Dear All,
Di dalam bisnis, ada KENIKMATAN yang dapat kita peroleh dari berhasilnya PENDELEGASIAN TUGAS kepada para pegawai atau bawahan kita, yaitu MELIHAT MEREKA BERKEMBANG dan BERTUMBUH dalam karier bisnis mereka. Pendelegasian, pada dasarnya adalah membimbing orang, dan itu sebenarnya membantu orang untuk menolong diri sendiri. Itulah Seni Mendelegasikan Tugas!
Meskipun begitu, masih cukup banyak diantara kita yang memiliki sejumlah alasan, mengapa mereka enggan untuk memberikan kendali pekerjaan mereka kepada pegawai atau bawahannya. Biasanya hal ini disebabkan oleh pengalaman kesulitan dan kegagalan dalam mendelegasikan tugas di masa lalu.
Memang sebenarnya ada kecenderungan alamiah pada sebagian besar dari kita, untuk melepaskan dan memberikan tugas kepada pegawai atau bawahan kita, secara begitu saja tanpa persiapan sebelumnya. Seperti saya sebutkan di awal, bahwa Anda seharusnya juga memberikan bimbingan lebih dulu secara efektif kepada pegawai atau bawahan Anda, agar mereka ini bisa menggantikan tugas yang Anda delegasikan itu. Jika hal ini tidak Anda lakukan, maka itu bisa menyebabkan kegagalan pendelegasian tugas. Akibatnya timbullah sejumlah alasan umum, mengapa Anda tidak mendelegasikan tugas.
Di bawah ini sejumlah alasan paling umum mengapa tidak mendelegasikan tugas, dari pimpinan, manajer, bahkan owner perusahaan, sebagai berikut:
- Pendapat keliru, bahwa "Hanya saya yang dapat melakukannya lebih baik".
- Menuntut, bahwa setiap orang "harus mengetahui semua rincian".
- Mengutamakan beroperasi / bekerja sendirian.
- Ketidakpastian tujuan.
- Khawatir tidak akan disenangi.
- Tidak adanya pengalaman dalam pekerjaan atau mendelegasikan.
- Tidak mempercayai pegawai atau bawahan.
- Menolak untuk mengakui kesalahan.
- Ingin selalu sempurna, sehingga bisa mengarah ke pengendalian yang berlebihan.
- Tidak adanya ketrampilan organisasi dalam membuat beban kerja menjadi seimbang.
- Tidak meyakini tugas dan tidak mampu menjelaskannya.
- Cenderung memang tidak mau mengembangkan pegawai atau bawahan.
- Gagal memantapkan kendali secara efektif, dan sulit bertindak lebih lanjut.
- Kegagalan mendelegasikan wewenang sesuai dengan tanggung jawab individu.
Nah, di sinilah perlunya peran bimbingan kepada pegawai atau bawahan sangat penting, sebelum Anda mendelegasikan tugas kepada mereka. Hubungan bimbingan sebaiknya bukan dengan "gaya komandan militer", tetapi lebih bersifat gaya manajerial konsultatif.
Dengan gaya manajerial konsultatif ini, maka Anda akan melihat pegawai atau bawahan Anda menjadi sangat termotivasi berhasrat untuk meningkatkan ketrampilannya, dan Anda juga akan memperoleh manfaat dari beban kerja yang sangat berkurang karena sudah diambil alih oleh pegawai atau bawahan Anda. Dengan demikian, Anda akan memperoleh keleluasaan waktu lebih banyak lagi, guna memikirkan dan merencanakan program-program bisnis Anda selanjutnya.
Ingatlah ini, salah satu teknik paling produktif untuk mengembangkan orang, agar orang itu bisa semakin berkembang kemampuannya, sehingga dapat meringankan beban kerja, adalah dengan MEMBIMBING. Buanglah sejumlah alasan umum seperti di atas. Oleh sebab itu, bimbinglah pegawai atau bawahan Anda secara efektif, dan delegasikan tugas kepada mereka, agar Anda bisa semakin mengembangkan dan melejitkan bisnis-bisnis Anda.
Salam Luar Biasa Prima!
Wuryanano
5 comments:
Postingan Kangmas Wuryanano iki, tema DELEGASI, penting banget nek
sedulur-sedulur wis nduwe wadya bala bisnis. So read carefully.
Miturut guru saya, delegasi akan lebih mudah kalau menggunakan metodenya Om Blanchard, yang namanya kalau tidak salah ingat adalah Transformational Management.
Inti dasarnya, adalah melakukan pemetaan setiap orang yang menjadi
"bawahan" kita atau orang yang berada di bawah kendali kita (dalam span of control), terkait kombinasi dua hal, yakni MAU dan MAMPU.
So setidaknya ada 4 kombinasi dengan perlakukan yang HARUS BEDA.
1. MAMPU dan MAU
2. MAMPU tapi TIDAK MAU
3. TIDAK MAMPU tapi MAU
4. TIDAK MAMPU dan TIDAK MAU
Kondisi No.1 pasti FULL DELEGATE, No.2 - No.4 he he he kira-kira apa? Yo mikir yo
Om Blanchard memang ahli dalam Organizational Theory, artinya ini bisa dipakai untuk organisasi profit dan non profit.
Jika Kita menggunakan ini semua, insyaAllah tidak ada lagi "manajemen bakul bakso", blanja dewe, nggawe dewe, dhodol dewe, isah-isah dewe, nek gak payu ... pangan dewe. He he he ...
Metode ini emang misih 2 dimensi, menurut pengalaman daku, misih bisa dikembangkan menjadi 3 dimensi yakni MAU - MAMPU - SUKA.
Ning piye-piye uraiane, yo offline wae. He he he
Peace!
Salam,
Riza @ Solo
wah...saya mungkin cenderung point yang ke 9 tu, suhu...semuanya mau "sempurna"....perfectionistis ini yang agak susah untuk dikurangi...gemana ya?..hehe
Terimakasih sharing ilmunya ya suhu...kangen juga pingin dapet wejangan lagi... :)
Sukses selalu untuk pak Wuyanano dan keluarga...
salam, izha yusmal
Mas Wuryanano, bagus sekali artikelnya.
Baru saja siang tadi saya bertemu dengan calon karyawan untuk Warung Mie Ayam saya. Sekarang dia mengaku bekerja di sebuah warung mie punya X. Dia juga mengaku ga betah tinggal disitu...katanya strict. Padahal kalo saya artikan justru begitu cara kerja X tadi, bagus, perfeksionis, dan rapi.
Walaupun kadang kurang manusiawi. Dalam mendelegasikan tugas mereka juga melakukannya dengan baik. Hampir pekerjaan yang mereka lakukan hanya controling and monitoring saja.
Tapi ada kekurangan menurut saya dari apa yang telah mereka lakukan, yaitu EMPATI. Walaupun mendelegasikan tugas, seharusnya seorang pemimpin juga punya empati dan perhatian terhadap pekerjanya seperti kata Mas Wuryanano, kita mendorong dia untuk tumbuh, bukan justru membunuh karakter pekerja kita seperti yang X tersebut lakukan.
Best regard,
Za-Q
Aisha Jilbab Center
Depan Kampus UNS Solo
(aishaoutlet@gmail.com)
Sangat bagus masukan dari Pak Wuryanano tentang Delegation ini.
Saya hanya mengingatkan harus ada keseimbangan diantara yang memberi delegasi dan yang menerimanya. Tentu sharing dari Pak Wuryanano sangat berguna.
Pengalaman saya, "over delegation" tanpa "adequate control system" bahaya. Saya saksi mata dari bisnis yang bangkrut karena delegation tanpa mekanisme pengendalian dari pihak pemilik atau bos.
Salam sukses untuk semua,
Domingo L. Manuel
(owiwwi@yahoo.com)
Salam luar biasa prima Kang Nano....
maap nih nyeleneh...
Kang...
Kalo memang tipikal saya adalah orang yang sangat sangat sangat perfeksionis dalam segala hal gimana cara yang cepat efektif dan hasilnya bisa permanen kepada pegawai?
Pegel loh kalo kasi tau terus terusan...
Kapan bisa menerapkan disiplin militer di usaha, menurut pengalaman Kang Nano dalam hal apa saja? Bukankah dalam bisnis kita mencari pegawai yang jujur disiplin dan mau kerja keras....
Dan disiplin agak lekat dan mudah
terlihat dalam gaya komandan militer...
Mohon pencerahannya. ...
Taufan Putera
Post a Comment