Saya selalu mencoba untuk mengambil hikmah dari perjalanan hidup ini. Pengalaman dalam menjalani kehidupan ini kadang-kadang membuat saya mengambil waktu untuk memikirkan kembali berbagai pilihan sikap yang harus saya ambil. Pilihan sikap yang kadangkala sulit saya putuskan dengan cepat adalah, apakah saya ingin menjadi BENAR ataukah saya mesti menjadi BAIK? Seringkali keduanya ini, BENAR dan BAIK, masing-masing berdiri sendiri. Di dalam kehidupan ini, Anda pun diberi banyak kesempatan untuk memilih menjadi yang BENAR atau menjadi yang BAIK.
Menjadi yang BENAR, memberikan makna PERLU DIANGGAP BENAR, atau dengan kata lain, PERLU MENGANGGAP ORANG LAIN SALAH. Hal ini bisa membuat orang lain bersikap defensif, dan membuat kita tertekan karena harus bertahan dengan pendapat kita. Tapi kebanyakan dari kita (kadang-kadang saya juga) senang membuang banyak waktu dan energi untuk berusaha membuktikan, bahwa diri kitalah yang benar, dan orang lain yang salah.
Secara sadar atau tidak sadar, kebanyakan orang terjebak dengan kepercayaan bahwa memang tugasnya lah untuk memperlihatkan kepada orang lain, bahwa pendapat, pernyataan, sudut pandang, atau pemikiran mereka itu salah. Dan ada anggapan bahwa orang yang kita koreksi itu akan menghargai kita atau setidaknya mereka bisa belajar sesuatu dari kita. Benarkah begitu? Ternyata tidak benar! Anda bisa melihat banyak kenyataan akibat saling koreksi pendapat itu, misalnya yang paling menyolok adalah yang terjadi diantara para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang Terhormat, yang akhirnya berakibat saling adu-jotos diantara mereka yang katanya terhormat ini...hanya gara-gara ingin merasa BENAR dengan pendapatnya.
Anda pun memiliki kesempatan untuk "mengoreksi" orang lain...secara pribadi maupun dihadapan banyak orang. Kesempatan itu sesungguhnya adalah kesempatan untuk membuat orang lain merasa tidak enak, dan saya yakin diri Anda sendiri juga akan merasa tidak nyaman dalam proses ini...Anda akan melihat bahwa perasaan Anda menjadi lebih tidak enak dibandingkan sebelum Anda "mengoreksi" orang lain itu. Hehehe...saya pun kadang-kadang pernah begitu, karena itu saya tulis ini di Blog Saya ini...untuk mengingatkan saya juga.
Hal penting yang bisa kita ambil hikmahnya adalah ternyata semua orang TIDAK SUKA DIKOREKSI. Jika pada suatu saat Anda mendapat kesempatan untuk "mengoreksi" seseorang, bahkan jika memang faktanya orang itu memililki sedikit kekeliruan atau salah...cobalah untuk menahan diri Anda terhadap godaan "mengoreksi" itu. Lebih baik tanyakan pada diri Anda sendiri lebih dulu, apa sebenarnya yang Anda inginkan dari hubungan interaksi dengan seseorang itu? Pertimbangkanlah dengan pikiran dan hati nurani lebih dulu, apa akibat dari "mengoreksi" orang lain itu.
Ini bukan berarti saya menyarankan Anda harus menjadi orang yang lemah, atau sebagai orang yang tidak mempertahankan keyakinan Anda. Bukan berarti pula bahwa kita tidak boleh menjadi orang yang benar atau paling benar. Bukan...bukan itu maksud saya.
Kadang-kadang kita memang perlu dan harus menjadi orang yang PALING BENAR, jika pendapat orang lain itu memang bisa berakibat buruk bagi banyak orang lainnya...misalnya jika ada orang lain yang memiliki pendapat berkaitan dengan SARA (Suku-Agama-Ras-Antar Golongan) yang jelas-jelas bisa merusak kedamaian di sekitar Anda. Dalam hal ini, Anda memang sangat perlu untuk mengutarakan pendapat Anda yang BENAR...namun Anda tetap perlu hati-hati dengan ego Anda yang memang selalu memunculkan kebutuhan untuk menjadi yang benar...ini kadang bisa merusak suasana kedamaian itu sendiri.
Adalah lebih baik mencoba untuk menjadi orang yang BAIK, daripada selalu mencoba untuk menjadi orang yang BENAR pada setiap kesempatan. Menjadi orang yang BAIK akan membuat Anda mendapatkan perasaan penuh kedamaian di dalam hati dan pikiran Anda...Anda pun akan selalu merasakan kenyamanan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup ini. Orang-orang di sekitar Anda akan menjadi lebih menyayangi Anda dan menghargai Anda lebih dari yang pernah Anda bayangkan sebelumnya.
Saya pun mulai belajar untuk berhenti mengoreksi orang lain, dan lebih memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada orang lain untuk menjadi orang yang BENAR... ini artinya memberikan kesempatan kepada orang lain untuk suatu KEBANGGAAN pada dirinya. Betapa indahnya kehidupan ini untuk sekedar dilewatkan begitu saja dengan berusaha menjadi orang yang BENAR. Hidup memang sebuah pilihan, apakah menjadi orang yang BENAR ataukah menjadi orang yang BAIK. Kita semua bebas untuk memilihnya.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
1 comment:
yang salah ya yang benar
Post a Comment