Selamat Datang di Blog WURYANANO

Silakan Anda membaca Artikel di Blog ini dengan rileks, tidak perlu terburu-buru. Banyak Artikel menarik dan bermanfaat buat peningkatan kualitas hidup Anda.

Silakan Anda menuliskan komentar atau pendapat di masing-masing Artikel yang telah Anda baca. Pendapat Anda akan semakin menambah perspektif bagi kita semua.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog Saya ini. Terima kasih sudah mau berbagi lewat komentar atau pendapat Anda di sini.


NOTES:

Blogspot Saya ini SUDAH TIDAK AKTIF sejak 5 Desember 2012. Tulisan Saya tentang Berita Kampus SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College menerima Kunjungan dari Kementerian Pendidikan Malaysia adalah sebagai penutup untuk Blogspot ini. Untuk membaca TULISAN Saya, Anda dapat mengunjungi Blog Saya di PORTAL BISNIS INDONESIA.

Saturday, May 24, 2008

Heboh Campus Expo 2008... SWASTIKA PRIMA

Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College Surabaya pada tanggal 21 Mei sampai dengan 25 Mei 2008, mengikuti Pameran Lembaga Pendidikan dengan nama CAMPUS EXPO 2008, yang digelar oleh Harian Pagi JAWA POS. Campus Expo 2008 ini bertempat di Convention Hall Tunjungan Plaza 3, Lantai 6, Surabaya.


Ada yang LUAR BIASA PRIMA pada Campus Expo 2008 ini, dan itu tentu saja berkaitan dengan SWASTIKA PRIMA Community College Surabaya, bukan pada lembaga pendidikan lainnya. Mohon maaf, ini bukan bermaksud narsis ya. Tetapi jika Anda mencermati berita yang saya posting di blog ini, pasti Anda bisa mengambil manfaatnya juga. Bagaimana kok saya bisa mengatakan bahwa SWASTIKA PRIMA Community College yang saya dirikan pada 1 Juni 2000 ini benar-benar LUAR BIASA PRIMA pada perhelatan CAMPUS EXPO 2008 ini?


Pertama, SWASTIKA PRIMA Community College, saat di Campus Expo 2008 ini, berada di dalam satu ruangan bergengsi dengan para perguruan tinggi Universitas dan Sekolah Tinggi program Sarjana pada tingkat S1 dan S2, di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional - Dirjen Dikti. Padahal SWASTIKA PRIMA Community College adalah Sekolah Bisnis Program Diploma Profesi Non Gelar, di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional - Dirjen PLS, bukan Dirjen Dikti.


Sehingga di arena Campus Expo 2008, satu-satunya lembaga pendidikan di bawah naungan Dirjen PLS, yang bisa berkumpul dengan lembaga pendidikan di bawah naungan Dirjen Dikti...hanyalah satu lembaga pendidikan saja, yaitu Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College Surabaya. Sedangkan lembaga pendidikan di luar Dirjen Dikti, letaknya memang benar-benar di luar ruangan bergengsi itu...alias yaa memang di luar ruangan.


Ini membuat nama SWASTIKA PRIMA Community College menjadi semakin populer, dibicarakan semua lembaga pendidikan tinggi Dirjen Dikti, kok bisa ya bertempat di dalam satu ruangan dengan mereka? Mereka takjub! Sebaliknya, lembaga pendidikan sejenis dengan kami ini selain takjub, juga merasa iri, karena lembaganya tidak diperbolehkan oleh panitia bertempat di dalam satu ruangan bersama dengan lembaga pendidikan Dirjen Dikti.


Sebenarnya bagi SWASTIKA PRIMA Community College, Campus Expo ini tidaklah berpengaruh pada jumlah penerimaan mahasiswa baru di setiap tahunnya. Campus Expo menurut saya cuma sebagai ajang pamer keberadaan lembaga pendidikan saja, yaa namanya juga pameran...tentu saja memang untuk ajang pamer...yaa nggak...hehehe...ajang narsis lah.


SWASTIKA PRIMA Community College, di setiap tahunnya sebelum tahun angkatan 2008 - 2009, hanya menerima mahasiswa baru maksimal 300 orang. Tapi mulai tahun menginjak tahun angkatan 2008 - 2009 ini, target penerimaan mahasiswa baru ditingkatkan 2 (dua) kali lipat, sehingga dari penerimaan hanya 300 orang mulai saat ini harus mencapai 600 orang mahasiswa baru. Semoga tercapai ya. Amien...


Luar Biasa Prima yang Kedua adalah, stand SWASTIKA PRIMA Community College, selalu ramai didatangi calon mahasiswa baru untuk konsultasi. Padahal hingga hari keempat, 24 Mei 2008, kebanyakan stand lembaga pendidikan...sepi sekali dari pengunjung. Alhamdulillah... stand kami ramai terus sejak hari pertama, 21 Mei 2008.


Ketiga adalah, SWASTIKA PRIMA Community College juga menampilkan wakilnya untuk meramaikan Campus Expo 2008, dengan menggelar Seminar. Dan, Luar Biasa Prima nya lagi, tanggal Seminar dari SWASTIKA PRIMA di Campus Expo 2008 adalah 22 Mei 2008...bertepatan dengan tanggal kelahiran saya, 44 tahun yang lalu...hehehe...


Keempat, kali ini sebagai Pembicara Seminar adalah anak asuh pertama saya, yang juga staff PR dan Alumnus SWASTIKA PRIMA Program Diploma of Public Relations, bernama DADANG JATMIKO. Luar Biasa Prima nya lagi, si Dadang ini dalam kondisi sakit berat, sudah 2 minggu ini saya suruh istirahat, tetapi dengan "passion" pada saat jadwal Seminar...eh dia sanggup tetap menjadi Pembicara Seminar dan tampil memukau para peserta, yang tetap duduk mendengarkan Seminar 2 jam sampai selesai. Dan, tidak ada satu peserta pun, yang tahu bahwa Pembicara Seminar, Dadang Jatmiko ini sedang sakit berat...ada tumor besar di lambungnya, dan sedang dalam terapi mau dioperasi pada minggu depan. LUAR BIASA PRIMA, saya sampai terharu melihat dia tetap bersikukuh mau tepati janji menjadi Pembicara Seminar Campus Expo 2008. Semoga Dadang Jatmiko segera pulih sehat seperti sedia kala ya, amien...


Kelima, benar-benar Luar Biasa Prima, para peserta Seminar dengan judul "The Secret of The Winner" oleh Dadang Jatmiko ini, membludak melebihi kapasitas Ruang Seminar di Campus Expo, yang maksimal muat hanya 200 orang...ini sampai tembus keluar ruang, karena jumlah peserta mencapai 250 orang anak-anak SMA. Padahal, jika lembaga pendidikan peserta Campus Expo lainnya menggelar Seminar, sampai setengah mati mengajak pengunjung Campus Expo, paling banter hanya 50 orang...dan sering keluar ruang seminar sebelum habis seminarnya...


Keenam, Seminar yang digelar SWASTIKA PRIMA Community College ini, TIDAK GRATIS...tapi BERBAYAR, setiap peserta masuk harus membayar Rp.20.000,- (duapuluh ribu rupiah), itupun jumlah peserta sampai membludak melebihi kapasitas Ruang Seminar...dan membuat takjub Seluruh Panitia Campus Expo 2008. Karena di setiap tahun, Panitia dari Jawa Pos ini mengelar Campus Expo dengan berbagai macam seminar, belum pernah ada peserta seminar sampai membludak seperti yang digelar oleh SWASTIKA PRIMA ini.


Alhamdulillah... Seminar dari kami ini berbayar...tidak gratis, tapi pesertanya membludak melebihi kapasitas. Lha yang digelar lembaga pendidikan lainnya saja gratis, kok sepi peminat..sepi pesertanya. Heran dan takjub ini bukan hanya dari Panitia Campus Expo, melainkan juga semua peserta Campus Expo, mulai lembaga pendidikan sampai mereka yang ikut dari pebisnis makanan dan minuman... Mereka para pedagang ini takjub, karena gara-gara peserta seminar membludak, dagangan mereka menjadi laris-manis...segera ludes dibeli anak-anak SMA peserta seminar ini...Alhamdulillah.


Ketujuh, nah ini saya anggap juga Luar Biasa Prima. Karena apa? Ini karena Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College Surabaya, baru pertama kalinya mengikuti Campus Expo 2008 ini. Sebelumnya, pada tahun-tahun yang lalu, kami tidak pernah ikut perhelatan di Campus Expo...baru pada 2008 inilah pertama kalinya SWASTIKA PRIMA Community College mengikuti ajang pameran pendidikan yang digelar oleh JAWA POS. Pengalaman pertama yang sungguh Luar Biasa Prima! Didukung banyak sponsor lagi. Belum pernah ada lembaga pendidikan di Campus Expo, yang didukung banyak sponsor seperti Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College Surabaya...Alhamdulillah.


Saya beritakan tentang keikutsertaan kami di Campus Expo 2008 ini dengan beberapa foto yang ikut berbicara.






Stand Campus Expo SWASTIKA PRIMA. Untuk sewa satu lokal stand saja plus design nya, sudah habiskan dana Rp. 12 Juta,- Yaa sementara ini kami ada budget dana buat pameran pendidikan baru sebesar itu. Itu pun masih plus-plus dengan uang makan dan bonus tambahan bagi Tim SWASTIKA PRIMA Community College Surabaya, yang berjuang di Campus Expo 2008.





Peran Para Sponsor mendukung SWASTIKA PRIMA Community College di Campus Expo 2008.







Istri saya berdiri di depan Papan Pengumuman, yang menjelaskan posisi tempat para peserta Campus Expo 2008. Di sana terlihat bahwa SWASTIKA PRIMA bertempat di kelompok para lembaga pendidikan Dirjen Dikti, padahal kami ini dari Dirjen PLS. Coba Anda lihat lembaga pendidikan pada kelompok sisi bawah...itu semuanya di bawah naungan Dirjen PLS. Dengan demikian, hanya kami yang disetujui oleh Panitia Campus Expo untuk bertempat di Ruangan Bergengsi bersama lembaga pendidikan dari Dirjen Dikti. LUAR BIASA PRIMA.






Itu saya berdiri di depan stand SWASTIKA PRIMA. Di sebelah kiri-kanan-depan-belakang, dan di seluruh ruangan ini berisi Kampus di bawah naungan Dirjen Dikti. SWASTIKA PRIMA satu-satunya lembaga pendidikan di bawah naungan Dirjen PLS.




Di bawah ini beberapa foto yang memperlihatkan stand SWASTIKA PRIMA selalu ramai didatangi oleh pengunjung untuk konsultasi dan mendaftar sebagai mahasiswa baru.







Oke punya deh...




Alhamdulillah...




Berdiripun nggak apa-apa konsultasinya, tancap terus ya...




Di bawah ini foto-foto Seminar "The Secret of The Winner" dari SWASTIKA PRIMA, dengan Pembicara Dadang Jatmiko, seorang staff Public Relations SWASTIKA PRIMA.






Peserta Seminar membludak, melebihi kapasitas Ruang Seminar, dan rela duduk di belakang sebelah luar Ruang Seminar... Benar-benar LUAR BIASA PRIMA.




Meskipun jumlah peserta Seminar membludak, tapi mereka semuanya tertib dan patuh.




Dadang Jatmiko memperagakan teknik hipnosis kepada para peserta Seminar. Dan dia mulai melakukan hipnosis kepada peserta sukarelawan. Meskipun kondisi Dadang sedang sakit berat, tapi dia masih sanggup menghipnosis orang. Sebelumnya dia telah berhasil melakukan "Self Hypnosis". LUAR BIASA PRIMA.




Para peserta tertidur secara hipnosis. Dadang Jatmiko memberikan sugesti untuk menjadi seorang pemenang dalam kehidupan. Semoga sakitmu segera sembuh ya Dadang. Amien.



Keikutsertaan pertama kali bagi Lembaga Pendidikan Profesi SWASTIKA PRIMA Community College Surabaya ini, sekaligus bisa sebagai tolok ukur kekuatan lembaga pendidikan kami ini di ajang persaingan ketat di dunia pendidikan Indonesia. Alhamdulillah, kepercayaan masyarakat untuk menyerahkan pendidikan lanjut setelah SMA atau SMK kepada lembaga pendidikan profesi kami ini...semakin besar. Terbukti sampai dengan Campus Expo 2008, yang berakhir pada Minggu, 25 Mei ini; jumlah mahasiswa baru yang mendaftar di SWASTIKA PRIMA sudah mencapai 350 orang dari berbagai SMA dan SMK di Jawa Timur.


Inti dari berita Campus Expo 2008 bagi saya adalah: Lakukanlah segala sesuatu pekerjaan itu jauh melampaui hal standar umum. Jangan pernah melakukan segala sesuatu hanya sebatas standar umum. Lampaui Standar Umum untuk menjadi semakin Luar Biasa Prima! Itulah sebabnya SWASTIKA PRIMA semakin diminati sekaligus disegani di dunia pendidikan setelah masa SMA atau SMK.



Salam Luar Biasa Prima!


Wuryanano


http://wuryanano.wordpress.com/

Saturday, May 17, 2008

MERASA Bisa...Ataukah...TERBUKTI Bisa ?


Sebagai seorang yang masih belajar di kehidupan ini, saya selalu berusaha untuk merasakan, mendengarkan maupun melihat berbagai macam fenomena yang ada di sekitar perjalanan hidup saya. Apapun fenomena yang terjadi di sekitar saya, selalu menarik untuk saya telaah lebih jauh, saya renungkan lebih dalam, demi meningkatkan kadar kualitas pembelajaran saya sendiri.


Berbagai macam orang dengan sifat, sikap, dan perangai berbeda sudah sering saya temui. Mulai orang yang sangat sabar, sangat cuek-masa bodoh, sangat pemalu, sangat pemarah, sangat konyol, sangat bodoh, sangat pintar, sangat cerdas, sampai dengan orang yang sangat "pas" kepribadian dirinya secara proporsional, enak, nyaman, santun, menyenangkan, dlsb... sudah pernah saya bertemu dan berbicara kepada mereka semuanya ini.


Saya senang mengajak bicara, "ngobrol ngalor-ngidul"atau "ngrumpi" segala macam topik ringan seputar kegiatan sehari-hari, kejadian sehari-hari yang sering mereka alami. Senang sekali mendengarkan mereka ini berbicara begitu semangat membara, menceritakan berbagai keberhasilan pencapaian keinginan-keinginannya. Kadang juga prihatin mendengarkan mereka yang cenderung berkeluh-kesah mengenai nasibnya yang kurang mujur menurutnya. Sering juga saya geli mendengarkan mereka yang bercerita tentang nasibnya dengan gaya bertutur yang jenaka, tidak peduli nasibnya kurang beruntung, mereka yang jenaka ini tetap saja gaya berceritanya juga membuat saya geli. Kadang saya ikut mendengarkan kisah yang membuat jengkel dan marah, dari mereka yang memang punya sifat pemarah. Yaa, itulah salah satu kebiasaan dalam pergaulan saya selama ini. Bagi saya ini bisa sebagai "refreshing" sekaligus pembelajaran hidup juga.


Dari berbagai "ngrumpi" tersebut, saya melihat ada kesamaan dalam sifat mereka ini, yaitu senang membandingkan dirinya dengan orang lain...hehehe...termasuk saya juga kok. Menurut saya, nggak ada masalah jika kita membandingkan diri kita dengan orang lain, sepanjang itu positif dan proporsional, sesuai dengan kapasitas diri masing-masing.


Nah, berbicara mengenai kapasitas diri, banyak pengalaman menarik yang bisa saya ambil hikmahnya dari acara "ngrumpi" ini. Kebanyakan hal mengenai kapasitas diri ini, lebih cenderung bernada iri hati atas kemampuan dan keberhasilan orang lain dalam melakukan sesuatu hal yang belum pernah dilakukannya.


Mereka ini tidak mau menerima, bahwa orang lain dengan kapasitasnya masing-masing, secara proporsional mampu melakukan sesuatu hal, yang mereka ini belum pernah melakukannya. Tetapi begitu mereka melihat, bahwa orang itu bisa melakukannya secara mudah saja, maka satu kebiasaan yang paling sering diucapkan mereka adalah: "Wah...kalau begitu saja sih, saya juga bisa melakukannya." "Haalah, gitu aja semua orang juga bisa." "Saya sih sebenarnya juga bisa, tapi saya kan nggak mau saja." "Oalah gitu saja ya, coba saya mau, ya pasti bisalah saya kerjakan." Dan lain sebagainya...


Pernahkah Anda mendengar kalimat seperti tersebut tadi? Yaa, inilah yang saya maksudkan sebagai pembelajaran hidup bagi saya, mungkin juga bagi Anda. Bahkan, saya sudah menulis tiga buku bestseling yang diterbikan oleh penerbit besar nasional saja juga pernah mendapatkan komentar semacam tadi. "Yaa, kalau saya mau menulis buku, pastilah juga bisa diterbitkan oleh penerbit besar...cuma saya nggak mau menulis saja, nggak ada waktu!" Hehehe...ini salah sebuah contoh nyata dari sisi kehidupan saya sendiri.


Yaa, inilah pembelajaran hidup itu. Kita semestinya menyadari, bahwa meskipun kita sudah melakukan suatu hal prestasi, entah itu prestasi kerja, prestasi bisnis, prestasi akademis, prestasi olah raga, prestasi kreativitas, prestasi keberanian, atau berbagai prestasi lainnya... disamping banyak orang yang mengakuinya dan memberikan penghargaan kepada kita, maka pastilah juga banyak orang yang tidak mau mengakui keberhasilan kita. Tidak semua orang bisa meng-apresiasi keberhasilan dan kompetensi diri kita. Inilah hal unik yang selalu saja ada di dalam diri sebagian orang...dan saya bisa belajar menjadi semakin baik dari fenomena ini.


Inilah kejelasan fenomena itu, sebagian orang selalu MERASA BISA melakukan sesuatu hal, setelah melihat orang lain melakukannya secara mudah. Mereka yang "merasa bisa" ini, biasanya selalu memiliki rasa iri hati, menganggap dirinya pasti bisa melakukan apapun yang dilakukan oleh orang lain. Akhirnya, mereka yang punya sifat semacam ini juga punya kebiasaan menganggap ringan prestasi orang lain, bahkan bisa jadi mereka akan selalu mencela apapun prestasi yang telah ditorehkan oleh orang lain.


Mereka yang MERASA BISA ini, selalu meremehkan sebuah prestasi, hanya karena menganggap bahwa dirinya juga bisa melakukan hal yang sama, seperti yang telah dilakukan oleh orang lain itu. Tetapi, mereka ini lupa, bahwa mereka ini bisa dan berani melakukannya setelah melihat contoh dari orang lain yang telah melakukannya secara mudah. Mereka yang punya sifat "merasa bisa" ini TIDAK PERNAH BERANI MENGAWALI untuk melakukan sesuatu hal lebih dulu. Mereka ini SELALU MENUNGGU orang lain untuk melakukannya terlebih dulu sehingga berhasil, barulah kemudian mereka berteriak bahwa mereka juga bisa saja melakukannya persis seperti yang telah berhasil dilakukan orang lain itu.


Yaa, inilah kenyataan sifat negatif sebagian dari kita; bahwa setelah orang lain TERBUKTI BISA melakukan sesuatu dengan berhasil, maka mereka yang MERASA BISA ini pasti berkata bahwa mereka sebenarnya juga bisa melakukan hal yang sama. Mereka yang "merasa bisa" ini biasanya juga akan mencela, jika orang lain ternyata gagal melakukan sesuatu. Jadi mereka dengan sifat negatif "merasa bisa" ini selalu saja mencela, nggak peduli orang lain itu berhasil, lebih-lebih lagi jika orang lain itu gagal...pasti akan semakin mereka cela dan remehkan.


Penting untuk dipahami di sini adalah: MERASA BISA dan TERBUKTI BISA merupakan dua hal yang sangat berbeda maknanya. "Kalau Anda merasa bisa dan mampu melakukan seperti yang telah saya lakukan, kenapa Anda tidak melakukannya sebelum saya?" Hehehe...ini jawaban yang boleh Anda katakan, kalau ada seseorang yang usil berkomentar negatif dan meremehkan prestasi Anda. Jika kita mau menghargai prestasi orang lain secara ikhlas, ikut senang melihat keberhasilan orang lain, menghormati kepeloporan orang lain secara tulus...saya yakin bahwa itu adalah suatu sifat yang sangat mulia. Oleh karenanya, itu bisa menunjukkan kerendahhatian kita dan kedewasaan berpikir serta luasnya wawasan kita, yang pada gilirannya sifat itu dengan pasti akan mengarahkan dan mengantarkan kita kepada tingkat kualitas pribadi yang unggul, suatu pribadi sukses sejati.



Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Wednesday, May 14, 2008

Menghormati JIWA, Menuai CINTA...


Seringkali saya berpikir, mengapa negeri tercinta ini selalu timbul bencana, malapetaka, dan berbagai keributan yang sepertinya sulit sekali untuk menjadi reda dan menghilang. Berbagai bencana alam, yang benar-benar disebabkan oleh "kemarahan alam semesta", atau pun bencana yang disebabkan oleh keteledoran manusia, masih ditambah lagi dengan semakin maraknya tindak kekerasan tak bertanggung jawab, serta demo-demo anarkis di segala penjuru negeri...sungguh membuat saya heran dan tidak habis pikir, mengapa semua ini harus terjadi di bumi pertiwi Indonesia ini? Apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran dan hati bangsa ini?


Dalam hal ini, pemikiran saya lebih menekankan pada usaha menciptakan dunia lebih cerah, agar manusia di dunia ini, terlebih lagi di negeri ini dapat hidup dalam kebahagiaan sejati. Apakah hal ini dianggap berlebihan? Tidak! Saya pikir hal ini bukanlah suatu yang berlebihan untuk dikatakan. Saya rasa, hal ini adalah sebuah tugas bagi setiap manusia dalam kehidupan pribadinya.


Yaa, inilah tugas bagi kita semuanya, untuk mau mengerti dan menyadari, bahwa untuk dapat menciptakan dunia yang benar-benar cerah bagi manusia, maka sebagai SESAMA MANUSIA haruslah LEBIH SALING MENGASIHI dengan CINTA SEJATI.


CINTA SEJATI memberikan makna bahwa manusia seharusnya memikirkan lebih serius, dan sungguh-sungguh suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah, yaitu: "Sebagai sesama manusia yang hidup bersama di dunia ini". Sehingga semestinya dari dasar lubuk hatinya MAU SALING MENGHORMATI keberadaan JIWA masing-masing. Karena JIKA TIDAK, maka perasaan cinta sejati ini TIDAK AKAN MUNCUL dalam HATI manusia. Hal ini merupakan kebenaran universal, dan sangat nyata bagi fenomena kejiwaan manusia. Inilah suatu pengertian mengenai kehidupan manusia yang sangat penting, yang harus benar-benar dipahami terlebih dahulu.


Akan tetapi dari pengamatan di sepanjang perjalanan kehidupan saya, mengenai CINTA yang sangat penting ini, seringkali tidak atau belum pernah dibahas dengan cermat. Bahkan ada kecenderungan diantara mereka yang dikenal sebagai kaum terpelajar, dan tokoh intelektual peneliti kehidupan, kebanyakan HANYA MENEKANKAN pada, "Bagaimana seseorang harus berbicara", dan TIDAK MENJELASKAN "Bagaimana seharusnya seseorang bertindak", yang mana inilah sebenarnya KUNCI UTAMA pemecahan masalah kehidupan manusia.


Saya sendiri berlatar belakang pendidikan Kedokteran Hewan, seorang Dokter Hewan bukan seorang Psikolog atau pun Psikiater, tetapi saya tanpa segan-segan mengatakan, bahwa kemungkinan besar penyebab terjadinya hal seperti itu, adalah kurangnya keseriusan dan ketekunan usaha dalam mempelajari fenomena kejiwaan manusia sampai ke akar-akarnya.


Saya seringkali mengatakan, bahwa apapun yang kita lakukan terhadap "perasaan benar-benar mengasihi sebagai cinta sejati" itu bisa menjadi barometer pengukur fenomena kejiwaan dari "rasa menghormati hidup atau jiwa" itu sendiri.


Dalam kehidupan ini, kita bernafas, makan dan minum, buang air, berkata-kata atau mengucapkan sesuatu, kemudian saling merasakan perasaan hati masing-masing, dan saling memahami... beginilah kehidupan terus berlangsung.


Oleh karena itu, jika kita TIDAK DAPAT MENGHORMATI KEBENARAN dari dasar lubuk hati, maka bagaimana pun juga... dari dalam hati TIDAK MUNGKIN TIMBUL "rasa cinta sejati" ini. Meskipun seandainya Anda berusaha sedapat mungkin untuk bisa mencintai dan tidak membenci, maka hal tersebut tidak ada gunanya...


Karena hal ini merupakan pemahaman yang sangat penting, maka meskipun Anda telah betul-betul mengerti bahwa dengan HATI Anda bisa mengasihi, tetapi jika Anda tidak benar-benar mempunyai "rasa hormat terhadap jiwa", maka "perasaan cinta sejati" yang mulia ini tidak akan pernah menampakkan diri.


Jadi, manusia yang hidup di dunia saat ini, ada kecenderungan mengutamakan PRINSIP EGOISTIS, yang hanya memikirkan keuntungan dirinya sendiri, TIDAK PEDULI dengan keberadaan nasib orang lain, bahkan menganggap hal ini merupakan cara hidup alami. Sehingga, banyak orang membeda-bedakan "penggunaan cinta" sesuai dengan patokan keuntungan dan kerugian untuk dirinya saja.


Inilah yang saya maksudkan dengan kurangnya penghargaan dan penghormatan terhadap keberadaan jiwa manusia. JIWA manusia adalah keadaan nyata dari hidup. Yang dinamakan HIDUP ini mempunyai seluk-beluk yang sangat misterius. Dan, JIWA yang hidup ini merupakan suatu misteri kehidupan itu sendiri. Benar-benar suatu misteri.


Akan tetapi, jika Anda mau menenangkan diri dan merenungkan kenyataan dari keberadaan hidup ini, maka Anda akan merasakan "bertatap muka" dengan berbagai misteri yang ada dalam jiwa hidup yang aktif ini. Dan, secara otomatis dari dalam lubuk hati akan timbul perasaan hormat terhadapnya.


Oleh sebab itu, marilah kita saling menghormati kenyataan jiwa sesama, yang hidup aktif, dengan rasa hormat dari dasar lubuk hati. Bukankah kita semua memiliki tugas bersama untuk mewujudkan cita-cita utama, yaitu berusaha sepenuh hati membentuk dunia yang cerah menjadi suatu kenyataan? Dan, akhirnya kita menjadi Pemilik Cinta Sejati.


Saya percaya, bahwa jika kita semua mau menghormati jiwa, maka pastilah akan menuai cinta. Dengan memiliki perasaan seperti ini, saya yakin bahwa setiap manusia akan dapat hidup secara sempurna dengan sendirinya. Semoga.



Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Tuesday, May 6, 2008

MENGERTI Ataukah MENYADARI ?


Saya sebenarnya punya sebuah impian besar, yaitu: "Merealisasikan kebahagiaan material dan spiritual bagi seluruh pegawai dan seluruh manusia, serta memimpin usaha perdamaian di seluruh dunia." Ini sepertinya menjadi sebuah obsesi saya, yang saya sendiri pun tidak tahu apakah impian besar itu benar-benar bisa saya wujudkan kelak. Ataukah hanya sebatas berupa cita-cita mulia yang terlintas di pemikiran saya.


Tujuan utama saya adalah menolong sesama untuk hidup layak, dan berbahagia dalam arti sebenarnya. Jika impian besar saya ini bisa diwujudkan secara nyata, maka itu akan dapat meneguhkan dasar kehidupan manusia secara luas, dan menentukan apakah kehidupan kita sudah sesuai atau tidak, dalam mewujudkan manusia yang berkepribadian unggul bagi diri sendiri, maupun untuk orang lain.


Saya sering mengemukakan tema berbeda-beda dalam menjelaskan "lorong-lorong kehidupan" yang harus dan semestinya dilalui untuk membangun kehidupan manusia. Oleh karenanya, saya berharap pada akhirnya dapat memberikan kesadaran pada mereka yang salah jalan, menunjukkan kesalahannya, menemukan kebenarannya, sehingga membuat mereka ini mampu beradaptasi terhadap kebenaran ataupun kenyataan di kehidupan ini.


Melalui pengalaman dan pengetahuan yang saya sadari juga masih terbatas ini, maka impian besar saya ini anggap sebagai landasan prinsip saya untuk berusaha membimbing dan menyadarkan mereka yang membutuhkan dukungan untuk menjalani kehidupan dengan penuh kebahagiaan sejati.


Oleh karena itu, untuk bisa mewujudkan impian besar saya tersebut, hal pertama yang harus saya lakukan adalah, selain memikirkan kehidupan saya sendiri beserta keluarga besar saya, maka saya sedapat mungkin, sedikit demi sedikit berusaha untuk memahami kebenaran hidup. Jika tidak demikian, saya merasa tidaklah mungkin dapat hidup secara sempurna sebagai manusia. Singkat kata, maksud saya tentang memahami kebenaran hidup adalah sama dengan seperti saat kita mengusir orang-orang jahat yang menganiaya orang lemah.


Seandainya saya sebagai orang awam, yang hanya hidup dan bekerja untuk uang saja, maka saya akan selalu berkata: "Jual lebih banyak...dan semakin banyak lagi. Tingkatkan penjualan!", "Kurangi biaya pengeluaran. Sedapat mungkin undurkan pembayaran jatuh tempo, kalau perlu jangan dibayar!", "Tingkatkan efisiensi di setiap sektor usaha!"


Dan, saya tidak perlu bersusah payah memikirkan hal-hal yang rumit tentang orang lain. Jika saya hanya melakukan itu, memberikan perintah "ini" dan "itu" saja, maka saya yakin, pasti akan memiliki sejumlah perusahaan yang memiliki uang kontan terbanyak di negeri ini. Akan tetapi, saya tidak mau berbuat demikian, dan selalu menghindarinya, karena bagi saya kehidupan ini tidak sama dengan uang.


Impian manusia bukanlah harta dan nama besar saja. Menurut saya, impian manusia yang sebenarnya, dan merupakan tujuan serta misi hidup adalah: "Mempersembahkan diri dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk kebaikan manusia dan dunia."


Dalam menjalankan bisnis sebenarnya juga harus demikian. Namun, bagaimanakah kenyataannya? Jika kita amati secara kasat mata, para pengusaha dewasa ini, kalau mendapat "cek kosong" walaupun jumlahnya sedikit, mereka bersikap seperti siput yang disiram garam, "megap-megap" kehabisan nafas. Dan, ketika mendapat kerugian sedikit saja, mereka mengeluh: "Waduh... Habislah saya. Saya tidak dapat menanggungnya!", lalu melarikan diri.


Para pengusaha semacam itu ada dimana-mana, bagaikan jamur yang tumbuh dan berkembang, dimana perekonomian sedang berkembang dan menggelembung. Mereka ini hanya memiliki ambisi yang dibanggakan pada permukaan luarnya saja, tetapi tidak memiliki keyakinan yang cukup di dalam dirinya untuk bisa benar-benar meraih sukses.


Marilah kita merenungkan diri sejenak.


Dapatkah Anda menyangkal, bahwa banyak pikiran atau ide-ide buruk yang berkecamuk di dalam hati dan pikiran kita, tanpa dapat dicegah? Dan, walaupun pikiran-pikiran buruk tidak ada di dalam hati Anda, tetapi perasaan-perasaan yang menyuramkan hati kadang juga meluap tanpa dapat dicegah dan banyak memonopoli pikiran Anda, seperti: kesedihan, kemarahan, ketakutan, ataupun rasa pesimis. Dan ini seringkali membuat Anda "mati langkah", tidak tahu harus bertindak bagaimana.


Cobalah untuk benar-benar memahami apa yang telah kita dengar, dan menghapuskan perasaan-perasaan buruk dari dalam hati, maka kita membangun kesehatan dan nasib secara benar, agar kita dapat hidup di dalam kehidupan yang layak.


Tidak peduli dengan apa yang telah Anda pelajari, Anda baca, seberapa banyak Anda mendatangi seminar, workshop, ataupun seberapa banyak pengalaman yang Anda miliki; saya sangat yakin, bahwa jika apa yang telah Anda peroleh itu tidak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, pastilah kebahagiaan sejati tidak akan Anda peroleh secara nyata.


Pada saat Anda membaca kenyataan yang saya utarakan dalam tulisan saya ini, mungkin Anda akan berterima kasih sambil berpikir di dalam hati: "Ya, memang benar begitu, Pak Wuryanano. Saya juga merasakan hal yang sama." Akan tetapi pernyataan Anda itu seringkali segera terlupakan, setelah Anda tidur dan bangun pada keesokan harinya.


Atau bisa saja Anda dapat memahami kenyataan ini, tetapi karena suatu sebab Anda menjadi sakit, mengalami musibah dalam pekerjaan atau bisnis, atau Anda sedang menerima nasib buruk; maka kejadian negatif itu bisa membuat Anda melupakan pernyataan Anda sebelumnya, yang membenarkan uraian saya tentang kenyataan kebenaran hidup tersebut di atas.


Dalam hal ini, tidak dapat dikatakan bahwa mereka sudah menyadari kebenaran hidup, melainkan mereka hanya mengerti saja. Mengerti dan menyadari adalah dua hal yang sangat berbeda! "Mengerti" adalah hanya mengetahui saja, sedangkan yang dimaksud dengan "Menyadari" adalah benar-benar menerimanya dengan segenap hati dan jiwa. Umumnya Anda hanya tiba pada arti mengerti saja, berterima kasih ataupun merasakan kegembiraan yang amat sangat secara berlebihan, dan Anda menganggapnya sebagai kebahagiaan.


Menyadari adalah tindakan membuang pikiran-pikiran duniawi, dan keyakinan-keyakinan "membuta" tersebut, kemudian Anda menyimpannya sebagai bagian dalam pengetahuan Anda. Sehingga dengan kekuatan hati, maka Anda tidak akan pernah merasa lemah, meski Anda menghadapi nasib yang bagaimanapun juga.


Namun, jika hanya mengerti di permukaan saja, pikiran-pikiran duniawi dan keyakinan-keyakinan "membuta" masih tetap ada di dalam pikiran Anda. Sehingga sampai kapan pun Anda hanya sampai pada tahap mengerti saja, dan tidak dapat mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Hasilnya? Kehidupan Anda akan berakhir tanpa arti, dan pada saatnya Anda akan merasa: "Saya hanya makan, minum, dan buang air saja. Sepertinya hidup ini tidak berguna."


Misalnya, pada suatu malam Anda tidak bisa tidur tanpa alasan jelas, maka timbul pikiran, "Wah...susah nih, tidak dapat tidur. Saya menderita insomnia." Anda hanya mengerti dan berpikir, bahwa jika tidak cukup akan membawa pengaruh buruk, dan kerugian kesehatan dan nyawa. Anda mulai berpikir, "Jika tidak bisa tidur, rasa lelah pada badan akan semakin meningkat, sehingga terjadi kelebihan zat urea, yang dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit sirosis hati atau penyakit ginjal." Pikiran-pikiran yang mengkhawatirkan ini semakin lama tambah menyiksa diri.


Akan tetapi pada saat sama, orang yang benar-benar memiliki kesadaran diri, yakni yang telah berhasil membuang pikiran duniawi dan menghapus keyakinan "membuta", maka perasaan hatinya penuh dengan optimisme.


Pada orang dengan kesadaran hidup, maka jika ada masalah, akan diselesaikan dengan segala pertimbangan. Sehingga, meskipun timbul pemikiran akan penyakit yang membahayakan jiwa atau mengalami nasib buruk; maka dalam hatinya ada kemampuan untuk menyembuhkannya sendiri. Ini merupakan hal amat penting dan tidak bisa diabaikan. Namun, banyak orang yang tidak mempedulikannya, akibatnya mereka jadi sembrono, mudah marah, sedih, takut, menderita, bingung, benci, kesakitan, dan penderitaan-penderitaan lainnya.


Sekali menyadari kebenaran hidup, maka Anda tidak akan mengalami ketidakharmonisan atau perasaan-perasaan negatif yang menghancurkan. Oleh karena itu, kesadaran akan kebenaran hidup sejati, dapat dikatakan sebagai "perisai baja" untuk mencegah "tangan jahat" yang bisa membuat kehidupan menjadi tidak harmonis, dan menghalangi nasib buruk yang bisa menghancurkan kehidupan.


Menyadari tentang kehidupan, adalah sama seperti menyediakan wadah untuk menerima dan menampung ketidakterbatasan kekuatan hidup dan keberlimpahan hidup. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, terutama bagi mereka yang ingin hidup dalam kesempurnaan kebahagiaan sejati. Tetapi ini merupakan hal terpenting di atas segalanya dalam hidup, dan harus dipikirkan dengan serius.



Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano