Pernah kah terpikir oleh Anda, bahwa Anda memiliki WAKTU untuk bersenang-senang? Atau apakah Anda termasuk orang yang tidak pernah bersantai? Tidak pernah rileks? Apakah Anda orang yang tidak pernah meluangkan waktu untuk bepergian sekedar untuk bersenang-senang?
Banyak orang di dunia ini tidak memiliki panduan yang mengajarinya bagaimana cara bersantai. Mereka ini bahkan sering menganggap KERJA adalah HOBI. Mereka ini sangat senang bekerja non-stop untuk mencapai tujuan dan imbalan yang sebenarnya tidak jelas. Jika mereka tidak sibuk bekerja, mereka akan merasa cemas dan tertekan.
Yang mengherankan, pada umumnya figur seperti ini dikagumi, dipuja, dihargai, dan membuat orang lain merasa iri karena mereka ini terkesan bisa melakukan segalanya. Mereka selalu datang ke rapat-rapat panitia atau ke berbagai pertemuan bisnis. Satu hal yang mungkin tidak diketahuinya adalah, bahwa apa yang dilakukannya itu bisa berpotensi menjadi sumber kehancuran dirinya maupun keluarganya.
Mereka yang selalu berpacu ini, biasanya penuh dengan ketidaksabaran, menuntut diri sendiri maupun orang lain, dengan harapan-harapan yang tidak realistis, bahkan sering tidak mungkin dicapai. Dan, jika mereka gagal mencapai apa yang dicita-citakan, mereka menemui kesulitan mencari teman untuk berbagi kesedihannya.
Hal ini karena gengsinya yang sudah terlanjur tinggi, akibat banyaknya pujian maupun penghargaan yang mereka terima dari lingkungannya. Atau bisa jadi, ini disebabkan sewaktu masa anak-anak, mereka dilatih untuk mandiri terlalu dini...hehehe... Sehingga saat dia dewasa menjadi merasa terlalu mandiri gitu, merasa nggak butuh bantuan orang lain, bahkan sering menganggap, orang lain lah yang butuh bantuannya, tanpa dia, maka orang lain nggak bisa maju.
Orang-orang semacam ini, umumnya memiliki lebih dari sebuah rencana kerja, bisa dua - tiga, atau beberapa rencana cadangan yang siap untuk mereka realisasikan. Tetapi hal itu seringkali jarang mereka jalankan semuanya. Akhirnya itu hanya mebuang-buang waktu dan energi pikiran...justru menjadikannya semakin buruk.
Ada hal yang selalu membuat geli saya, yaitu ada orang yang selalu serius menghadapi apa saja. Tidak peduli apakah hal itu ringan atau berat, orang ini selalu saja serius saat menghadapinya, sehingga seringkali menjadi tidak tanggap terhadap lingkungan tempat hidupnya...tidak bisa berempati lagi pada orang-orang di sekelilingnya.
Orang-orang semacam inilah yang disebut sebagai gila kerja, pecandu kerja atau workaholic, yang disebabkan oleh komitmen berlebihan terhadap uang, dan rencana yang muluk-muluk, atau bisa jadi juga karena mereka tidak mampu mengenali kekurangannya sendiri. Sehingga mereka menjadikan KERJA sebagai PELARIAN.
Tetapi anehnya lagi, kita bahkan seringkali justru menyanjung-nyanjung para workaholic ini, kita justru memberikan salut kepada mereka para pecandu kerja ini. Kita juga memberinya status oke dan menerima alasannya. Sementara pihak keluarganya tidak kebagian waktu untuk bercengkerama dengannya.
Workaholic atau gila kerja ini sudah masuk kategori penyakit kejiwaan, perasaan tertekan, tidak puas, selalu ingin sempurna menurut standarnya sendiri. Orang ini tidak mau berlibu, tidak bisa bersantai, tidak menyukai akhir pekan, dan tidak berhenti membebani dirinya dengan mengerjakan segala sesuatu sendirian saja.
Target, impian masa depan atau cita-cita memang diperbolehkan dan bahkan disarankan untuk kita buat bagi kesuksesan diri kita sendiri. Tetapi jika itu sudah menjadi obsesif, kompulsif, dan terlalu berambisi untuk mencapai sukses...itu BUKANLAH JALAN untuk mencapai kesempurnaan HIDUP.
Coba tanyakanlah kepada diri Anda sendiri, adakah WAKTU untuk BERSENANG-SENANG ?
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
2 comments:
Indonesian Small Medium Enterprise
Promosikan Produk Usaha Kecil anda di :
JARINGAN USAHA KECIL INDONESIA
Semoga info ini bermanfaat
Salam
Akbar
Wah, bahasanya kayaknya menyindir orang-orang yang gila kerja (suka kerja keras, dan para pekerja keras adalah orang-orang yang tidak pantas di tiru.
Saya sepaham, tetapi pilih mana? bekerja cerdas atau cerdas bekerja?
Ukuran kesenangan sebagai lawan dari workaholich kok sama-sama tidak positifnya?
Bukankah yang paling penting adalah keseimbangan?
Dan bukankah kesiembangan tidak hanya terkait dengan kerja dan senang-senang?
Keseimbangan membawa kita pada sebuah pemnfaatan waktu secara efektif, karena belum tentu bersenang-senang keluarga seharian adalah efektif untuk membina keluarga. Dan belum tentu kerja seharian efektif untuk menunjukkan prestasi.
Post a Comment