"Setengah kesalahan kita dalam hidup, muncul dari perasaan yang semestinya dipikirkan --- dan pemikiran yang semestinya dirasakan."
Mari kita bicarakan sejenak tentang kekuatan emosi, dan bagaimana emosi memengaruhi kehidupan secara mendalam --- kadang-kadang menjadi lebih baik --- tetapi seringkali lebih buruk. Misalnya, pernahkah Anda tahu seseorang di sebuah perusahaan, yang berhenti kerja karena marah ... dan akhirnya ia menyesali keputusannya itu di kemudian hari. Pernahkah Anda melihat orang dengan kelebihan berat badan, yang memesan makanan berkalori tinggi, lalu berkata kepada pelayan, "Saya minta Diet Coke, saya sedang menurunkan berat badan."
Lihatlah hidup Anda. Pikirkanlah, berapa kali ketika Anda membuat keputusan penting, yang lebih berdasarkan pada EMOSI daripada NALAR. Tengoklah berbagai berita kecelakaan lalu-lintas, itu pastilah akibat telah mengambil keputusan yang emosional. Berbagai kasus penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya, saya yakin juga disebabkan oleh emosi yang tidak terkendali. Lihatlah beragam berita perceraian, pastilah juga akibat emosi pada saat mengambil sebuah keputusan penting.
INTINYA adalah konsekuensi Emosi Yang Tidak Terkendali ... konsekuensi bertindak berdasarkan emosi daripada logika, dapat mengubah kehidupan lebih baik... atau mengakhiri kehidupan.
Mengendalikan emosi, tidak berarti Anda berhenti merasa --- atau berhenti mengekspresikan diri. Mengendalikan emosi berarti Anda tidak bereaksi lebih --- atau kurang bereaksi paada suatu situasi. Mengendalikan emosi berarti Anda meluangkan waktu untuk memandang hal-hal yang terjadi dalam perspektif yang lebih luas. Mengendalikan emosi berarti tetap terkendali sehingga emosi meningkatkan hidup, BUKAN menghancurkannya.
Mengendalikan emosi berarti membuat emosi bekerja UNTUK Anda, BUKAN MENENTANG Anda.
Seorang penyair Inggris, Alexander Pope, kira-kira 300 tahun yang lalu pernah menulis terkait emosi dengan puisi dua bait ini:
Nafsu yang memerintah, jadilah seperti keinginannya.
Nafsu yang memerintah mengalahkan nalar.
Nafsu yang memerintah mengalahkan nalar.
Anda memang tidak selalu dapat mengendalikan apa yang terjadi pada Anda, tetapi Anda dapat mengendalikan respons emosional Anda. Inilah makna dalam pengendalian emosi yang harus Anda pahami.
Ada tiga emosi universal yang memiliki kekuatan untuk membangun atau menghancurkan Anda, yang semestinya emosi-emosi ini dapat kita kendalikan agar bekerja untuk kita, bukan menentang kita. Tiga emosi itu adalah Ketakutan ... Kekhawatiran ... dan Antusiasme.
Mari kita mulai dengan Ketakutan, karena ini adalah emosi terkuat yang dikenal manusia. Dalam hal ini saya tidak berbicara tentang ketakutan yang Anda rasakan ketika Anda berjalan sendiri di malam hari melewati kuburan. Ketakutan yang saya maksudkan adalah ketakutan yang tidak diketahui, atau lebih tepat lagi, Takut pada Kegagalan, Takut pada Penolakan.
Pertanyaannya adalah: "Bagaimana Anda mengendalikan Ketakutan?" Kunci untuk mengendalikan ketakutan adalah menghadapinya, BUKAN memasang muka berani dan berpura-pura tidak ada rasa takut. Kita semua merasa takut dari waktu ke waktu adalah manusiawi. Masalahnya adalah kebanyakan orang mencoba menghindari ketakutan dengan bersembunyi dari rasa takut.
Menghindari ketakutan dengan "mencari aman" ... atau menolak untuk mengambil risiko ... itu bukanlah mengendalikan rasa takut. Itu membiarkan ketakutan mengendalikan Anda. Cara terbaik mengendalikan ketakutan adalah memahaminya ... lalu menggunakannya sebagai motivator bukan penghambat. Seperti perkataan bijak: "Kapal di dermaga pelabuhan aman, tetapi bukan untuk itu kapal dibangun."
Emosi kedua yang penting untuk Anda, dan perlu dikendalikan adalah Kekhawatiran. Ibarat petani yang selalu khawatir kalau padi yang akan ditanamnya nanti gagal panen, akhirnya petani itu tidak menanam padi sama sekali ... dan tidak menuai hasil panennya. Jika membiarkan kekhawatiran menguasai hidup, Anda akan berakhir tidak produktif, tidak menghasilkan sesuatu apa pun, bahkan itu dengan cepat akan memperpendek umur Anda.
Salah satu pendiri Mayo Clinic, Dr. Charles Mayo, berkata tentang efek negatif dari kekhawatiran sebagai berikut:
"Kekhawatiran memengaruhi sirkulasi, kelenjar, sistem saraf, dan jantung. Saya tidak pernah tahu orang yang meninggal karena kelebihan kerja, tetapi banyak orang yang meninggal karena keraguan."
Yah, kekhawatiran akan membuang waktu yang berharga. Kekhawatiran itu seperti Kursi Goyang, memberikan sesuatu kepada Anda untuk dikerjakan, tetapi tidak membawa Anda ke mana pun. Cara terbaik untuk mengendalikan kekhawatiran adalah keluar dari kursi goyang, dan LAKUKAN sesuatu yang produktif! Gunakan kekhawatiran sebagai cambuk agar termotivasi untuk bertindak, bukan membiarkannya melumpuhkan Anda. Jadilah Produktif, daripada Reaktif.
Emosi terakhir adalah Antusiasme. Filsuf Amerika, Ralph Waldo Emerson pernah berkata, "Tidak ada hal besar yang dicapai tanpa antusias." Antusias dan Keberhasilan itu seperti kembar siam --- sulit ditemukan yang satu tanpa yang lainnya.
Antusiasme ibarat api di dalam diri Anda. Maksud saya, jika Anda tidak memiliki api di dalam ... jika tidak bergairah dengan kehidupan ... jika tidak bergairah dengan pekerjaan ... jika tidak bergairah dengan keluarga ... jika tidak bergairah dengan masa depan --- bagaimana berharap orang lain bergairah dengan hidup, pekerjaan, keluarga, dan masa depan Anda?
Kendalikanlah Emosi di dalam diri Anda, untuk Kehidupan yang lebih baik, lebih sukses, lebih mulia, dan lebih berkah, sehingga Kehidupan Anda menjadi semakin bermakna di mata manusia dan Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa, ALLAH SWT.
Salam Luar Biasa Prima!
Twitter: @Wuryanano
1 comment:
hmmm bener banget kita harus mengendalikan emosi
Post a Comment