Selamat Datang di Blog WURYANANO

Silakan Anda membaca Artikel di Blog ini dengan rileks, tidak perlu terburu-buru. Banyak Artikel menarik dan bermanfaat buat peningkatan kualitas hidup Anda.

Silakan Anda menuliskan komentar atau pendapat di masing-masing Artikel yang telah Anda baca. Pendapat Anda akan semakin menambah perspektif bagi kita semua.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog Saya ini. Terima kasih sudah mau berbagi lewat komentar atau pendapat Anda di sini.


NOTES:

Blogspot Saya ini SUDAH TIDAK AKTIF sejak 5 Desember 2012. Tulisan Saya tentang Berita Kampus SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College menerima Kunjungan dari Kementerian Pendidikan Malaysia adalah sebagai penutup untuk Blogspot ini. Untuk membaca TULISAN Saya, Anda dapat mengunjungi Blog Saya di PORTAL BISNIS INDONESIA.

Sunday, April 27, 2008

MITOS Tentang ENTREPRENEUR Lainnya...


Dear All,


Semakin maraknya semangat entrepreneurship di negeri ini, sungguh sangat membanggakan. Berbagai macam seminar dan workshop mengenai cara-cara memulai dan mengembangkan suatu usaha sudah begitu banyak diselenggarakan. Animo masyarakat untuk mengikuti seminar dan workshop entrepreneurship, patut diacungi dua jempol tangan, sungguh menggembirakan.


Sebagai seorang entrepreneur, saya juga sering terlibat di seminar maupun workshop tentang entrepreneurship, yang saya selenggarakan sendiri, maupun yang diselenggarakan oleh institusi lain, baik institusi bisnis maupun lembaga pendidikan. Sungguh sangat menyenangkan, saya bisa ikut memberikan motivasi, wawasan dan kiat-kiat memulai sebuah bisnis mandiri.


Dalam berbagai seminar dan workshop, yang saya terlibat di dalamnya, ada satu hal menjadi perhatian saya tentang dunia entrepreneurship ini. Sebagian peserta selalu memberikan asumsi bahwa seorang entrepreneur itu adalah seorang yang mudah mencari uang dan kekayaan lainnya. Entrepreneur merupakan sosok manusia yang bisa bebas menggunakan waktunya, tanpa khawatir kehabisan uangnya. Enak ya jadi seorang entrepreneur, begitu kata mereka.


Asumsi mereka sesungguhnya benar adanya, memang enak menjadi entrepreneur. Akan tetapi, dalam pembicaraan selanjutnya timbul kesan pada diri mereka, yang menganggap bahwa seorang entrepreneur bisa dengan mudah begitu saja memperoleh kesuksesan dalam bisnisnya. Entrepreneur bisa melajukan bisnisnya secara lancar tanpa hambatan berarti. Singkatnya, menjadi seorang entrepreneur bisa saja secara INSTAN...langsung sukses! Dan, dengan cepat bisa meraih milyaran rupiah. Begitu kesan yang mereka sampaikan ke saya.


Saya mencoba memaklumi mereka tentang kesan entrepreneur instan ini, dengan menanyakan penyebab bisa memunculkan kesan instan tersebut. Mereka memberikan jawaban beragam berkaitan dengan proses instan seorang entrepreneur ini.


Sebagian dari mereka menerangkan pernah hadir di seminar dan ada testimonial atau kesaksian seorang entrepreneur muda, yang mengatakan bahwa dia memulai bisnisnya tanpa modal uang sama sekali, alias modal dengkul, dan bisnisnya jalan lancar sangat menguntungkan menghasilkan uang. Ada juga kesaksian tentang mengawali bisnisnya dengan cara membeli property seperti Ruko, Rukan atau Rumah bahkan Apartemen, juga tanpa modal uang sama sekali, bahkan dia malah dapat uang, nggak keluar uang tapi malah dapat uang. Bahkan kesaksian tentang sukses bisnis property ini sudah semakin bombastis belakangan ini.


Saya katakan kepada peserta seminar dan workshop entrepreneurship, memang mungkin saja benar kesaksian tersebut. Tetapi, saya ingatkan bahwa kesaksian tersebut saya yakin tidaklah mengungkap hal sebenarnya...di dalam prosesnya. Selalu ada yang ditutupi oleh para pemberi testimonial sukses tersebut. Mereka cenderung memberikan testimonial yang tidak sebenarnya, yang bukan kondisi proses sesungguhnya. Mereka lebih memberikan kesaksian hasil akhir saja. Para pemberi testimonial sukses ini ingin dilihat sebagai orang yang benar-benar sukses tanpa modal uang, supaya memberikan kesan WAH HEBAT... kepada peserta seminar atau workshop.


Tentu saja para peserta seminar atau workshop entrepreneurship, akan takjub dengan berbagai testimonial sukses itu, karena peserta jelas tidak tahu hal sebenarnya, bukan? Dan saya juga sangat menyayangkan, para pembicara atau trainer tentang entrepreneurship, yang memberikan contoh testimonial sukses secara TIDAK LENGKAP. Bagi saya, testimonial sukses yang dikisahkan secara tidak lengkap seperti itu, saya sebut sebagai TESTIMONIAL PALSU.


TESTIMONIAL PALSU semacam itu sangat bisa menyesatkan pikiran para calon entrepreneur, bahkan bisa membuat calon entrepreneur menjadi gampang stress. Bagaimana tidak? Testimonial palsu dari para entrepreneur pemula, yang mengatakan bahwa dia bisa tanpa modal uang sama sekali bisa berbisnis dengan hasil selalu menguntungkan, akan sangat menyesatkan calon entrepreneur, karena alasan berbisnis awal tanpa modal uang dan bisa sukses ini tidak pernah diceritakan secara lengkap.


Latar belakang si entrepreneur pemula tanpa modal uang inipun seringkali ditutupinya. Lebih sering dikatakan dia hanya berasal dari keluarga miskin-papa. Tidak pernah dikisahkan secara lengkap, bagaimana kok dia sampai dipercaya orang lain sehingga orang lain tersebut menyerahkan modal uangnya kepada dia. Siapa dibalik itu yang mendukungnya agar orang lain juga percaya kepadanya...juga tidak pernah disebutkan, mengingat dia kan barusan jadi entrepreneur...belum punya 'track record' positif dalam dunia bisnis.


TESTIMONIAL PALSU lainnya adalah tentang bisnis property seorang entrepreneur pemula, yang tanpa modal uang sama sekali, tetapi dia malah dapat uang dari hasil membeli property tanpa uang itu. Kisah ini sering ditampilkan dalam berbagai versi dengan beragam orangnya.


Intinya adalah, si entrepreneur pemula ini, yang bahkan namanya saja tidak pernah dikenal oleh dunia perbankan, begitu mudahnya memperoleh kredit dari Bank, untuk membayar property yang dibelinya, dan dia membayar angsurannya dari hasil pemasukan property nya tersebut. Jadi dia tidak pernah keluar uang sepeserpun untuk membayar angsurannya di Bank.


Inipun tidak pernah dikisahkan secara lengkap, siapa saja yang terlibat dalam proses pembelian property sampai cairnya kredit Bank; mengingat si entrepreneur pemula belum pernah dikenal namanya di dunia perbankan, yang tentu saja tidak mungkin Bank begitu saja mempercayai dia dengan mengucurkan kredit uang. Juga tidak pernah disinggung proses 'appraisal' property nya. Pokoknya hanya dikisahkan, jika mereka mengikuti cara-caranya, maka akan menuai sukses juga...dan banyak orang akhirnya menjadi kecewa!


Hal-hal semacam itulah yang sangat saya sayangkan. Memang boleh saja bermaksud untuk memotivasi semangat kewirausahaan para peserta seminar atau workshop. Tetapi jika mereka selalu memberikan testimonial palsu seperti tersebut tadi, akan sangat menyesatkan pikiran dan kejiwaan orang lain, yang belum paham betul, apa dan bagaimana sebenarnya dunia entrepreneurship itu.


Menjadi entrepreneur tanpa perlu menjalani proses belajar secara berkesinambungan, alias bisa secara instan bisa langsung sukses besar...itu adalah MITOS yang harus diwaspadai. Karena untuk menjadi seorang entrepreneur sejati itu diperlukan suatu proses yang berlandaskan kecakapan, ketrampilan, ilmu pengetahuan, latihan, disamping juga keberanian...secara berkesinambungan.



Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

6 comments:

Anonymous said...

Mas Nano.

Dalam merobah pola pikir dari kuadran kiri ke kanan saja sebetulnya sudah sangat susah. Apa lagi akan menerjunkan diri, paling nggak ya separohnya.

Banyak yang kurang bahkan tidak berhasil. Yang telah bertahun-tahun dalam convenience zone, mau bertarung dalam rimba raya pergolakan, seharusnya ya diberi informasi yang layak dan terpakai.

Yang paling penting, seperti mas Nano ucapkan tadi, perlu proses, maka ilmu buah labu perlu dipraktekan atau diberitahukan untuk dipraktekan.

Juga apa yang dikemukakan oleh raja FO dari Bandung, Bung Perri (spelling gimana ya?) di saat milad 2 TDA baru lalu. Kalau dapat dimulai berusaha dengan sebagian kecil kemampuan. Jika terjadi yang tidak diharapkan, maka tidak akan mengoyang stabilitas keuangan keluarga.

Beliau memberi contoh, bila punya uang Rp 10jt, maka yang dipakai untuk usaha cukup Rp 2-3jt saja. Ini sangat penting bagi pensiunan yang mau berlajar/memulai berbisnis.

Sebaiknya ya well informed, jangan beri yang palsu, sebab kalau kecewa, alah mak ............ bisa frustrasi nantinya. Apalagi yang mau usaha, sudah berani menggantungkan dapurnya di sana.

Salam,
Darul

Anonymous said...

Terima-Kasih atas Sharing pengetahuannya Pak

Saya setuju dengan Anda, saya pun pernah mengikuti semninar kewirausahaan baru-baru ini dan ada hal yang saya rasakan kurang yaitu dari sekian orang yang memberikan testimonial : " Mengapa yang di gembar-gemborkan hanya kesuksesannya bla...bla....."

Mendapatkan pinjaman Bank tanpa modal sepeser pun bahkan dapat "susuk", memiliki usaha di tempat A,B,C...,"

Mengapa tidak ada yang Sharing tentang segala kendala2 yang dia jalani dalam bisnis/usahanya dan bagaimana dia meng-handle semua itu sampai ke tahap "sukses"??

Bagaimana prosesnya bisa dapat pinjaman dari Bank pada awalnya yang sama sekali belum memiliki Track Record?

Kita semua tahu Bank sangatlah Selektif dalam mengucurkan dananya, kita harus punya punya jejak rekam yang bagus dst.... kalau kita sebagai entrepreneur tentunya dari Track Record bisnis yang kita geluti.

Seharusnya itu juga hal yang tidak kalah penting selain Spirit tentunya Skill Pengetahuan dan
Keterampilan adalah Penunjang yang solid pula untuk para Entrepreneur pemula (seperti saya? :D)

Melihat Orang Sukses tentu sangat menyenangkan dan memotivasi bagi para Entrepreneur pemula tapi sharinglah pula kendala/rintangan yang dialami jangan hanya Instant-nya aja, seperti yang Pak Wuryanano
katakan "itu menyesatkan" betul sekali....

Akhirnya para Entrepreneur pemula yang diketahui hanyalah gampang dan manisnya padahal menurut saya
suatu kesuksesan itu melalui Tahap, kerja keras,Belajar. Tidak terjadi dalam semalam atau beberapa jam.

Justru disitulah nikmatnya menjadi
Entrepreneur...penuh dengan tantangan dan selalu belajar dan belajar dari action yang telah dilakukan kadang gagal tapi tidak menyerah malah bersyukur dan menjadikan kegagalan suatu ilmu yang sangat berharga dan ketika suatu saat dirinya sampai pada tahap Sukses, Mentalnya pun benar-benar Siap sebagai seorang Entrepreneur yang Sukses. Bagi saya itulah nikmatnya menjadi Entrepreneur

Best Regard,


Atika Suprapti

http://anandacollection.blogspot.com/

Anonymous said...

Membaca tulisan mas Nano saya jadi teringat sama seorang teman. Mudah-mudahan orangnya nggak sama ya pak soalnya dia juga aktif di organisasi dimana Bapak aktif hehehe.
Tapi saya kagum akan satu hal dari dia adalah dalam usianya yang begitu muda dan dengan dukungan background keuangan keluarga yang lebih dari cukup, dia memiliki pilihan. Dia memilih untuk menambah nilai yang dimilikinya.
Dari satu nilai yang dia ciptakan akhirnya dengan mudah dia memperoleh yang berikutnya. Pihak bank yang saya juga kenal tidak segan-segan, bahkan bisa dibilang berebut memberikan kredit kepadanya. Akhirnya memang dia memperoleh kredit dengan minimal downpayment (tetap ada down payment), menjaminkan, dan membayar angsuran dengan hasil yang diperoleh dari property tersebut.
Semua dari satu langkah yang berhasil yang memudahkan langkah berikutnya. Mudah-mudahan dia membaca tulisan kita ya pak hehehe dan memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai kesuksesannya.

Ada satu teman lain, memulai memang dengan usahanya yang gigih, mencoba memperoleh modal usahanya dari pinjam teman sana sini, dan bahkan ke "lintah darat" dengan bunga mencekik. Awalnya usahanya begitu pesat majunya, semua bunga bisa dibayar dengan mudah, untung bisa sekian ratus persen (saya tahu persis produknya dan keuntungannya).
Tapi endingnya menyedihkan karena saat ini posisinya minus (0+ hutang lagi)dan permasalahannya nggak berhenti disitu saja, keluarganya terancam yang mengakibatkan dia harus gonta ganti nomor hp.
Kenapa ?
Karena keuntungan yang berlipat itu bukannya untuk melunasi hutangnya tapi malah mencari hutang baru untuk memperbesar skala usahanya, dan berbarengan dengan itu, membeli 2 rumah baru, 1 buah ruko, ganti mobil yang juga dibayar dengan down payment, sisanya diangsur.
Kondisi menjadi parah karena miskalkulasi, over optimistic dan bahkan mungkin menjadi "greedy".

Inti dari sharing saya adalah please make sure before you make any decision. Bukan hanya kemampuan menjual dan ambisi, tapi harus dengan kalkulasi yang matang.

Anonymous said...

Good Point pak Nano...
Mohon ijin copy artikel ini ke blog saya.

Terimakasih banyak pak.
Sangat mencerahkan.

Salam Sukses Prima,
Dani

Anonymous said...

Saya sangat setuju dengan apa yang telah disampaikan oleh Pak Wuryanano, banyak diantara kita yang karena bertujuan untuk memuaskan ego masing-masing, supaya dikatakan sebagai orang yang sukses tanpa modal dalam berbisnis, supaya diakui orang lain sebagai orang berkemampuan WAH..dll..dll. .kita cenderung memilih untuk ( sedikit ) " BERBOHONG " bahwa saya sukses seperti ini tanpa modal sedikitpun, padahal untuk memulai usaha apapun pasti diperlukan "MODAL".

Modal tidak selalu dalam bentuk uang tapi ketahuilah bahwa uang bisa membuat bisnis kita menjadi "lebih" mudah walaupun itu juga tidak selalu benar. Karena untuk memulai usaha diperlukan sebuah ketahanan finansial untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin kita hadapi, semakin kuat ketahanan finansial seseorang maka semakin kuat pula orang tersebut menahan segala resiko yang timbul dalam proses berbisnis, bukankah berbisnis selalu tidak lepas dari berbagai macam resiko, misalnya Kerugian, Ditipu orang, Rusaknya bahan karena tidak laku sampai usaha yang macet karena ditinggal oleh karyawan seniornya..dan masih banyak lagi resiko yang lain.

Bila kita tidak mempunyai modal dalam bentuk uang maka dibutuhkan modal lain yang lebih besar lagi, seperti Kesabaran, Ketabahan, Kemauan, Kerja Keras, Kreativitas, Kenalan yang tepat dan masih banyak lagi, dan kadang-kadang tidak semua orang memilikinya.

Pada saat mengikuti kegiatan workshop atau seminar ttg entrepreneur biasanya yang ditonjolkan adalah kehebatan para alumninya yang telah sukses dan biasanya juga yang diekspose adalah hasil akhir dari perjalanan seorang alumni tsb. Apakah itu salah? Menurut saya tergantung kita mensikapinya, disatu sisi penyelenggara workshop juga berbisnis, ya.. jualan pelatihan / coaching / mentoring untuk para calon pengusaha baru..disisi yang lain para pesertanya adalah orang-orang yang sedang bingung untuk memulai suatu bidang bisnis.. jadilah klop..tumbu entuk tutup (Peribahasa Jawa).

Mungkin yang perlu kita sikapi secara bijak adalah bahwa menjadi pengusaha itu enak, bebas menentukan waktu, merdeka secara financial. TAPI perlu juga dipaparkan bahwa jalan untuk mencapainya juga sangat terjal, penuh jurang dan kadang jebakan.

Bagi yang sedang dan masih bekerja, jangan terburu-buru hengkang dari pekerjaan anda saat ini, karena bagaimanapun anda yang sudah terbiasa dengan segala kemapanan, dengan segala keteraturan, tidak akan mudah menghadapi perubahan diluar sana, masih diperlukan penyesuaian- penyesuaian, masih diperlukan latihan-latihan untuk meningkatkan ketahanan mental dan ketahanan pikiran anda sebagai seorang pengusaha.

Setelah anda terlatih menghadapi segala ketidakaturan, ketidakmapanan dan segala ketidakpastian dunia usaha maka Insyaallah anda akan bermetamorphose menjadi seorang entrepreneur yang mantap dan stabil, seorang entrepreneur yang telah teruji kemampuan dan kehandalannya dengan berbagai masalah yang telah berhasil
anda lewati.

Salam,

Purwo Handoko
Peluang bisnis buat anda diSelimut Canthique
Blog motivasi untuk anda

Anonymous said...

Dear pak Wuryanano,

Setuju sekali dengan artikel anda pak. Tidak ada yang INSTAN.

Pak.. mohon satu trik yang luar biasa prima agar saya langsung bisa menjadi entrepreneur? ?

Terimakasih atas sharingnya..

Salam,
Ratih Dwi Puspita
Jogjakarta - Indonesia
(ratihdwipuspitasari@yahoo.com)