Sebagai owner perusahaan atau jika Anda masuk di posisi manajemen perusahaan, maka tidak bisa tidak, Anda harus bisa membuat suatu perumusan tentang kedisiplinan pegawai di perusahaan Anda. Satu hal utama masalah sumber daya manusia adalah DISIPLIN PEGAWAI. Bagaimanakah tingkat disiplin pegawai di perusahaan Anda? Kapan, mengapa, dan bagaimanakah disiplin itu harus ditegakkan? Disiplin pegawai ini merupakan tugas manajerial yang sulit dan paling kurang disukai.
Bidang disiplin, berdasarkan sifatnya, adalah dinamis, selalu ada perubahan menyesuaikan perkembangan perusahaan, dan tidak ada jawaban akhir. Kunci untuk mengetahui kapan harus menegakkan disiplin, terletak dalam penentuan jenis masalah prestasi kerja pegawai, yang dapat dimotivasi perbaikannya dengan disiplin.
Tindakan disiplin diambil bagi pelanggaran pegawai, yang sudah jelas memiliki kapasitas dan kemampuan untuk memperbaikinya. Kriteria pelanggaran disiplin dapat ditunjukkan seperti berikut ini:
- Pegawai sudah mengetahui, atau dapat diharapkan cukup mengetahui, hal apa yang dituntut dalam pekerjaan.
- Pegawai mampu melaksanakan apa yang diharuskan.
- Pegawai memilih untuk bekerja dalam suatu cara lain dari yang diharuskan.
Hal tersebut bisa untuk mendeteksi bidang "abu-abu" pekerjaan, apakah ini suatu keadaan dimana pegawai TIDAK DAPAT bekerja, atau TIDAK MAU bekerja? Jika ternyata pegawai TIDAK DAPAT bekerja, maka tindakan sanksi disiplin adalah tidak tepat. Para pegawai biasanya tidak dapat bekerja karena ketidakmampuan, masalah-masalah pribadi, atau disebabkan faktor-faktor lain yang berpengaruh negatif terhadap prestasi kerja.
Dalam keadaan kondisi seperti ini, diperlukan suatu pendekatan lain yang bukan sanksi disiplin yaitu, seperti penyuluhan, pelatihan, pengalihan tugas, atau penurunan pangkat adalah tindakan-tindakan tepat dan dapat didukung. Sebaliknya, jika pegawai TIDAK MAU bekerja, maka sepantasnya diperlukan tindakan sanksi disiplin.
Pada banyak kasus, hanya dengan menunjukkan pelanggaran peraturan kerja atau perilaku yang mempengaruhi prestasi kerja, sudah cukup untuk membuat pegawai memperbaiki keadaan kinerjanya. Dalam keadaan lain, perilaku yang tidak dapat diterima, mungkin akan terus berkembang menjadi suatu pola pelanggaran. Jika hal ini terjadi, maka penyuluhan secara formal dapat dilakukan sebagai berikut:
- Panggil pegawai Anda secara pribadi.
- Tunjukkan pelanggaran peraturan kerja atau perilaku salah yang sedang terjadi.
- Dengarkan penjelasan pegawai Anda.
- Jelaskan secara ringkas, tentang perilaku yang diperlukan dan mengapa.
- Tentukan batas waktu untuk meninjau kembali prestasi kerja.
Penyuluhan seperti ini, dan dokumentasi yang berkaitan TIDAK BOLEH DIHUBUNGKAN dengan tindakan disiplin di masa datang. Tujuan langkah penyuluhan ini adalah untuk menciptakan suatu standar dasar prestasi kerja. Dan, dokumentasi penyuluhan ini dipakai sebagai suatu penggambaran khusus tentang prestasi kerja pegawai bersangkutan, yang diperlukan di tempat kerja; tidak boleh dianggap sebagai surat peringatan tertulis!
Tujuan sanksi-sanksi disiplin adalah untuk memperingatkan pegawai dengan jelas, tentang perilaku yang diharuskan, dan akibat-akibat pelanggaran yang terus berlanjut; serta sebagai KOREKSI dengan peringatan yang jelas tentang apa yang diperlukan, dan akibat-akibat ketidakpatuhan.
Masalah disiplin adalah masalah pegawai yang harus dipecahkan, dicarikan jalan keluarnya. Pihak owner dan manajemen perlu mengingat, bahwa mereka tidak dapat membuat seorang pegawai bekerja dengan efektif! Tetapi yang bisa membuat bekerja dengan efektif adalah pegawai itu sendiri! Pegawai harus memahami, bahwa sebagai hasil pelanggarannya, dia telah berada di suatu JALAN MENUJU PEMECATAN. Meskipun demikian, pegawai dapat mengubah jalan ini kapan saja, sesuai dengan pilihannya sendiri.
Disamping itu, jika kebijakan disiplin telah jelas diumumkan, maka setiap pegawai yang melanggar kebijakan pasti mengetahui bahwa dia telah mengundang resiko tindakan sanksi disiplin. Pegawai membuat pilihan-pilihan dan menanggung resikonya, yaitu untuk memecahkan masalah dan mencari jalan keluarnya atau mempertaruhkan pekerjaan masa depan. Fokus tindakan disiplin adalah pada perilaku yang diperlukan bagi prestasi kerja efektif, bukan pada pegawai secara pribadi!
Berikut ini ada beberapa petunjuk yang dapat mencegah pelanggaran-pelanggaran disiplin kerja, sebelum pelanggaran itu terjadi:
- Perumusan peraturan kerja. Apakah peraturan kerja perusahaan Anda telah jelas? Apakah hubungan antara peraturan dan kegiatan kerja dapat terlihat efektif? Apakah perilaku pegawai benar-benar jelas? Apakah peraturan tersebut telah adil bagi setiap pegawai tanpa kecuali? Apakah peraturan kerja secara berkala ditinjau kembali sehubungan dengan kegiatan kerja yang berubah secara dinamis?
- Penyebaran peraturan kerja. Para pegawai harus diberitahu tentang peraturan kerja ini secara lisan dan tulisan, dengan mengumumkannya di tempat tertentu. Peraturan yang diumumkan harus tetap dapat dicapai pada lokasi tertentu, dan dianggap sebagai undang-undang dasar di tempat kerja. Semua pegawai harus diberi pengarahan tentang peraturan kerja di perusahaan Anda.
- Penegakan peraturan kerja. Tegakkan semua peraturan dengan segera, dan konsisten tanpa diskriminasi! Jika pegawai Anda terkena tindakan disiplin, tinjau kembali, dan akui kemajuannya secara tertulis. Pengakuan demikian merupakan suatu insentif terhadap perbaikan kinerja. Memang diakui, bahwa tidak semua peraturan kerja dapat diumumkan, dan juga tidak semua bentuk pelanggaran dapat diantisipasi. Meskipun demikian, peraturan kerja yang diumumkan harus menjelaskan, bahwa setiap pelanggaran, yang tentu saja otomatis mempengaruhi prestasi kerja pegawai bersangkutan atau pegawai lainnya; maka itu dapat menimbulkan tindakan disiplin sampai pemecatan!
Semoga tulisan saya di atas tersebut dapat memberikan tambahan wacana yang membuat Anda selaku owner atau pun manajemen perusahaan bisa menjadi lebih bijak dan tegas, dalam mengelola sumber daya manusia di perusahaan Anda. Semua demi kebaikan bersama, buat Anda, perusahaan Anda, maupun pegawai Anda.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
1 comment:
OK Mas Nano, mungkin juga pemeliharaan iklim kerja yang guyub dan produktif (agar selalu menjadi super team) perlu juga selalu dijaga.
Selain itu juga masalah leadership yang pas untuk kondisi perusahaan pada waktu tertentu. kadang kadang kita membutuhkan leader, tetapi yang kita dapatkan adalah “majikan”. Ini agak menyulitkan iklim kerja.
Djoko Dwijono
Post a Comment