1. Salah Strategi Pemasaran
- Di perusahaan Saya ada beberapa divisi, salah satunya adalah Divisi Marketing. Nah, dulunya divisi ini membangun strategi pemasarannya untuk penjualan, tanpa menerima masukan (input) dari pelanggan (customer). Akibatnya konsep pemasarannya tidak berkaitan dengan customer. Sehingga menyebabkan hal-hal fundamental yang menggerakkan customer untuk mau membeli produk, menjadi tidak dipahami.
2. Tidak Menguasai Peta Kompetisi
- Dulu, Saya memang tidak mengerti bahwa sangat penting untuk menguasai "peta kompetisi" ini. Karena ternyata "peta kompetisi" ini merupakan hal sangat vital dan tidak boleh kita tinggalkan pada saat menyusun strategi pemasaran agar berhasil dalam penjualan. Dengan "peta kompetisi", kita jadi tahu, siapa saja perusahaan kompetitor pasar kita. Tahu keunggulan dan kelemahan mereka. Sehingga kita bisa mengantisipasinya secara dini.
3. Kesalahan Motivasi
- Setiap orang di Divisi Pemasaran semestinya memang diberikan motivasi tinggi untuk berhasilnya penjualan produk perusahaan. Dengan motivasi diri yang bagus, maka mereka akan mampu menjalankan tugas untuk mencapai tingkat penjualan sesuai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dengan motivasi tinggi, mereka tidak akan mudah patah semangat.
4. Lambat Merespons Prospek
- Setiap orang di Divisi Pemasaran harus menguasai seluruh informasi tentang produk yang dipasarkan...tidak boleh tidak! Perusahaan memang harus membuat pedoman tentang "product knowledge" agar setiap orang, khususnya di Divisi Pemasaran memahami dengan benar tentang produk yang dipasarkannya tersebut. Dengan demikian informasi yang dibutuhkan oleh customer, saat itu juga bisa dipenuhi, sehingga mereka bisa langsung me-respons prospek.
5. Memakai Pesan Generik
- Jika kita memberikan pesan yang sifatnya terlalu umum atau generik atas suatu produk, maka seringkali justru membuat customer tidak paham tentang kehebatan dan keunikan produk kita, karena mereka hanya mengetahui sedikit sekali. Oleh karena itu, kita harus memberikan informasi yang rinci/detil tentang produk kita...sehingga semakin banyak dan detil informasi produk ke customer, maka pihak customer juga akan makin tinggi pula kecenderungannya untuk membeli produk...animo customer untuk membeli semakin bagus.
6. Komunikasi / Informasi / Pesan Tidak Tepat Sasaran
- Keunggulan dan keunikan suatu produk semestinya bisa digambarkan maupun dituliskan dengan gambar dan bahasa yang mudah dipahami oleh customer...jika kita membuat sebuah brosur, pamflet, flyer, spanduk, dll. Jika pesan yang kita sampaikan ke customer itu tidak dipahaminya, maka bersiap-siaplah untuk banyak menerima complain dari customer. Semestinya pesan itu disampaikan secara jelas dan lengkap, sehingga customer bisa memahami secara mudah dan mendalam tentang produk kita.
6 comments:
Dear Pak Wuryanano,
Bagus sekali Pak, tulisannya menambah wawasan saya di bidang pemasaran. Terima kasih banyak ya Pak Guru.
Saya ingin bertanya nih Pak, tentang point no.1 (strategi pemasaran).
Berikut kutipan tulisan Bapak : "1. Salah Strategi Pemasaran Di perusahaan Saya ada beberapa divisi, salah satunya adalah Divisi Marketing. Nah, dulunya divisi ini membangun strategi pemasarannya untuk penjualan, tanpa menerima masukan (input) dari pelanggan (customer). Akibatnya konsep pemasarannya tidak berkaitan dengan customer. Sehingga menyebabkan hal-hal fundamental yang menggerakkan customer untuk mau membeli produk, menjadi tidak dipahami."
Pertanyaannya adalah:
1. Sampai seberapa lama strategi marketing itu kita gunakan sebelum kita sadar strategi itu adalah salah? (apakah menunggu 1 tahun, lalu kita evaluasi parameternya, setelah salah, kita rubah.. atau as soon as possible ??)
2. Kapan waktu terbaik untuk menerima input dari customer? (apakah sewaktu di prospek, atau setelah membeli produk kita, atau setelah dia menjadi pelanggan setia kita??)
Itu saja Pak Guru, jawabannya sangat saya nantikan .. Bisa JAPRI, atau bisa juga di milis (siapa tahu rekan lain juga pengen tahu jawabannya)..
Wassalam,
Irwin Juliandi Zubir
http://www.irwinjuliandi.com
http://abuafra.wordpress.com
Phone: 021-70991001
Y!M: irwinjz
Gtalk: abu.afra@gmail.com
Thank a lot atas sharingnya pak Nano, sangat bermanfaat. Masih banyak dari kita masih menganggap kurang pentin urusan pemasaran, terutama bagi yang baru memulai bisnis, kayak saya.
Boleh ada penjabaran lebih detil gak pak, terutama untuk 'know-how' nya seperti kesalahan pertama yang tidak mengandalkan masukan dari pelanggan, apakah dengan memberikan questioner atau melakukan survey tersendiri dll. Maklum bener2 belum maksimal nih pemasarannya.
Atau ada juga gak nanti sharing kebalikan dari kesalahan tersebut yaitu strategi yang benar dalam pemasaran. Ups, ini termasuk rahasia dapur perusahaan gak ya ? hehe.
Wassalam.
Eko June
www.ekojune.com | YM : eko_juna
Salaam...
Buat Mas Irwin dan Mas Eko June,
Trims atas tanggapannya. Dan, banyak juga pertanyaan sama tentang kesalahan pemasaran saya yang di nomer satu, sebagian lewat "japri". Tapi saya pikir lebih baik saya posting umum di milis TDA ini aja, biar semua rekan tahu juga, yang tanya atau nggak tanya silakan baca aja ya..hehehe.. . tapi nggak maksa baca kok...
Awal terjadinya kesalahan tsb begini, karena saya dulu berpikir bahwa saya lah yang harus menciptakan keinginan dan kebutuhan customer...nah, mungkin saya kelewat "pedhe" kali ya, sehingga setelah saya amati...itu jelas merupakan sebuah kesalahan dalam pemasaran. Hehehe...ternyata "pedhe" itu juga ada batas-batasnya yaa...
Nah, berkaitan dengan pertanyaan dari Mas Irwin dan Mas Eko June, saya coba berikan jawabannya begini:
1. Memang sebaiknya jika kita segera tahu kesalahan pemasaran, ya segera saja diperbaiki.. .as soon as posible..begitu. Tapi saat itu, karena saya terlalu "pedhe" tsb, maka setelah lewat 6 (enam) bulan baru sadar...kok antara pemasukan dan pengeluarannya, gak sesuai harapan...gak sesuai teori saya untuk memperoleh pemasukan sebesar-besarnya, dengan pengeluaran sekecil-kecilnya. .. (kan memang mesti gitu ya)
2. Soal memperoleh input dari customer, bisa kita lakukan kapan pun, dimana pun, dengan cara apa pun... Bisa kita buatkan questioner, polling, survey. Bisa juga kita sekedar ngajak bicara dengan calon customer/prospek besar, tentang produk kita...buat feedback ke kita. Dan, kita sebaiknya juga mendatangi khususnya ke pelanggan setia kita buat cari feedback tentang kepuasan pelanggan.
3. Nah, jika ingin berhasil, maka sebaiknya kita melakukan kebalikan dari kesalahan-kesalahan pemasaran tsb. Kan itu mudah saja, tinggal lakukan sebaliknya.. .pasti hasilnya lebih positif dan bagus.
4. Yang saya tuliskan tsb, mungkin juga masih kurang. Karena saya mengalaminya yaa sebatas itu saja. Jadi jika rekan-rekan ingin lebih mendalami pemasaran, yaa mesti belajar sendiri ya ke pakar pemasaran...hehehe... lha saya kan dokter hewan...gak nyambung yaa..hwekekekek. ..
Btw, saya berdo'a semoga rekan-rekan, khususnya yang baru mulai berbisnis, tidak sampai terjebak dengan kesalahan-kesalahan pemasaran yang pernah saya lakukan tsb. Dengan kata lain, kita boleh saja "pedhe"..tetapi mesti diingat, bahwa pedhe" itu juga ada batas-batasnya...apalagi di dunia bisnis...
Jadi mesti selalu berusaha belajar terus menerus untuk mengembangkan bisnis kita ini. Jangan pernah berhenti belajar!
Sekian dulu, wabillahi taufiq wal hidayah...
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Wuryanano
Wah, ilmu yang sangat berguna buat saya Pak, yang masuh start-up.
Terima kasih sharing-nya Pak.
Arief Fajar Nursyams
pengalaman pribadi memang paling pas kalo diceritakan … saya tunggu cerita2 lainnya pak …
sukses terus ya pak …
Priyo Husodo
sekarang jadi karyawan
pengen mulai usaha sendiri
tapi tak punya keberanian
takut salah..
takut gagal...
takut malu...
takut... takut... takut
ada tips-nya
Post a Comment