan bagi kesuksesan diri Anda sendiri; sedangkan Tuhan selalu mengikuti apa pun yang diinginkan oleh manusia. Kesadaran akan sukses ini sangat penting peranannya di dalam kehidupan setiap orang, jika orang itu memang menginginkan sukses.

Salam Luar Biasa Prima!

Thursday, May 17, 2007

PENTINGNYA MELATIH PIKIRAN DENGAN BENAR

THINKS!
Anda pasti tahu makhluk yang bernama komputer, bukan? Nah, pikiran manusia ini jauh lebih hebat dari komputer, tetapi pikiran mempunyai sifat-sifat seperti sebuah komputer, yaitu Anda bisa membuat suatu program apapun di pikiran Anda yang secara fisiknya tersimpan di dalam otak Anda. Anda bisa memrogram "komputer" pikiran Anda untuk berurusan secara efektif dengan orang-orang lain, membuat pengaruh, memilih pekerjaan yang tepat, memilih teman hidup yang tepat, menjadi bahagia maupun memperoleh kekayaan.

Ketahuilah, bahwa dalam jangka waktu tertentu, masing-masing dari kita akan menjadi tepat seperti "apa yang kita programkan ke dalam pikiran kita". Seorang yang bahagia dan sejahtera, pasti telah "memrogramkan bahagia dan sejahtera" ke dalam pikiran di otaknya. Demikian juga dengan orang yang menyedihkan, dia pasti memberikan perintah pemrograman kepada pikirannya untuk "menjadikannya tidak bahagia, tidak sejahtera, tidak menonjol, berkelas rendah, membosankan dan banyak lagi program negatif" yang ditanamkan ke dalam otaknya.

Seperti halnya sebuah komputer, pikiran Anda akan selalu siap melakukan apa saja yang Anda perintahkan kepadanya, karena di dalamnya sudah ada program-program yang telah Anda "install". Anda tinggal "click" saja ke program tadi, maka itu akan jalan dengan sendirinya. Pikiran Anda akan selalu patuh kepada Anda. Oleh karena itu, programlah pikiran Anda dengan software kebahagiaan dan kemakmuran, maka Anda akan menikmati kesuksesan hidup. Penting untuk Anda ketahui yaitu, semakin sering Anda menggunakan pikiran Anda, maka semakin kuatlah pikiran tersebut; tidak peduli Anda menggunakannya dengan baik atau buruk, tetap saja dia semakin bertambah kuat; lebih kuat "baik" atau lebih kuat "buruk".

Sudah sangat banyak bukti, yang menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kapasitas pikiran jika kita menggunakannya untuk berpikir secara terus menerus, dan berulang-ulang, dan itu bisa pada semua aspek apapun yang membutuhkan pemikiran kita...dan memang tidak ada sebuah aspek pun yang tidak membutuhkan pikiran kita. Segala apapun kejadian di muka bumi ini pastilah hasil dari sebuah pikiran, karena Tuhan adalah Sang Maha Pemikir, maka apapun ciptaanNya pastilah dianugerahi kekuatan pikiran.

Melatih pikiran adalah sangat penting, karena banyak orang membatasi kekuatan pikirannya, dengan suatu anggapan bahwa kekuatan pikiran itu sangat tergantung pada keturunan, tergantung pada faktor genetika belaka. Memang kenyataan adanya faktor keturunan sudah pasti ada, tetapi yang saya maksudkan di sini adalah, janganlah kita selalu berlindung di balik "faktor keturunan" ini untuk tidak melakukan apa-apa dengan kekuatan pikiran kita. Lepas dari yang namanya "faktor keturunan" ini, kita sebenarnya sangat bisa untuk bertindak meningkatkan kekuatan pikiran dari waktu ke waktu. Seperti halnya dengan jantung, paru-paru, hati maupun otot-otot kita lainnya; fungsinya pasti meningkat setelah kita berlatih olah raga dengan program teratur.

Demikian juga dengan "otot-otot" pikiran di otak kita, pasti juga akan meningkat kekuatannya untuk kita gunakan berpikir, jika kita terus melatihnya dari waktu ke waktu. Biasakanlah memikirkan hal apapun untuk suatu tujuan yang baik, ini akan semakin membuat pikiran Anda "bertambah kuat" dan "cepat tanggap". Pikiran kita pasti lebih terampil lagi untuk berpikir, karena keterampilan pikiran itu berbanding lurus dengan penggunaannya dari waktu ke waktu. Sebaliknya jika kita sangat jarang menggunakan kekuatan pikiran kita, maka otomatis kekuatan pikiran kita juga semakin lemah, dan semakin tidak terampil untuk berpikir.


Salam Luar Biasa Prima!

Wednesday, May 16, 2007

FENOMENA PEMECAHAN MASALAH DALAM TIM

KERJASAMA & SALING MELENGKAPI

Anda pasti sering mendengar atau membaca "Tim" ini di berbagai kesempatan. Memang istilah "Tim" ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Jadi konsep "Tim" bukanlah suatu konsep baru-baru ini, meskipun baru belakangan ini sangat "santer" didengung-dengungkan banyak pihak, khususnya para Eksekutif Perusahaan. Di setiap organisasi atau pun perusahaan apa pun dan dimana pun selalu mempunyai suatu tim tertentu. Sebenarnya sebuah tim dibentuk agar bisa membantu pihak management dalam hal memecahkan suatu masalah atau problem-problem yang terjadi; dengan cara men-desentralisasikan pengambilan keputusan sampai di tingkat tim. Tetapi ternyata di "lapangan" banyak ditemukan kendala, karena kebanyakan suatu tim hanya melakukan sebagian proses kerja, sehingga kurang dapat melihat kepentingan organisasi secara menyeluruh.

Kebanyakan dari sisi pola pikir anggota tim adalah berusaha menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin, kemudian mereka menyerahkannya ke bagian lain untuk ditindaklanjuti. Kendala dalam proses berpikir masing-masing anggota tim inilah yang sering menyebabkan tim tidak bisa bekerja secara optimal, sehingga berakibat kurangnya kepercayaan pihak management terhadap fungsi suatu tim; karena menganggap tim tidak mampu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Pola berpikir masing-masing anggota tim inilah yang semestinya perlu disinergikan terlebih dulu, sehingga proses pemecahan masalah bisa menghasilkan suatu keputusan sesuai tujuan organisasi.

Di dalam teori pemecahan masalah, sebenarnya ada dua macam proses berpikir yang kita kenal, yaitu berpikir convergent dan berpikir divergent. Kedua macam proses berpikir ini berbeda sifatnya dalam hal menangani dan memecahkan suatu permasalahan. Dalam hal pemecahan masalah di suatu organisasi, umumnya menggunakan pendekatan kedua macam cara berpikir tersebut. Menurut teori berpikir kelompok (tim), pada umumnya orang berada pada alur berpikir convergent (sifatnya mengurangi, menciptakan gambaran lebih sempit dan lebih rinci sebelum bertindak) dan sedikit sekali rasa percaya diri atas kemampuan berpikirnya. Akibatnya, mereka cenderung menerima pendapat, pandangan dan cara bertindak yang diusulkan oleh kelompok minoritas yang punya pengaruh besar; tidak peduli apakah mereka tahu yang dibicarakan ataukah tidak.

Kebanyakan orang seringkali terjebak dalam mekanisme berpikir kelompok ini, bahkan banyak orang siap meninggalkan pandangannya, dan sering menerima "fakta-fakta salah", jika suatu ide itu dilontarkan oleh kelompok minoritas yang punya pengaruh kuat. Hal inilah yang biasa dinamakan "kebodohan kolektif", yaitu sebuah kebodohan melibatkan orang-orang cerdas yang sebenarnya bisa berpikir dan bertindak secara efektif, tetapi karena tuntutan lingkungannya akhirnya menyebabkan mereka memperlihatkan respons yang bodoh dan tidak produktif.

Proses berpikir yang berhubungan dengan pemecahan masalah, selain berpikir convergent, yang satu lagi disebut berpikir divergent, merupakan kebalikan dari convergent. Berpikir divergent bersifat memperluas gambaran suatu masalah, menyatakan masalah dalam bentuk beraneka ragam, mempertimbangkan dan melihatnya dari berbagai sudut pandang berbeda, mengumpulkan lebih banyak fakta dan ide-ide.

Kedua macam cara berpikir yaitu, berpikir convergent maupun divergent sama-sama punya peranan penting dan efektif dalam suatu pemecahan masalah. Tetapi yang paling penting dalam proses memecahkan suatu masalah adalah mengetahui kapan saat harus menyempitkan suatu masalah (convergent) dan kapan waktunya untuk memperluas dan melebarkannya (divergent). Hal ini penting untuk Anda ketahui, oleh karena pada umumnya orang punya kecenderungan untuk memilih pada satu macam cara berpikir saja.

Jika orang dengan gaya berpikir divergent, maka dia akan banyak mengeluarkan ide-ide baru dan mengembangkan pandangannya dengan sangat flexible; tetapi lebih sering dia tidak mampu menyelesaikan masalah, sebab dia kesulitan memperkecil suatu masalah secara efektif.
Sebaliknya, seorang dengan gaya berpikir convergent, seringkali melompati berbagai kesimpulan yang seharusnya juga dipertimbangkan, dan mengambil keputusan dengan cepat tanpa berupaya menelusuri dari berbagai macam sudut pandang suatu masalah, sering mengabaikan pengembangan permasalahan. Kebiasaan pemikir convergent adalah selalu mempersempit dan menyederhanakan setiap informasi dan cepat mengambil keputusan penyelesaian masalah, sehingga tidak dapat mengeluarkan ide-ide dan pandangan-pandangan baru dan segar.
Semestinya jika Anda terlibat dalam suatu organisasi atau kelompok apapun, hendaknya bisa menggabungkan cara berpikir convergent dan divergent tersebut, kemudian menggunakannya secara flexible menurut kebutuhan situasi dan kondisinya pada saat itu.

Di setiap organisasi, khususnya organisasi yang sudah lama berdiri, umumnya sudah terbentuk sebuah adat kebiasaan. Yaitu sebuah cara mengerjakan hal-hal yang bisa diterima para anggotanya, dan disebutnya dengan "cara yang benar". Seringkali prosedur, tata tertib atau peraturan yang dianggap layak dan benar dalam sebuah organisasi, dapat hidup dan bertahan karena cocok bagi orang-orang yang melaksanakan, daripada karena keefektifan dalam memperoleh hasil yang diharapkan sebuah organisasi.

Sebuah organisasi biasanya memberikan sejumlah persepsi kepada anggotanya tentang kaidah, norma, nilai-nilai, hadiah dan hukuman. Hal itu biasanya punya pengaruh sangat kuat terhadap orang-orang yang bekerja. Sehingga akhirnya, keterlibatan mereka untuk mau berpikir kreatif, membuat pembaharuan, pemecahan problem dengan logis dan mendukung pendekatan-pendekatan baru; akan sangat bergantung pada "apakah pemimpinnya memberikan hadiah ataukah memberikan hukuman". Seringkali iklim organisasi menghadiahi kepatuhan, kesamaan / kesesuaian, dan pemecahan problem secara convergent; sebaliknya juga akan memberikan hukuman pada ketidak patuhan, ketidak sesuaian / ketidak samaan atau bahkan suatu keberanian ambil resiko yang tidak sukses untuk pembaharuan, pasti akan mendapatkan hukuman.

Organisasi seperti ini punya kecenderungan semakin berkurang membantu perkembangan pembaharuan dan semakin mengekang kemunculan sebuah kreativitas, sehingga tinggal menunggu waktu saja untuk kehancurannya. Padahal, dari sudut pandang sebuah organisasi, suatu usaha pembaharuan yang kreatif itu sebenarnya sebagai proses untuk mencari cara-cara baru, pemikiran-pemikiran baru, dan tentu lebih baik dalam rangka mencapai tujuan yang lebih berharga; sehingga dengan demikian akan mendatangkan keuntungan lebih besar lagi bagi organisasi tersebut.

Di suatu organisasi yang sudah memiliki tingkat pemberdayaan tinggi, dan memiliki budaya kepercayaan yang tinggi; suatu tim bisa mempunyai kewenangan mengevaluasi kinerjanya sendiri. Oleh karenanya, tim memiliki kekuasaan cukup besar untuk mengambil sejumlah keputusan penting terkait dengan pekerjaannya. Di sini tim menjalankan berbagai fungsi kepemimpinan dan management seperti merencanakan, menetapkan tujuan, menyusun jadwal dan anggaran, merencanakan pelatihan, serta bertanggung jawab terhadap produk maupun jasa yang dihasilkannya; bahkan tim sudah semestinya juga bertanggung jawab terhadap pelanggan dari organisasi tersebut.

Dalam budaya organisasi semacam itu, suatu tim yang "solid" bahkan bisa mengubah peranan management puncak untuk menjadi "katalisator" dan "fasilitator"; sehingga dengan demikian mereka kini bisa terlepas dari persoalan rutinitas organisasi, yang pada gilirannya nanti pihak management dapat menggunakan waktunya untuk memikirkan hal-hal yang lebih strategis.

Penting untuk Anda ingat di sini adalah, bahwa dalam proses memecahkan suatu masalah di dalam suatu tim organisasi, hendaknya bisa menggabungkan cara berpikir convergent dan divergent secara ideal, sehingga tidak akan terjadi "dead lock" dalam pengambilan keputusan yang tepat, yang nantinya bisa menyebabkan organisasi tersebut mengalami "stagnasi" tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Di sini lah sebenarnya peran kekuatan pikiran super (super mind power) bisa dimanfaatkan oleh masing-masing orang di dalam proses pemecahan masalah itu. Jika Anda termasuk di dalamnya, cobalah memanfaatkan kekuatan imajinasi kreatif Anda, biarkan kekuatan pikiran super membimbing Anda. Buatlah gambaran positif secara utuh tentang proses pemecahan masalah yang sudah berhasil dengan cemerlang dan sudah menghasilkan suatu keputusan-keputusan luar biasa prima. Jangan terlalu memikirkan situasi dan kondisinya saat ini. Buatlah terlebih dulu "film sukses" Anda dalam proses pemecahan masalah tadi dengan penuh keyakinan, maka setelahnya Anda akan benar-benar berhasil memecahkan masalah yang sebenarnya.
*
Salam Luar Biasa Prima!

MEMBENTUK KONSEP DIRI LEBIH BAIK

INNER BEAUTY
Untuk membentuk Konsep Diri menjadi lebih baik lagi, maka lebih dulu Anda harus mengetahui hal apa yang mempengaruhi Konsep Diri. Anda harus tahu bahwa konsep diri dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
  • Cita-cita Diri
  • Citra Diri
  • Harga Diri

Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan / keinginan pribadi, dan itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Anda, orang tua, teman ataupun tetangga. Hal ini biasanya akan sangat kuat pengaruhnya terhadap Anda di masa depan. Seringkali terjadi bahwa cita-cita diri Anda bukanlah merupakan cita-cita pribadi Anda. Tetapi karena itu sudah terjadi dan Anda jalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat ini sudah terjadi. Misalnya, Anda tidak ada cita-cita untuk menjadi seorang dokter, tetapi karena orang tua Anda sangat menginginkan punya anak seorang dokter, maka akhirnya di dalam perjalanan pendidikan Anda sudah terarah untuk menjadi dokter, dan menjadi kenyataannya sekarang. Nah, ini tidak mungkin Anda ubah secara fisik. Anda pasti ya tetap menjadi seorang dokter, insinyur atau guru dan lainnya lagi. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi Anda, jadi jangan terlalu dipikirkan. Kehidupan Anda sejatinya tidak harus terkait dengan berbagai sebutan-sebutan profesi awal Anda. Tetapi penting di sini dipahami, bahwa kehidupan pribadi Anda sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri Anda yang Anda yakini, yaitu Citra Diri.

Citra Diri ini perlu dipahami lebih dulu maknanya, karena merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Dari sini Anda membangun sebuah gambaran tentang diri Anda, yang menurut keyakinan Anda benar. Citra Diri sebenarnya adalah "Konsepsi Anda sendiri mengenai seperti apakah diri Anda sebenarnya".


Seringkali keyakinan Anda tentang diri Anda itu salah; dan sesungguhnya itu memang salah. Tetapi yang sering terjadi di sini adalah "Anda telah bersikap seakan-akan semua itu adalah benar". Anda bisa menjadikan hal itu sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, kesialan, ketidakmujuran. Semuanya tergantung pada apa yang akan Anda lakukan terhadap citra di dalam diri Anda; citra yang merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan.

Untuk mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri; Anda harus bersedia menggunakan kekuatan pikiran super Anda ini dan mau bekerja keras dengan sebuah wawasan baru, sebuah cara pandang dan cara berpikir baru.

Satu hal yang harus Anda miliki, itu adalah keyakinan. Semoga Anda memilikinya, karena kalau soal satu ini saya tidak bisa membantu Anda. Anda harus memiliki keyakinan cukup untuk melakukan mau melakukan perbaikan di dalam diri Anda sendiri, agar manfaatnya bisa segera Anda rasakan secara nyata dalam bentuk fisik.

Kembali kepada "citra diri"; lebih lanjut, semua tindakan dan emosi kita akan selalu konsisten dengan citra diri kita. Anda akan bertindak sesuai dengan macam pribadi yang menurut pikiran Anda adalah Anda. Anda tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin Anda melatih seluruh daya kemampuan Anda. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya "tipe orang gagal", maka pasti dirinya akan menemukan cara untuk mendapatkan kegagalan; biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan bukti bahwa dia memang selalu ditimpa kesialan atau kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu mencoba berusaha agar berhasil.

Hal penting untuk selalu diingat, adalah: Citra diri merupakan batu fondasi sekaligus tiang penyanggah untuk seluruh kepribadian kita. Secara harfiah, batu fondasi dan tiang penyanggah masih memungkinkan untuk direnovasi, diubah sesuai kehendak kita. Begitu pula halnya dengan citra diri.

Satu hal kebenaran mendasar yang perlu Anda pahami, yaitu: citra diri bisa diubah. Orang tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah citra dirinya; dan memulai hidup baru yang lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil risiko.

Sesungguhnya Anda bisa mengubah citra diri Anda. Oleh karena pada umumnya orang jarang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaiannya atas diri sendiri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri.

Perubahan pasti memerlukan waktu dan usaha. Sangat diperlukan kesabaran dan ketekunan Anda sehingga segalanya akan berjalan lancar. Kalau Anda menggunakan keyakinan secara positif, Anda pasti bisa mengubah citra diri Anda untuk menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan. Sebagaimana Aldous Huxley; seorang pujangga besar Inggris mengatakan bahwa, "Hanya ada satu sudut di alam semesta yang pasti akan bisa Anda perbaiki; itu adalah diri Anda sendiri".

Saya ingat sebuah kalimat suci yang menyebutkan, bahwa "Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia, sampai manusia itu mau mengubah nasibnya sendiri". Sebuah nasehat dari Nabi, yang luar biasa sekali untuk Anda resapkan ke dalam pikiran dan sanubari Anda.

Pokok terpenting di sini adalah: "Anda memang harus ada keinginan dan kemauan sendiri untuk bisa berubah lebih baik". Orang lain, bahkan Tuhanpun tidak bisa menjadikan diri Anda lebih baik, jika Anda tidak ada keinginan disertai kemauan kuat untuk benar-benar mau berubah lebih baik.

Hal ketiga yang mempengaruhi Konsep Diri adalah Harga Diri. Seberapa besar Anda bisa memberikan penghargaan kepada diri Anda sendiri akan menentukan seberapa tinggi harga diri Anda. Jika Anda seringkali sangat tidak menghargai diri sendiri, menganggap remeh diri sendiri. Maka orang lainpun bisa dipastikan tidak dapat menghargai Anda sebagaimana mestinya. Citra Diri Anda juga sangat kuat pengaruhnya terhadap Harga Diri Anda. Oleh karena itu, langkah awal yang harus Anda perhatikan adalah bagaimana membentuk citra diri lebih baik, sehingga harga diri Anda pasti ikut menjadi lebih baik lagi.

Keberhasilan Anda dalam memperbaiki atau membentuk kembali Konsep Diri yang benar sesuai keinginan Anda, sangat ditentukan oleh sikap Anda pribadi. Sikap adalah tidak lebih dari kebiasaan berpikir dan kebiasaan itu dapat diperoleh, sehingga sikap itu dapat dibentuk dan dipelajari. Sikap yang sehat secara pasti akan membimbing Anda menuju kesuksesan. Sikap yang sehat harus terus menerus dipupuk dan dibiasakan dalam keseharian.

Sekarang saatnya bagi Anda untuk mulai membentuk citra diri lebih baik, yaitu dengan mengubah cara berpikir Anda yang lama, menjadi cara berpikir baru dan memikirkan cara-cara baru dalam memandang segala hal yang ada di sekeliling Anda. Mengubah cara berpikir bukanlah dengan agama atau kurikulum pendidikan, tetapi dengan jalan mengubah diri, melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri, memahami sepenuhnya siapa diri kita; termasuk unsur penunjang kehidupan diri kita. Para ahli sepakat bahwa perbaikan keadaan mental, dapat dicapai dengan mengubah pikiran tidak sehat menjadi sehat.

Ingatlah nasehat bijak ini: "Anda pasti bisa, jika Anda pikir Anda bisa", kata Norman Vincent Peale, seorang pemikir terkemuka dunia. Dia meyakinkan kepada kita semua, bahwa Anda pasti bisa melakukan keinginan Anda; jika Anda berpikir Anda bisa melakukannya. Tetapi nasehat ini menurut saya masih kurang lengkap; jadi perlu saya tambahkan satu phrase kalimat yaitu: "... dan ada kemauan kuat dari dalam diri Anda sendiri". Lebih lengkapnya saya tulis begini: "Anda pasti bisa, jika Anda pikir Anda bisa; dan ada kemauan kuat dari dalam diri Anda sendiri". Itulah nasehat bagus, yang saya lengkapi agar bisa Anda pahami maknanya dengan lebih jelas.

Dari kalimat nasehat di atas, jelas sekali saya tunjukkan kepada Anda, bahwa untuk bisa berubah, disamping harus punya keinginan sendiri disertai kepercayaan pikirannya; seseorang juga harus punya kemauan sendiri yang kuat – untuk berubah; bukan hanya berpikir bahwa dia bisa berubah. Saya pikir, jika tidak ada kemauan diri sendiri yang kuat, orang pasti akan sulit berubah ke arah lebih baik.

Salam Luar Biasa Prima!