Selamat Datang di Blog WURYANANO

Silakan Anda membaca Artikel di Blog ini dengan rileks, tidak perlu terburu-buru. Banyak Artikel menarik dan bermanfaat buat peningkatan kualitas hidup Anda.

Silakan Anda menuliskan komentar atau pendapat di masing-masing Artikel yang telah Anda baca. Pendapat Anda akan semakin menambah perspektif bagi kita semua.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog Saya ini. Terima kasih sudah mau berbagi lewat komentar atau pendapat Anda di sini.


NOTES:

Blogspot Saya ini SUDAH TIDAK AKTIF sejak 5 Desember 2012. Tulisan Saya tentang Berita Kampus SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College menerima Kunjungan dari Kementerian Pendidikan Malaysia adalah sebagai penutup untuk Blogspot ini. Untuk membaca TULISAN Saya, Anda dapat mengunjungi Blog Saya di PORTAL BISNIS INDONESIA.

Thursday, January 17, 2008

Hubungan STRATEGI KOMPETITIF Dan PRAKTIK MANAJEMEN SDM


Dear All,


Tulisan ini masih berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia, yang harus Anda ketahui sebagai bahan perencanaan Anda dalam merancang kemenangan perusahaan di kancah persaingan pasar bebas pada saat ini. Semoga bisa membantu.


Untuk dapat bersaing lebih efektif dalam pasar yang saat ini sangat menuntut, sebuah perusahaan harus membuat strategi yang jelas, yang ditopang oleh praktik-praktik sumber daya manusia secara terkoordinasi. Jika perusahaan ingin mendapatkan keuntungan di pasar, mereka umumnya menggunakan tiga strategi kompetitif: penurunan biaya, perbaikan kualitas, dan inovasi.


Dan, ketiga strategi tersebut akan menjadi paling efektif jika dikoordinasikan secara sistematis dengan praktik-praktik manajemen sumber daya manusia. Penting dipahami, bahwa strategi kompetitif yang berbeda, memerlukan ketrampilan dan perilaku yang berbeda pula dari pegawai.


Praktik-praktik sumber daya manusia ini meliputi: perencanaan personalia, penempatan staf, penilaian, kompensasi, pelatihan dan pengembangan, serta hubungan perburuhan. Dalam hal ini, perusahaan dapat memperbaiki lingkungan untuk keberhasilan dalam memilih praktik-praktik sumber daya manusia yang konsisten, dengan didukung oleh strategi kompetitif yang dipilih.


Untuk mendapatkan keuntungan yang kompetitif atas para pesaingnya, maka perusahaan harus membuat pilihan-pilihan strategi, yang mana setiap pilihan strategi itu mempunyai implikasi luas bagi praktik-praktik sumber daya manusia.


Para pegawai tentu memperlihatkan beragam sifat yang berhubungan dengan pekerjaan. Pada umumnya mereka ini tidak bersifat alami, tetapi mengikuti suatu rangkaian. Strategi yang dijalankan perusahaan harus menanamkan dan mengundang sifat-sifat para pegawai, yang paling mendukung strategi tersebut. Hal tersebut bisa saya coba jelaskan seperti berikut ini:



  1. Strategi penurunan biaya. Ini suatu upaya untuk berada dalam posisi atas, dengan menjadi industri penghasil yang berbiaya paling rendah. Produktivitas adalah sasaran utama, dengan pengendalian ketat, pembatasan biaya tambahan (overhead), serta penghematan di segala bidang. Perusahaan dengan strategi penurunan biaya ini, memerlukan pegawai dengan perilaku yang secara relatif berulang-ulang dan dapat diduga. Pegawai harus memusatkan perhatiannya pada hasil-hasil jangka pendek, dan mereka harus bekerja secara otonomi. Berkaitan dengan ini, maka pertama kali pegawai harus fokus pada kuantitas, baru kemudian fokus ke kualitas. Mereka ini tidak boleh berani ambil resiko, dan harus segan mencari tanggung jawab besar. Mereka juga harus tertarik pada stabilitas kerja, dan tidak tertarik pada perubahan. Oleh karena itu, kriteria jabatan dan jenjang karier harus terfokus secara sempit!

  2. Strategi perbaikan kualitas. Ini akan membantu perusahaan: 1) membentuk reputasi karena keandalan dan kualitas; 2) memperbaiki efisiensi kerjanya. Perusahaan harus mendapatkan komitmen dari para pegawai untuk terus menerus meningkatkan kualitas. Kualitas menjadi lebih penting dibandingkan dengan kuantitas. Untuk mencapai kualitas, para pegawai harus sangat menyadari proses, bagaimana perusahaan membuat produk atau jasa itu. Pegawai harus cukup tertarik untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar, dan fokus pada hasil jangka menengah, yaitu ketika kualitas mulai mendatangkan hasil!

  3. Strategi inovasi. Ini dirancang untuk membedakan produk atau jasa perusahaan dari produk atau jasa pesaingnya. Keharusan dari strategi ini adalah untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang unik! Kondisi yang menimbulkan kreativitas dan inovasi harus diciptakan, baik secara formal melalui kebijakan perusahaan maupun secara informal. Pegawai harus diberi lebih banyak keleluasaan untuk bekerja sendiri, melakukan eksperimen. Dalam hal ini, kegagalan harus diizinkan, dan sekali waktu dihargai. Pengendalian perusahaan dalam hal ini harus fleksibel. Oleh karena itu, perusahaan dengan strategi inovasi ini perlu pegawai yang sangat kreatif dan fleksibel terhadap perubahan serta hal-hal yang tidak dapat diduga. Pegawai juga harus cukup memperhatikan kualitas dan kuantitas produksi. Fokus harus sama antara proses menghasilkan produk atau jasa dan pencapaian hasil. Pegawai harus memiliki fokus jangka panjang, karena hasil inovasi seringkali tidak segera terlihat langsung.



Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

5 comments:

Anonymous said...

Mas Nano yang mulia,
A GOOD ARTICLE, motivating..!
Mohon maaf merepotkan, jika berkenan membuka kembali archive message wash your hand, silahkan, monggo mas Nano.

salam kompak, ceria dan bahagia.

harry 'uncommon' purnama

Anonymous said...

Dear Pak Nano,

Artikel ini sungguh luar biasa. Sangat memotivasi, terutama bagi saya pribadi yg tengah membangun usaha jg...

oh ya, website bapak saya link di blog saya ya?

oh ya, kalau bapak bersedia, kiranya mau memberikan endorsment untk buku pertama saya? Naskah selesai edit akhir bulan ini.

Terima kasih,

Salam Sukses luar biasa!

Afra Mayriani
www.aframayriani.wordpress.com

Anonymous said...

Pak Wuryanano,
Terimakasih, Tulisan ini telah membuka mata saya dan tentunya rekan2 lain yang sedang merintis usaha sendiri.

Karena yang paling sulit dalam membuat dan mengelola sebuah usaha/perusahaan adalah dalam hal management/mengelola SDM.

Strive for Excellence !
Ellies Sutrisna

Blog : bookwritersecret.blogspot.com
Website : www.jurusjitu.com

Anonymous said...

Salam Luar biasa,

3 strategi yang sangat membantu.

regards,
Ferdynando

---------------------------------Anda punya blog atau referal dg link kepanjangan? Dapatkan 3 domain www. .co.cc gratis di www.ferdynando.co.cc

Anonymous said...

(Dikutip dari: Harian RADAR Banjarmasin, Jum’at, 4 Januari 2008, dengan judul asli: Strategi Evaluasi Milenium III – Matinya Ilmu Administrasi & Manajemen).

Matinya Ilmu Administrasi dan Manajemen
(Satu Sebab Krisis Indonesia)
Oleh Qinimain Zain

FEELING IS BELIEVING. C(OMPETENCY) = I(nstrument) . s(cience). m(otivation of Maslow-Zain) (Hukum XV Total Qinimain Zain).

INDONESIA, sejak ambruk krisis Mei 1998 kehidupan ekonomi masyarakat terasa tetap buruk saja. Lalu, mengapa demikian sulit memahami dan mengatasi krisis ini?

Sebab suatu masalah selalu kompleks, namun selalu ada beberapa akar masalah utamanya. Dan, saya merumuskan (2000) bahwa kemampuan usaha seseorang dan organisasi (juga perusahaan, departemen, dan sebuah negara) memahami dan mengatasi krisis apa pun adalah paduan kualitas nilai relatif dari motivasi, alat (teknologi) dan (sistem) ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Di sini, hanya menyoroti salah satunya, yaitu ilmu pengetahuan, sistem ilmu pengetahuan. Pokok bahasan itu demikian penting, yang dapat diketahui dalam pembicaraan apa pun, selalu dikatakan dan ditekankan dalam berbagai forum atau kesempatan membahas apa pun bahwa untuk mengelola apa pun agar baik dan obyektif harus berdasar pada sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan. Baik untuk usaha khusus bidang pertanian, manufaktur, teknik, keuangan, pemasaran, pelayanan, komputerisasi, penelitian, sumber daya manusia dan kreativitas, atau lebih luas bidang hukum, ekonomi, politik, budaya, pertahanan, keamanan dan pendidikan. Kemudian, apa definisi sesungguhnya sebuah sistem, sistem ilmu pengetahuan itu? Menjawabnya mau tidak mau menelusur arti ilmu pengetahuan itu sendiri.

Ilmu pengetahuan atau science berasal dari kata Latin scientia berarti pengetahuan, berasal dari kata kerja scire artinya mempelajari atau mengetahui (to learn, to know). Sampai abad XVII, kata science diartikan sebagai apa saja yang harus dipelajari oleh seseorang misalnya menjahit atau menunggang kuda. Kemudian, setelah abad XVII, pengertian diperhalus mengacu pada segenap pengetahuan yang teratur (systematic knowledge). Kemudian dari pengertian science sebagai segenap pengetahuan yang teratur lahir cakupan sebagai ilmu eksakta atau alami (natural science) (The Liang Gie, 2001), sedang (ilmu) pengetahuan sosial paradigma lama krisis karena belum memenuhi syarat ilmiah sebuah ilmu pengetahuan. Dan, bukti nyata masalah, ini kutipan beberapa buku pegangan belajar dan mengajar universitas besar (yang malah dicetak berulang-ulang):

Contoh, “umumnya dan terutama dalam ilmu-ilmu eksakta dianggap bahwa ilmu pengetahuan disusun dan diatur sekitar hukum-hukum umum yang telah dibuktikan kebenarannya secara empiris (berdasarkan pengalaman). Menemukan hukum-hukum ilmiah inilah yang merupakan tujuan dari penelitian ilmiah. Kalau definisi yang tersebut di atas dipakai sebagai patokan, maka ilmu politik serta ilmu-ilmu sosial lainnya tidak atau belum memenuhi syarat, oleh karena sampai sekarang belum menemukan hukum-hukum ilmiah itu” (Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1982:4, PT Gramedia, cetakan VII, Jakarta). Juga, “diskusi secara tertulis dalam bidang manajemen, baru dimulai tahun 1900. Sebelumnya, hampir dapat dikatakan belum ada kupasan-kupasan secara tertulis dibidang manajemen. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan, merupakan suatu ilmu pengetahuan yang masih muda. Keadaan demikian ini menyebabkan masih ada orang yang segan mengakuinya sebagai ilmu pengetahuan” (M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, 2005:19, Gajah Mada University Press, cetakan kedelapan belas, Yogyakarta).
Kemudian, “ilmu pengetahuan memiliki beberapa tahap perkembangannya yaitu tahap klasifikasi, lalu tahap komparasi dan kemudian tahap kuantifikasi. Tahap Kuantifikasi, yaitu tahap di mana ilmu pengetahuan tersebut dalam tahap memperhitungkan kematangannya. Dalam tahap ini sudah dapat diukur keberadaannya baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Hanya saja ilmu-ilmu sosial umumnya terbelakang relatif dan sulit diukur dibanding dengan ilmu-ilmu eksakta, karena sampai saat ini baru sosiologi yang mengukuhkan keberadaannya ada tahap ini” (Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, 2005:18-19, PT Refika Aditama, cetakan ketiga, Bandung).

Lebih jauh, Sondang P. Siagian dalam Filsafat Administrasi (1990:23-25, cetakan ke-21, Jakarta), sangat jelas menggambarkan fenomena ini dalam tahap perkembangan (pertama sampai empat) ilmu administrasi dan manajemen, yang disempurnakan dengan (r)evolusi paradigma TOTAL QINIMAIN ZAIN (TQZ): The Strategic-Tactic-Technique Millennium III Conceptual Framework for Sustainable Superiority, TQZ Administration and Management Scientific System of Science (2000): Pertama, TQO Tahap Survival (1886-1930). Lahirnya ilmu administrasi dan manajemen karena tahun itu lahir gerakan manajemen ilmiah. Para ahli menspesialisasikan diri bidang ini berjuang diakui sebagai cabang ilmu pengetahuan. Kedua, TQC Tahap Consolidation (1930-1945). Tahap ini dilakukan penyempurnaan prinsip sehingga kebenarannya tidak terbantah. Gelar sarjana bidang ini diberikan lembaga pendidikan tinggi. Ketiga, TQS Tahap Human Relation (1945-1959). Tahap ini dirumuskan prinsip yang teruji kebenarannya, perhatian beralih pada faktor manusia serta hubungan formal dan informal di tingkat organisasi. Keempat, TQI Tahap Behavioral (1959-2000). Tahap ini peran tingkah-laku manusia mencapai tujuan menentukan dan penelitian dipusatkan dalam hal kerja. Kemudian, Sondang P. Siagian menduga, tahap ini berakhir dan ilmu administrasi dan manajemen akan memasuki tahap matematika, didasarkan gejala penemuan alat modern komputer dalam pengolahan data. (Yang ternyata benar dan saya penuhi, meski penekanan pada sistem ilmiah ilmu pengetahuan, bukan komputer). Kelima, TQT Tahap Scientific System (2000-Sekarang). Tahap setelah tercapai ilmu sosial (tercakup pula administrasi dan manajemen) secara sistem ilmiah dengan ditetapkan kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukumnya, (sehingga ilmu pengetahuan sosial sejajar dengan ilmu pengetahuan eksakta). (Contoh, dalam ilmu pengetahuan sosial paradigma baru milenium III, saya tetapkan satuan besaran pokok Z(ain) atau Sempurna, Q(uality) atau Kualitas dan D(ay) atau Hari Kerja - sistem ZQD, padanan m(eter), k(ilogram) dan s(econd/detik) ilmu pengetahuan eksakta - sistem mks. Paradigma (ilmu) pengetahuan sosial lama hanya ada skala Rensis A Likert, itu pun tanpa satuan). (Definisi klasik ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur. Paradigma baru, TQZ ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara teratur membentuk kaitan terpadu dari kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum yang rasional untuk tujuan tertentu).

Bandingkan, fenomena serupa juga terjadi saat (ilmu) pengetahuan eksakta krisis paradigma. Lihat keluhan Nicolas Copernicus dalam The Copernican Revolution (1957:138), Albert Einstein dalam Albert Einstein: Philosopher-Scientist (1949:45), atau Wolfgang Pauli dalam A Memorial Volume to Wolfgang Pauli (1960:22, 25-26).

Inilah salah satu akar masalah krisis Indonesia (juga seluruh manusia untuk memahami kehidupan dan semesta). Paradigma lama (ilmu) pengetahuan sosial mengalami krisis (matinya ilmu administrasi dan manajemen). Artiya, adalah tidak mungkin seseorang dan organisasi (termasuk perusahaan, departemen, dan sebuah negara) pun mampu memahami, mengatasi, dan menjelaskan sebuah fenomena krisis usaha apa pun tanpa kode, satuan ukuran, struktur, teori dan hukum, mendukung sistem-(ilmu pengetahuan)nya.

PEKERJAAN dengan tangan telanjang maupun dengan nalar, jika dibiarkan tanpa alat bantu, membuat manusia tidak bisa berbuat banyak (Francis Bacon).

BAGAIMANA strategi Anda?

*) Qinimain Zain – Scientist & Strategist, tinggal di Banjarbaru – Kalsel, e-mail: tqz_strategist@yahoo.co.id (www.scientist-strategist.blogspot.com)