Selamat Datang di Blog WURYANANO

Silakan Anda membaca Artikel di Blog ini dengan rileks, tidak perlu terburu-buru. Banyak Artikel menarik dan bermanfaat buat peningkatan kualitas hidup Anda.

Silakan Anda menuliskan komentar atau pendapat di masing-masing Artikel yang telah Anda baca. Pendapat Anda akan semakin menambah perspektif bagi kita semua.

Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog Saya ini. Terima kasih sudah mau berbagi lewat komentar atau pendapat Anda di sini.


NOTES:

Blogspot Saya ini SUDAH TIDAK AKTIF sejak 5 Desember 2012. Tulisan Saya tentang Berita Kampus SWASTIKA PRIMA Entrepreneur College menerima Kunjungan dari Kementerian Pendidikan Malaysia adalah sebagai penutup untuk Blogspot ini. Untuk membaca TULISAN Saya, Anda dapat mengunjungi Blog Saya di PORTAL BISNIS INDONESIA.

Friday, June 29, 2007

MEMBENTUK ULANG...KONSEP DIRI ANDA...


Seringkali, jika ditanya oleh seseorang, apa sebenarnya hobi kita? Kita kesulitan menjawabnya. Lalu ditanya, apa sebenarnya bakat kita? Kita malah bingung, sebenarnya punya bakat apa ya? Ketika ditanya tentang cita-cita, malah kebanyakan orang semakin bingung, punya cita-cita apa? Hal yang sama juga terjadi, jika ditanya soal apa sesungguhnya yang menjadi keinginan kita di masa depan nanti? Banyak orang yang bingung dalam menjawabnya. Apapun itu namanya, hobi, bakat, keinginan, dan cita-cita; seringkali memang membuat kita menjadi bingung dan bimbang, bagaimana harus menjawabnya dengan benar. Kebingungan kita tersebut sebenarnya tidak bisa lepas dari kuatnya pengaruh lingkungan tempat kita berada, sejak masa kanak-kanak sampai dengan masa dewasa ini.

Pada masa kecil kita, sebenarnya kita sudah punya keinginan-keinginan pribadi sendiri. Akan tetapi, pada saat kita ingin menyalurkan keinginan kita, seringkali ada hambatan dari lingkungan tempat kita berada. Hambatan lingkungan itu bisa berasal dari orang tua kita, dari teman-teman sepermainan, teman-teman sekolah ataupun dari kakek-nenek kita sendiri. Mereka semualah sesungguhnya yang menjadikan kita bingung dan bimbang dalam memahami bakat, keinginan atau cita-cita kita pada saat dewasa nanti. Pengaruh lingkungan ini begitu kuatnya, sehingga kita menjadi lebih cenderung untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh lingkungan kita pada diri kita; diri kita akan menjadi sesuai dengan keinginan lingkungan tersebut, dan tidak menjadi diri kita sendiri.

Anda sendiri mungkin pernah mengalami kejadian-kejadian, yang memaksa diri Anda, mau atau tidak mau harus mengikuti atau menuruti apa yang diinginkan oleh lingkungan tempat Anda berada saat itu. Seringkali, karena kita belum mempunyai pendirian dan kepribadian kuat; maka biasanya kita mau tidak mau harus menuruti apa yang diinginkan lingkungan, dan kita juga harus melakukannya. Pada saat kita masih kecil, seringkali orang tua kita punya keinginan, agar kita bisa dan mau mengikuti keinginan mereka; misalnya, banyak orang tua menginginkan anaknya menjadi seorang dokter, atau insinyur; padahal si anak sebenarnya lebih senang di bidang seni atau yang selalu berhubungan dengan bentuk-bentuk seni.

Pada gilirannya nanti, saat si anak benar-benar menjadi seorang dokter atau insinyur, biasanya dia akan merasakan ada sesuatu yang kurang pada dirinya; dan itu disebabkan oleh keinginan dirinya yang "dipendam dalam" oleh keinginan orang tuanya. Dan banyak sekali kasus demikian, sehingga pada akhirnya, si dokter atau si insinyur tersebut meninggalkan gelar dan profesinya, kemudian mulai mengikuti keinginannya yang sudah sekian lamanya dipendam oleh ambisi orang tuanya tersebut. Sehingga akhirnya dia bisa menjadi lebih sukses lagi, bahkan tidak hanya sukses dari segi materi, melainkan juga dia bisa berbahagia menikmati hidupnya sesuai dengan keinginan atau bakat dan cita-citanya sejak dia masih kecil.

Pada kenyataan hidup sekarang ini, Anda bisa melihat adanya fenomena-fenomena seperti itu. Anda bisa melihat ada pelukis yang bergelar insinyur, sarjana ekonomi atau sarjana lainnya, banyak aktris atau aktor dengan gelar dokter atau sarjana hukum ataupun gelar-gelar yang lain. Banyak penyanyi menyandang gelar yang tidak sesuai dengan dunia yang digelutinya saat ini. Bahkan banyak orang menekuni sebuah profesi yang jauh sekali dari jurusan pendidikan akademisnya. Inilah suatu fenomena, yang sesungguhnya hasil dari pemaksaan keinginan lingkungan tempat hidup kita, kepada diri kita sejak masa kanak-kanak sampai dewasa ini.

Untuk membentuk sebuah konsep diri secara benar, sesuai dengan siapa diri Anda sesungguhnya, dan apa yang Anda benar-benar inginkan dalam hidup ini; sebenarnya bisa Anda lakukan lagi pada saat ini. Anda sesungguhnya bisa membentuk kembali konsep diri Anda. Anda bisa mulai membuat visi baru mengenai siapa diri Anda sebenarnya, diri Anda yang benar-benar baru dan lebih baik tentunya. Anda harus memandang diri Anda sendiri dengan sudut pandang yang benar, sudut pandang yang bisa menghargai siapa diri Anda sendiri. Sehingga, dengan melihat secara benar mengenai siapa diri Anda, maka Anda sudah melakukan langkah awal untuk menuju kepada suatu pembentukan sebuah konsep diri yang baru. Tidak ada kata terlambat, jika itu untuk suatu kebaikan bagi diri Anda sendiri.

Memang bukan suatu hal yang mudah untuk membentuk konsep diri Anda dengan benar sebagaimana keinginan anda; hal ini disebabkan besarnya dan kuatnya pengaruh dari lingkungan sekitar Anda. Pokok terpenting di sini adalah: Anda harus membuat sebuah konsep baru mengenai citra diri Anda sebenarnya, citra diri yang Anda impikan, yang benar-benar Anda inginkan sebagai diri Anda sesungguhnya. Selanjutnya Anda harus berpikir dan bertindak dengan kepercayaan penuh sesuai dengan apa yang menurut Anda benar mengenai siapa diri Anda sesungguhnya; sebagaimana yang sudah Anda programkan sekarang ini. Sehingga pada akhirnya pikiran bawah sadar Anda akan mengambil alih, karena hukum pikiran kita adalah hukum kepercayaan; dan pikiran bawah sadar kita itu peka dan tanggap terhadap apa saja yang kita pikirkan dengan penuh kepercayaan. Oleh karena itu pada gilirannya Anda akan berpikir dan bertindak sebagaimana konsep diri yang Anda benarkan dan Anda terima dengan rasa percaya yang membetuk keikhlasan, bahwa itu adalah diri Anda yang sejati; sehingga Anda akan benar-benar menjadi diri Anda sendiri sesuai dengan konsep diri yang baru itu. Hal penting yang harus Anda ingat adalah, bahwa begitu pikiran bawah sadar sudah menerima suatu gagasan, maka dengan serta merta pelaksanaannya langsung dimulai.

Salam Luar Biasa Prima!

Thursday, June 28, 2007

HIDUP INI SEBUAH PERMAINAN DAN SENDAU-GURAU...


Kalau melihat di dalam Al-Qur'an, Surat Muhammad, ayat 36: "Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertaqwa, (maka) Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak meminta harta-hartamu". Tuhan berfirman, bahwa hidup itu sebuah permainan dan sendau gurau, ini harus kita pikirkan dengan bijak, jangan sampai Anda kurang tepat memahaminya.

Kalau bagi saya, ini menurut pemahaman saya secara positif dan konstruktif, "hidup adalah permainan dan sendau gurau" memberikan arti, yaitu: jika Anda memahami arti sebuah kehidupan itu layaknya sebuah permainan, maka Anda pasti mau terlibat untuk "bermain" di sini. Yang disebut "permainan" tentunya suatu hal yang bersifat menyenangkan dan selalu ada upaya untuk memenangkan permainan tersebut. Nah, inilah maksud Tuhan menurut pemikiran saya. Tuhan Allah ingin setiap manusia ciptaan-Nya mau melakukan berbagai "permainan" di dunia ini, dan Dia juga ingin setiap orang harus ada upaya untuk memenangkan "permainan" itu.

Anda bisa saja "bermain" dengan cara menetapkan sasaran-sasaran hidup Anda sendiri, kemudian berusaha sekuat tenaga Anda untuk meraih dan benar-benar bisa mencapai sasaran Anda itu dengan penuh semangat dan kegembiraan. Jika Anda belum bisa mencapainya, maka Anda pun tidak gampang menyerah, tidak mudah berputus asa. Jadi, Anda tetap harus bergembira dan bisa bersendau gurau, karena ini hanyalah "sebuah permainan" belaka.

Kalah atau menang di dalam sebuah permainan adalah hal yang wajar terjadi. Tetapi, jika Anda mau untuk bermain terus menerus, maka bisa dipastikan suatu saat kemenangan pasti bisa Anda dapatkan. Menurut hemat saya, pokok terpenting harus dipahami di sini adalah, permainan yang dimaksud oleh Tuhan ini bukanlah semacam "judi nasib". Permainan di sini adalah "permainan positif" yang ada aturan dan etikanya, ada perencanaan serta suatu cara yang jelas tersusun dan pasti, sehingga memungkinkan untuk bisa dicapai oleh setiap orang; jadi bukan semacam "judi nasib" yang tidak bisa di"prediksi", dan kita sendiri tidak tahu bagaimana cara untuk memenangkannya. Jadi, mengapa kita harus merasa tertekan dan "stress" dalam menjalani kehidupan di dunia ini? Bukankah HIDUP INI PERMAINAN DAN SENDAU-GURAU...

Salam Luar Biasa Prima!

Sunday, June 24, 2007

MITOS-MITOS PENGHAMBAT SUKSES...KEBIASAAN...

Penting untuk selalu diingat, pikiran kita adalah sebuah kekuatan besar yang tak terlihat dan tak berwujud; sangat besar pengaruhnya di dalam hidup kita dan kita memilihnya untuk memberikan kepada kita berkah hidup, inspirasi, kebahagiaan, kesuksesan dan kedamaian. Sudah semestinyalah Anda membuat sebuah pilihan pemikiran yang benar dan bagus untuk diri Anda sendiri.

Kaitannya dengan kekuatan pikiran ini, seringkali kita mencetuskan pemikiran yang secara tidak kita sadari cenderung membuat diri kita "berhenti berkembang". Pikiran-pikiran dan ucapan-ucapan seperti, "Iya, tapi aku sudah terlalu tua", "Mungkin saja bisa, tapi itu sulit sekali", "Aku masih terlalu muda, nanti sajalah", "Iya sih, tapi itu kan bukan levelku", "Waduh, itu bukan tugasku", "Tapi itu kan masih lama, nanti-nanti sajalah", "Iya, tapi...", "Mungkin, tapi...", "Bisa saja, tapi...". "Tapi aku ini bukan dari keluarga sukses...", "Wah, kalau itu memang bukan rezekiku", "Mungkin Bintang dan Shio ku tidak cocok dengan tahun ini". "Pendidikan ku rendah, jadi aku tidak bisa...". Dan masih banyak sekali ungkapan-ungkapan serupa tadi, yang pada dasarnya tidak percaya kepada kemampuan diri sendiri; inilah yang harus diatasi dan dieliminasi dari pikiran dan ucapan kita; karena hal itu akan berpengaruh pada bagaimana cara kita bertindak nantinya.

Pengaruh buruk dari ucapan dan pemikiran seperti contoh di atas tersebut, akan mengendalikan tindakan Anda sebagaimana yang Anda pikirkan dan katakan itu. Tindakan-tindakan Anda nantinya akan terbiasa dengan tindakan yang selalu bersifat menunda-nunda segala sesuatu. Pada awalnya, kebiasaan menunda-nunda itu mungkin sedikit bisa memberi Anda sebuah perasaan lega, perasaan yang membela Anda; bahwa Anda tidak perlu terburu-buru untuk melakukan sesuatu tindakan, karena toh masih ada hari esok. Tetapi pada gilirannya nanti, kebiasaan dalam pikiran dan perkataan yang cenderung menunda-nunda itu akan membawa Anda ke dalam jurang kegagalan yang paling dalam; karena Anda tidak pernah berani memulai bertindak.

Kita sebagai manusia, sudah dikenal sebagai mahluk kebiasaan, yang segala sikap dan perilakunya selalu berdasarkan suatu tindakan terus menerus, sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Anda bisa melihatnya sendiri di keseharian hidup Anda, bahwa kita berperilaku selalu berdasarkan kebiasaan. Contoh ringan, jika kita sudah biasa "buang air besar" di pagi hari, maka akan sulit sekali seandainya kita coba di sore hari, perlu waktu membiasakan diri lagi. Cobalah Anda lari-lari mengelilingi sebuah lapangan olah raga, biasanya Anda lari dengan arah memutar ke sebelah kiri, selalu berputarnya ke arah kiri Anda; jika Anda coba memutar dengan arah ke kanan, maka Anda akan merasakan tidak nyaman, bahkan sering malah membuat pusing kepala Anda.

Anda pasti masih ingat, bagaimana Anda mulai belajar mengendarai sepeda. Pada saat Anda mulai belajar naik sepeda, tentunya Anda beberapa kali pernah jatuh; sebabnya, pada waktu mulai belajar bersepeda itu, Anda masih belum terbiasa mengendarainya. Tetapi dengan seringnya Anda mengendarai sepeda, maka Anda akan semakin pintar dan lihai mengendalikan sepeda yang Anda naiki itu; karena dengan semakin sering Anda naik sepeda, maka Anda akan terbiasa, dan otomatis Anda semakin mahir mengendarainya.

Hal yang sama bisa Anda lihat dari cara Anda menggosok gigi, pasti Anda memakai tangan kanan jika menggosok gigi, kecuali mereka yang bertangan kidal. Jika Anda terbiasa menggosok gigi dengan tangan kanan, cobalah sekarang menggosok giginya dengan tangan kiri; apa yang Anda rasakan? Sulit bukan? Itulah contoh-contoh dari sifat kebiasaan yang ada pada diri manusia, dan sifat kebiasaan ini cenderung dominan, menguasai segala gerak langkah kita. Banyak lagi contoh lainnya di kehidupan Anda sehari-hari, coba Anda carilah sendiri itu.

Nah, hal itu akan terjadi juga jika pikiran dan ucapan Anda terbiasa berpikir dan berkata-kata yang cenderung bersifat pesimis dan negatif, maka apa yang biasa Anda pikirkan atau Anda ucapkan tersebut, akan menjadikan suatu kebiasaan untuk bertindak, dan pasti mengarah sesuai dengan kebiasaan berpikir pesimis dan negatif Anda tadi.

Supaya kebiasaan buruk seperti tersebut di atas bisa hilang, maka Anda harus berusaha menghilangkan kebiasaan buruk tadi, kemudian menggantinya dengan kebiasaan yang baik, optimis dan selalu positif, baik di dalam pikiran Anda maupun ucapan perkataan Anda. Dalam hal ini, Anda tinggal mulai membiasakan diri sendiri untuk selalu melakukan segala sesuatu dengan lebih baik lagi. "Sifat kebiasaan" manusia tersebut adalah disebabkan oleh peranan dari "kekuatan pikiran super" yang tersimpan di dalam pikiran bawah sadar, yang memang merupakan tempat bersemayam sifat kebiasaan itu. Hal penting di sini adalah: jangan Anda memercayai mitos-mitos penghambat laju perjalanan sukses Anda. Buanglah mitos buruk tersebut, kemudian gantilah dengan sesuatu yang lebih baik dan positif. Gunakanlah teknik penggambaran mental dan teknik afirmasi untuk mengubah kebiasaan buruk Anda, menjadi kebiasaan baik (ada di buku The Touch of Super Mind, tulisan saya).

Memang bukan perkara mudah untuk memulai dan membiasakan sebuah kebiasaan baru bagi kita, sebab kita sudah terbiasa melakukan kebiasaan-kebiasaan lama itu selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, sungguh dibutuhkan keinginan dan kemauan yang kuat bagi Anda, agar Anda bisa mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan yang lebih baik dan sesuai dengan keinginan sukses Anda nantinya. Biasakanlah diri Anda berpikir dan berkata-kata hanya yang positif, dan itu pada gilirannya akan membuat Anda bertindak sesuai dengan kebiasaan pikiran dan perkataan Anda tersebut. Hal itu pasti akan lebih bermanfaat untuk memperlancar dan mempercepat laju perjalanan sukses Anda nantinya.

Salam Luar Biasa Prima!

Thursday, June 21, 2007

Adakah Yang BERDO'A Buat Diri Kita?


Dear All,


Adakah Orang yang Akan Mendoakan Kita?



Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke. Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.


Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!


"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ... ", kata si pengusaha ini dengan yakinnya.


Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.


Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".


Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu".


Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV, siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.


Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu".


Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 dini hari, "Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkanseorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."


Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat. Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.


Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang!


Dengan setengah bergumam dia bertanya, "Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?" Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu. Tapi mereka tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".


Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.


Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.


Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".


Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.


"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan. "Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri".


"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka, dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."


Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu. Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.


Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.


Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.


Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain... Sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang lain.



Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Wednesday, June 20, 2007

BEDA IMPIAN DAN LAMUNAN...


Dear All,



Sebagian orang mungkin belum begitu bisa membedakan definisi kata IMPIAN dan LAMUNAN. Memang seringkali kedua kata ini ("impian" dan "lamunan") dicampuradukkan pemakaiannya dalam suatu kalimat atau ucapan. Perlu saya tegaskan di sini, Impian BUKAN Lamunan dan Lamunan BUKANLAH Impian. Menurut saya, "lamunan" bisa didefinisikan sebagai "khayalan orang-orang yang kurang kerjaan, yang tidak mungkin dicapai", bisa juga berarti "pikiran tidak menentu, yang tidak jelas ujung pangkalnya, yang dilakukan oleh orang-orang kurang waras". Atau makna "lamunan" paling ringan adalah, "khayalan anak-anak yang tidak bisa dicapai olehnya", misalnya banyak anak-anak berkhayal ingin menjadi tokoh super hero pujaannya, seperti Superman, Batman, Spiderman, Wonder Woman, dan lain sebagainya; yang tentu saja mereka tidak mungkin bisa menjadi seperti pujaannya.


Saya coba berikan contoh lamunan orang dewasa, yaitu: orang-orang kurang kerjaan dan tidak waras, seringkali punya khayalan untuk menjadi seorang yang "sakti mandraguna", yang kebal terhadap senjata dan bisa dengan mudah mendatangkan uang; atau mereka ini melamun dengan "berkhayal" bisa melakukan perjalanan menembus dimensi lain, bisa menghilang, bisa kaya raya dengan mudah dan berpindah ke tempat-tempat lain sesuka hatinya.


Tentu saja mereka itu tidak mungkin bisa menjadi seperti apa yang ada dilamunannya, apalagi tipe seperti mereka itu jelas-jelas termasuk "tipe pemalas" yang tidak suka bekerja keras, tergolong kelas orang instant, maunya langsung jadi dengan tanpa usaha sama sekali. Lamunan mereka ini, cuma ada di pikirannya, dan tanpa energi semangat juang, sehingga tidak mungkin bisa diwujudkannya.


Ada lagi contoh "lamunan" yang sudah akrab dengan budaya sebagian masyarakat kita, yaitu "judi". Anda tentu ingat, pernah mendengar istilah "lotre", "nalo", "porkas", "sumbangan dana sejahtera bersama atau SDSB", dan sinonim-sinonim lainnya. Dan, yang sangat disesalkan...justru hal itu diprakarsai oleh pemerintah kita, meskipun akhirnya banyak ditentang karena itu "jelmaan" dari "judi". Nah, banyak orang sudah tahu jika "lotre" dan nama-nama sinomimnya itu merupakan "judi", yang jelas-jelas tidak dapat dihitung secara akuntansi tentang untung ruginya, dan tidak dapat diduga sebelumnya...sampai sejauh mana bisa memperoleh kemenangan; toh...orang-orang dewasa yang sudah paham tetap saja mau "membuang uang" yang didapatnya dengan susah payah bekerja, hanya untuk membeli "karcis lotre".


Anda sudah tahu kenyataan dari "lamunan judi" tersebut, bukan? Jelas! JUDI membuat orang jadi sengsara, jadi melarat; seperti di dalam lagu "Judi" yang dikumandangkan oleh Bang Haji Rhoma Irama. JUDI itu sudah jelas merupakan LAMUNAN BUKAN IMPIAN. Dalam "judi", kesempatan untuk menderita seumur hidup jauh lebih besar daripada mendapatkan kebahagiaan karena memenangi "judi". Yang menyedihkan, banyak orang-orang yang sebenarnya sudah tahu tentang hal itu, serta sebenarnya mereka mempunyai potensi sukses...harus menekan dan membuang "impian-impian" besarnya, hanya karena lebih tergoda "condong" untuk memilih lamunannya. Inilah bahaya besar dari "lamunan", yang seringkali bisa mengalahkan "impian", jika Anda tidak waspada.


Bertolak belakang dengan lamunan, adalah IMPIAN; oleh karena suatu "impian" itu bisa saja berubah menjadi kenyataan. Definisi "impian" yang bagus menurut saya adalah seperti kata Napoleon Hill, "Impian adalah cetak biru (blue print) untuk prestasi terbesar Anda". Ini memberi arti bahwa ketika Anda punya impian yang melukiskan gambaran mental mengenai sasaran-sasaran hidup Anda, yang ingin Anda jalani nantinya di kehidupan nyata; dan melibatkan segenap emosi jiwa Anda, sehingga meresap ke dalam pikiran bawah sadar Anda; maka "impian" Anda tersebut akan benar-benar mengarahkan dan menuntun Anda untuk mendapatkan realitas fisiknya...the dream comes true...


Itulah sesungguhnya makna dari "impian sejati", dan bukannya "lamunan kosong". Pada "impian" terdapat kandungan "keinginan", dan "kemauan" yang dilandasi oleh "semangat juang" luar biasa prima untuk benar-benar mendapatkan realitanya. Sedangkan "lamunan" tidak memiliki hal itu.


Anda boleh saja mempunyai impian aneh dan tidak wajar saat itu, misalnya seperti Thomas Alva Edison yang berhasil membuat bola lampu listrik. Atau Wright Bersaudara, yang mimpi bisa terbang, sehingga berhasil membuat pesawat terbang. Impian Thomas Alva Edison dan Wright Bersaudara ini pada masa itu juga dianggap aneh, mustahil, dan "mengada-ada" oleh orang-orang yang mengenalnya. Tetapi karena mereka mempunyai kekuatan mimpi yang sangat besar, maka impiannya benar-benar bisa diwujudkan secara nyata dalam bentuk fisiknya.


Atau sekarang ini, mimpi membuat "pesawat ulang-alik" ke bulan dan planet-planet lainnya, membuat teknologi 3G, teknologi Nano, dan lain sebagainya, sekarang ini bisa Anda manfaatkan. Meskipun impian itu tergolong aneh, tidak wajar dan "nyentrik" pada saat awalnya, tapi itu sesungguhnya sesuatu yang "kongkrit" dan bisa dicapai. Itulah perbedaan antara impian dan lamunan...IMPIAN pasti dapat dicapai...kalau LAMUNAN cuma harapan kosong...


Salam Luar Biasa Prima!

Wuryanano

Sunday, June 17, 2007

MENGATUR EMOSI DIRI...

"Emosi" menurut Oxford English Dictionary, adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Ada dua macam emosi yang kita kenal, yaitu: "emosi negatif" dan "emosi positif". Untuk bisa menjalani kehidupan dengan kegembiraan, kebahagiaan yang dinamis di sepanjang hidup Anda, maka Anda harus bisa mengatur dan mengendalikan "emosi Anda".

Mengendalikan emosi tidak berarti Anda berhenti merasa, atau berhenti mengekspresikan diri Anda. Ini berarti, Anda harus bisa mengenali, dan bisa memahami; mana yang berupa "emosi positif" dan mana yang "emosi negatif". "Emosi negatif" itu mempunyai ciri khas, yaitu membuat perasaan frustasi, putus asa, dendam, iri hati, dengki, dan hal negatif lainnya. Sedangkan ciri "Emosi positif" adalah selalu membuat perasaan Anda gembira, damai, sejahtera, rasa persahabatan, dan hal positif lainnya.

Memang kalau dipikirkan adalah sangat mengherankan, jika dalam setiap perilaku kita, peran emosi dalam pengendalian diri kita ternyata sangat besar. Anda mau semangat atau mau frustasi, itu juga merupakan hasil kerja emosi. Keputusan-keputusan dalam hidup kita, sebagian besar juga diambil berdasarkan emosi. Banyak sudah bukti, bahwa manusia dalam mengambil keputusan lebih sering didasarkan pada emosi. Penyair Inggris, Alexander Pope, yang pernah hidup 300 tahun lalu, mengatakan, "Nafsu yang memerintah, jadilah seperti keinginannya. Nafsu yang memerintah mengalahkan nalar pikiran".Mengingat bahwa emosi mempunyai dua sisi, "positif dan negatif"; maka semestinya Anda bisa belajar mengatur dan mengendalikan emosi, dan bukan emosi yang justru mengatur dan mengendalikan Anda. Anda harus selalu berusaha memahami kedua sisi emosi Anda itu, semata-mata biar Anda bisa mengendalikannya dengan baik.

Banyaknya kasus-kasus kekerasan di negara kita ini, juga diakibatkan oleh mereka yang gagal dalam mengatur emosinya, sehingga mereka malah dikuasai dan diatur oleh "emosi negatif" yang sangat kuat. Bergolaknya pertempuran dan peperangan di belahan bumi lainnya, juga pasti diakibatkan oleh pemimpinnya yang tidak bisa mengendalikan emosi negatifnya. Sepanjang sejarah dunia, sudah banyak dicatat bahwa peran pengendalian emosi ini memang sangat mutlak sifatnya.

Jadi, adalah sangat penting dan mutlak sifatnya, bahwa kita, Anda dan saya memang harus bisa mengendalikan emosi diri, terlebih lagi emosi diri yang negatif. Intinya adalah, konsekuensi bertindak itu lebih berdasarkan emosi daripada nalar logika; sehingga bisa mengakibatkan dua macam hasil, yaitu: bisa mengubah kehidupan menjadi lebih baik...atau bahkan mengakhiri kehidupan selamanya, jika konsekuensi emosi tak terkendali.
 
Salah satu kunci "kecakapan sosial" adalah seberapa baik atau buruk seseorang mengungkapkan perasaannya sendiri.Banyak contoh di negara kita ini, bagaimana bisa terjadi begitu banyak kasus kekerasan, pembunuhan, perampokan, kasus hamil di luar nikah, kecanduan obat-obatan berbahaya, naik motor "ugal-ugalan" di jalan raya, kasus "bonek" sepak bola, bahkan kasus korupsi uang rakyat, dan masih sederet panjang lagi kasus negatif yang merusak citra bangsa ini; yang dulunya lebih dikenal sebagai bangsa cinta damai dan ramah tamah.
 
Dan, sekarang ini dikhawatirkan akan menjadi bangsa yang diperbudak oleh nafsu angkara, yang dikendalikan oleh "emosi negatif". Ingatlah kalimat bijak ini, "Harapan utama suatu bangsa, terletak pada baiknya pendidikan kaum mudanya".Jika Anda menginginkan tetap memiliki pribadi positif dan dinamis, dengan semangat juang dan daya juang yang tidak pernah luntur; maka Anda harus sungguh-sungguh memahami dan menghargai "kekuatan emosi positif", untuk kemudian belajar mengendalikannya. Emosi positif justru akan semakin mendorong Anda ke arah sasaran-sasaran Anda, dan membantu memenanginya. Kontrol emosi diri sangat penting bagi kesuksesan Anda. Tanpa itu, Anda bisa bertindak dengan "membabi buta", dan tidak terarah secara benar.


Salam Luar Biasa Prima!
Twitter: @Wuryanano

Wednesday, June 13, 2007

MENCAPAI KETENANGAN JIWA = RAHASIA KEBAHAGIAAN HIDUP


Anda bisa belajar hidup bersama dengan tekanan-tekanan dari berbagai masalah di seputar anda. Bahkan Anda bisa merebut kemenangan dari kancah kehidupan yang penuh gejolak ini. Anda harus yakin bahwa hidup Anda sangat berharga untuk disia-siakan. Menurut Plato, filsuf besar Yunani, "Tidak ada suatu apapun dalam urusan manusia yang cukup berharga untuk diresahkan".

Hal utama yang harus Anda yakini adalah: ketenangan jiwa atau batin merupakan sasaran yang pasti bisa dicapai. Ini memang hal yang tidak semudah kedengarannya. Apalagi jika Anda memang hidup dikelilingi oleh orang-orang yang selalu gelisah, orang-orang yang saling berpacu dengan waktu, yang gampang sekali terkejut, yang selalu tergesa-gesa. Belum lagi berita-berita dari media cetak seperti koran, majalah, tabloid maupun dari media elekronik misalnya radio, televisi dan internet. Dari kondisi tersebut mungkin Anda berpikir, bahwa suatu ketenangan adalah hal yang sulit dicapai, tidak gampang mencapai ketenangan hidup.

Berjuta-juta orang menyiksa dirinya dengan kegelisahan, kekalutan. Ini disebabkan mereka tidak punya keyakinan diri, takut tidak bisa menerima kekurangan atau kelemahan mereka. Mereka juga merasa bersalah atas kegagalan yang menimpa kehidupannya, sehingga kegelisahan sudah menjadi cara hidup mereka. Saya ceritakan kondisi seperti di atas bukan bermaksud menakut-nakuti Anda, itulah kondisi kegelisahan yang saat ini melanda dunia. Saya hanya menunjukkan bahwa itulah kondisi yang harus Anda atasi, dan untuk itu Anda tidak sendirian.

Keadaan era globalisasi ini memang banyak sekali memacu timbulnya kegelisahan dan kekalutan. Maka dalam perjuangan Anda untuk mencapai ketenangan, mulailah dengan menerima kegelisahan Anda, bukan malah menyalahkan diri sendiri karena merasa gelisah. Semakin besar rasa penerimaan diri Anda terhadap segala kelemahan Anda; akan semakin mudah Anda mencapai ketenangan jiwa sesuai tujuan Anda semula.

Saya yakin setiap orang pasti memiliki potensi "penenang otomatis" di dalam dirinya, suatu "penenang spiritual". Temukanlah hal itu di dalam diri Anda. Misalnya Anda punya suatu hobi yang benar-benar Anda senangi, itulah yang saya maksud sebagai salah satu bentuk "penenang spiritual". Manfaatkanlah hal itu untuk kebaikan Anda dan ketenangan jiwa Anda. Ambillah suatu bentuk kegiatan yang memberikan rasa puas kepada diri Anda, dan ini sangat individual sifatnya. Mungkin suatu kegiatan atau hobi menyenangkan bagi beberapa orang, tetapi sangat menjemukan bagi orang lain. Gunakanlah imajinasi Anda secara lebih positif, membayangkan situasi yang lebih baik, lebih membahagiakan Anda. Dan segera lakukanlah kegiatan yang benar-benar bisa menyenangkan Anda. Itu pasti membuat Anda lebih tenang dan rileks.

Lakukanlah 2 hal di bawah ini yang seringkali menjadi hambatan utama untuk bisa mencapai ketenangan jiwa...yang bisa membuat Anda rileks:
  1. Terimalah keterbatasan Anda. Anda harus ingat, "no body is perfect". Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada manusia super segalanya di dunia ini. Anda harus sadar bahwa Anda itu cuma satu orang; dan yang bisa Anda lakukan pasti ada batasnya. Anda jangan memaksakan diri sendiri, kurangilah aktivitas Anda jika itu justru membuat Anda tertekan. Sadarilah itu. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang akan Anda dapatkan. Apakah dengan begitu banyak kesibukan Anda bisa semakin rileks? Ataukah Anda memang senang memacu diri sendiri hingga kena serangan jantung? Tanyakan hal yang masuk akal ini setiap saat Anda dibelit oleh kesibukan Anda.
  2. Belajar memaafkan diri sendiri dan orang lain. Kalau Anda menginginkan ketenangan jiwa – batin, jadikanlah setiap kegiatan atau aktivitas Anda lebih bersifat amal dan "shodaqoh" dan buanglah sifat pendendam Anda terhadap orang lain, terlebih lagi terhadap diri sendiri. Anda akan sulit mendapatkan ketentraman batin bila Anda selalu berhitung dalam setiap kegiatan Anda, anggap saja itu sebuah amal. Anda juga tidak akan bisa mendapatkan kedamaian jiwa, bila Anda membenci. Perbesarlah terus rasa belas kasih Anda, sesungguhnya, inilah induk relaksasi.

Sekarang, coba buatlah film gambaran mental yang memperlihatkan seseorang dengan perasaan bahagia sekali. Lihatlah dia dengan sejelas-jelasnya. Pusatkanlah perhatian Anda pada wajahnya dan lihat sedetil-detilnya; sinar matanya yang tenang menyejukkan, senyumnya yang hangat; tidak ada ketegangan pada urat wajahnya. Seluruh pancaran wajahnya menunjukkan keramahan.

Bayangkanlah gambaran wajah orang yang bahagia ini. Rasakanlah sikapnya yang selalu tenang, Bayangkanlah hubungannya dengan orang lain, bayangkan keramahannya, dengarkan ketika dia berbicara dengan suaranya yang enak didengar, suara yang menyejukkan hati. Lihatlah film gambaran tentang dia ini berulang-ulang di dalam pikiran Anda. Inilah sebuah contoh gambaran yang harus Anda tuju, gambaran kebahagiaan hidup. Sesuaikanlah gambaran kebahagiaan ini dengan diri Anda sendiri. Buatlah diri Anda rileks dan terbuka dalam perjalanan menuju kebahagiaan ini. Semoga hal ini bisa membantu Anda dalam mencapai ketenangan jiwa.

Salam Luar Biasa Prima!

Monday, June 11, 2007

BELAJAR "MATEMATIKA SEDEKAH" DARI USTAD YUSUF MANSUR...

USTAD YUSUF MANSUR & WURYANANO

Di usianya yang tergolong muda, kelahiran 19 Desember 1976, jadi usianya baru 30-an tahun pada 2007 ini, sosok Ustad ini memang layak untuk dipanggil Ustad atau Guru dalam ilmu Islam. Ya, inilah Ustad Yusuf Mansur, masih muda usia, tetapi "pamor" dirinya sudah menasional, bahkan mungkin sudah "go international".

Saya memang baru mengenal dia, pada saat ikut ke dalam kelompok atau majelis taklim binaannya. Dan, di Surabaya katanya baru pertama kali digelar majelis taklim binaannya ini. Dan, beruntung saya bisa ikut hadir di sana. Pada saat itu, Ustad Yusuf Mansur memberikan uraian menarik mengenai "Shodaqoh" atau "Sedekah".

Meskipun saya sudah tahu mengenai Keagungan Al-Qur'an, yang memberikan gambaran kepada kita, bahwa dengan sedekah ini, kita bisa memperoleh ampunan Allah, menghapus dosa, dan menutup kesalahan serta keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, juga bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Tetapi, dengan penjelasan sederhana tentang potensi kekuatan sedekah oleh Ustad Yusuf Mansur ini; benar-benar semakin membuka "mata-hati" saya, dan selama ini ternyata saya telah rugi besar, berkaitan dengan sedekah ini.

Ustad Yusuf Mansur memberikan ilustrasi yang sangat mudah dan "gamblang", bagaimana sebenarnya sistem sedekah ini bekerja. Ini sungguh luar biasa prima. Dengan tetap bergaya selayaknya "anak muda", maka ustad ini menunjukkan sekaligus mengingatkan ke setiap orang yang hadir, bahwa Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.

Menurut ustad muda ini, dengan berpedoman pada Al-Qur'an tersebut, maka kita bisa membuat "hitung-hitungan" matematika, yang disebutnya sebagai MATEMATIKA DASAR SEDEKAH. Nah, inilah yang luar biasa prima itu. Matematika sedekah ini, sungguh sangat berbeda dengan ilmu matematika yang dulu pernah kita pelajari di sekolah...benar-benar berbeda.

Dia memberikan ilustrasinya sebagai berikut:

10 - 1 = 9 ... ini ilmu matematika yang biasa kita terima di sekolah dulu.

Tetapi ilmu Matematika Sedekah adalah sebagai berikut:

10 - 1 = 19 ... ini menggunakan dasar, bahwa Allah membalas 10 x lipat pemberian kita.

Sehingga kalau dilanjutkan, maka akan ketemu ilustrasi seperti berikut ini:

10 - 2 = 28

10 - 3 = 37

10 - 4 = 46

10 - 5 = 55

10 - 6 = 64

10 - 7 = 73

10 - 8 = 82

10 - 9 = 91

10 - 10 = 100


Nah, sungguh menarik bukan? Lihatlah hasil akhirnya. Kita tinggal mengalikan dengan angka 10, berapa pun yang kita sedekah kan atau kita berikan dengan ikhlas kepada orang lain yang membutuhkan bantuan kita. Ingatlah, balasan 10 x lipat dari Allah itu adalah balasan minimal. Dan, kita pakai balasan dari Allah yang minimal saja sebagai acuan berhitung, yaitu 10 x lipat, tidak usah berhitung yang 700 x lipat...nanti terlalu wah... Oleh karena itu, saya merasa rugi besar jika saya hanya mengeluarkan sedekah dengan jumlah minimal. Semakin banyak bersedekah, maka pasti semakin banyak penggantiannya dari Allah SWT. Tinggal kita yang mau membuka mata, bahwa pengembalian dari Allah itu bentuknya apa? Bukalah "mata hati" kita, selalu lah berpikir positif kepada Allah. Bukankah Allah berfirman, "Aku adalah sebagaimana yang diprasangkakan hamba-Ku kepada-Ku". Oleh karena itu, selalu lah berprasangka baik kepada Allah, maka Allah akan dengan serta merta menunjukkan KeMaha Kebaikan-Nya kepada kita. Allah pasti membalas kebaikan kita dengan balasan yang PAS, yang setimpal dengan amal perbuatan kita.

Salam Luar Biasa Prima!

Friday, June 8, 2007

HIKAYAH SEEKOR KERA...

Syahdan di sebuah pedalaman yang masih "perawan"...

Penduduk asli setempat punya kebiasaan makan daging kera, dan punya cara unik dalam hal menangkap kera.

BEGINI CARANYA:

Mereka menggunakan sebuah Batok Kelapa, Sebutir Kacang, dan Seutas Tali. Salah satu sisi kelapa di lubangi cukup besar, dan satu sisi nya lagi diberi lubang kecil untuk bisa mengikatkan tali yang cukup panjang.

Kemudian di dalam lubang Batok Kelapa tadi dimasukkan Sebutir Kacang, lalu penduduk asli tersebut tinggal menunggu si Kera datang untuk mengambil Kacang (Kera suka makan Kacang).


Kemudian...datanglah si Kera...

Nah, saat Kera sudah datang dan hendak mengambil Kacang di dalam lubang Batok Kelapa itu, dengan perlahan Batok Kelapa ditarik oleh penduduk asli itu, sehingga si Kera semakin penasaran untuk bisa mengambil dan menguasai Kacang tsb.

Akhirnya, Kera itu dibiarkan oleh penduduk asli untuk mengambil Kacang, dan akhirnya si Kera itu benar-benar mengambil Kacang, kemudian menggenggamnya dengan erat, karena khawatir kalau Kacang itu lepas dari tangannya...

Karena si Kera sangat "serakah" dengan Kacang-nya, maka dia berniat untuk memakannya, tetapi dia tidak mau melepaskan genggaman-nya. Si Kera berusaha untuk mengambil, menarik Kacang-nya, tetapi dengan sambil menggenggamkan tangannya terus...tentu saja ya tidak mungkin bisa terlepas tangannya dari dalam Batok Kelapa itu. Sampai si Kera membentur-benturkan Batok Kelapa tersebut ke kepalanya sendiri, juga sia-sia, malah kepalanya menjadi pusing, dan tetap saja tangan-nya tidak bisa dilepaskan dari Batok Kelapa itu...

Apakah si Kera tsb melepaskan genggaman tangan-nya? Tidak...dia terus ngotot mengenggam erat Kacang itu dengan semakin kuat, di dalam Batok Kelapa itu...

Akibatnya, sudah bisa diduga, karena si Kera terus menggenggam erat Kacang, yang mana Besar Genggaman Tangan si Kera Lebih Besar daripada Lubang Batok Kelapa, maka tentu saja sangat mudah bagi penduduk untuk menangkapnya,...dengan menarik Batok Kelapa yang otomatis si Kera juga ikut terseret, ditarik oleh penduduk. Dan, si Kera harus menyerahkan Hidupnya kepada penduduk asli yang menangkapnya, karena dia tidak rela melepas Sebutir Kacang yang telah ada dalam Genggaman Tangan-nya.... Yaa, si Kera lebih senang Hidup-nya yang dikorbankan daripada dia melepas Sebutir Kacang yang ada dalam Genggaman Tangan...

HIKMAH:

Di dalam hidup ini, ada berapa banyak "Kacang" yang kita pegang terus? Ada berapa banyak "Kacang" yang kita merasa sangat keberatan untuk melepaskan-nya?

Ada berapa banyak "hal yang tidak berguna lagi" di dalam hidup kita, "hal-hal yang sebenarnya bersifat mubazir"...yang terus kita pertahankan?

Nah, kita semua boleh merenungkan "Hikayah Kera" ini.

Salam Luar Biasa Prima!

Tuesday, June 5, 2007

FENOMENA "AMBIL JALAN PINTAS, DIANGGAP PANTAS!"...

Ada sebuah iklan yang unik dari sebuah perusahaan rokok, berbunyi, "Ambil jalan pintas, dianggap pantas. Tanya kenapa...?" Yah, memang itulah yang terjadi saat ini, kebiasaan untuk mengambil jalan pintas dalam segala urusan persoalan di kehidupan. "Mengambil jalan pintas" adalah istilah yang mengartikan, "tidak melalui jalan pada umumnya". Ambil jalan pintas, sama saja dengan "tidak mau menjalani aturan sesuai dengan kaidah umum yang berlaku saat itu". Oleh karena itu, istilah "ambil jalan pintas" ini lebih cenderung selalu punya makna yang negatif.

Sudah menjadi "rahasia umum", bahwa di negeri ini, "budaya ambil jalan pintas" telah merebak ke semua lapisan masyarakat. Kebiasaan untuk "ambil jalan pintas" ini sudah benar-benar menjadi budaya baru di negeri ini, sudah jadi tradisi. Dan, jika sesuatu apapun sudah menjadi sebuah "budaya" atau "tradisi"; pastilah sangat sulit untuk dihilangkan keberadaannya...budaya atau tradisi pasti sulit dihapus! Menurut saya, "Ambil Jalan Pintas" ini sudah menjadi sebuah "fenomena" yang mengkhawatirkan, dan harus diusahakan agar bisa secepatnya "dihapus", atau dihilangkan dari "budaya" kita. Dan ini semua ada kaitannya dengan besar kecilnya "rasa tanggung jawab" yang ada di dalam diri setiap orang.

Fenomena "Ambil Jalan Pintas", sangat erat kaitannya dengan rasa tanggung jawab seseorang, yang semakin hari dikhawatirkan menjadi semakin tipis... Kebanyakan orang saat ini senang dengan budaya ambil jalan pintas. Karena mereka menganggapnya, itu bisa memudahkan segala urusan persoalan mereka.

Mereka tidak mau direpotkan dan disibukkan dengan berbagai macam aturan umum yang berlaku. Mereka sepertinya sudah "alergi" dengan kaidah-kaidah umum yang ada di masyarakat. Mereka menganggap, bahwa aturan atau kaidah umum yang berlaku saat ini sudah tidak cocok lagi sudah tidak cocok lagi dengan perkembangan zaman. Dan, mungkin sekali pandangan mereka ini benar adanya...

Banyak sekali anggapan, bahwa budaya "ambil jalan pintas, dianggap pantas"... memang bisa saja "dianggap benar"... Tanya kenapa...? Jawabannya adalah, karena orang-orang tidak mau dipusingkan dengan berbagai "aturan hukum" atau pun "aturan sosial" yang berlaku di dalam kehidupan saat ini. Sebab, disinyalir dan memang sudah menjadi "rahasia umum", bahwa sebagian "aturan hukum" ataupun "aturan sosial" yang ada saat ini; mempunyai kecenderungan untuk "mengenakkan" dan "memudahkan" golongan atau kelompok masyarakat tertentu, serta dinilai terlalu rumit, dan sangat "bertele-tele".

Jika saja setiap orang di muka bumi ini, punya keberanian untuk bertanggung jawab sepenuhnya pada dirinya dan pada orang lain; maka dalam hal membuat berbagai aturan hukum maupun aturan sosial, pasti mereka akan mempunyai tujuan yang sama, yaitu demi kebaikan bersama setiap orang; bukan untuk kebaikan golongan atau kelompok tertentu saja. Inilah arti sebenarnya dari BERANI BERTANGGUNG JAWAB.

Berani bertanggung jawab ini adalah sikap positif yang harus kita upayakan secara terus menerus, untuk bisa kita miliki sepenuhnya. Jika masing-masing dari kita sudah benar-benar memiliki "rasa tanggung jawab" dan "berani bertanggung jawab" sepenuhnya...pada dirinya dan orang lain; maka saya yakin, KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA...pasti bisa dicapai!

Salam Luar Biasa Prima!

Sunday, June 3, 2007

MENJADI PEMIMPIN YANG BERTANGGUNG JAWAB...

Sir Winston Churchill pernah mengatakan, "Harga kebesaran adalah tanggung jawab". Pernyataan itu, menurut saya memang benar adanya. Ini memberikan arti, bahwa kualitas kehidupan seseorang memang bisa dilihat dan dinilai, dari besar atau kecilnya tanggung jawab yang dipikulnya.

Semakin besar tanggung jawab yang dipikul oleh seseorang, maka artinya semakin tinggi posisi dan derajat duniawi orang tersebut. Seorang direktur, pasti lebih tinggi posisi dan derajat duniawinya, dibandingkan dengan seorang manager; karena direktur mempunyai tanggung jawab lebih besar daripada manager. Presiden tentu lebih tinggi posisi maupun derajatnya dibandingkan dengan Menteri. Inilah yang dimaksud dengan "harga kebesaran adalah tanggung jawab". Anda bisa menjadi "besar" karena Anda memiliki tanggung jawab pribadi. Tanpa memiliki tanggung jawab, Anda tidak akan menjadi apa-apa atau siapa-siapa.

Sir Winston Churchill, melanjutkan perkataannya, "Tidak cukup jika kita hanya melakukan yang paling baik; kadang-kadang kita harus melakukan apa yang diharuskan". Memang kenyataannya, jarang sekali kita bisa menemukan orang yang mau bertanggung jawab sepenuhnya, yang mau mengikuti segala hal sampai tuntas secara benar, dan menyelesaikan pekerjaannya.

Di dalam sebuah Hadits, Shahih Bukhari - Muslim, disebutkan, "Setiap orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan itu". Sejarah dunia sudah menunjukkan kepada kita, bahwa "kekuasaan" seringkali membawa seseorang yang memilikinya menuju ke "penyalahgunaan kekuasaan", dan akibat dari penyalahgunaan kekuasaan tersebut, akan membawa kepada "kehilangan kekuasaan". Ini karena, mereka yang sedang berkuasa itu tidak punya tanggung jawab sepenuhnya, sehingga lebih mementingkan dirinya dan kelompoknya sendiri, daripada untuk kepentingan umum yang lebih luas.

Sesungguhnya, kekuasaan itu hanya mempunyai satu manfaat, yaitu: untuk melayani masyarakat umum, atau rakyat. Setiap orang adalah pemimpin, termasuk Anda. Dan, Anda bertanggung jawab atas kepemimpinan yang telah Anda dapatkan dari keluarga, dari masyarakat umum atau rakyat. Setiap orang semestinya punya kewajiban untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap setiap tindakan yang dilakukannya; karena setiap tindakan kita pasti membawa pengaruh positif atau negatif, pada lingkungan sekitar kehidupan kita.

Ingatlah, bahwa setiap orang sebenarnya selalu dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Jika Anda pernah mendengar omongan atau komentar yang mengatakan bahwa pemimpin itu dilahirkan, itu benar adanya; jika yang dimaksudkan adalah pemimpin itu orang yang sudah lahir di dunia...dan bukan yang belum lahir. Dan, Anda, saya dan kita semua ini adalah orang-orang yang telah lahir dan hidup di dunia ini...jadi kita semua adalah pemimpin, dan...yang jelas harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pikiran, ucapan dan tindakan kita sendiri.

Salam Luar Biasa Prima!

Friday, June 1, 2007

BE YOURSELF!...KUNCI PINTU SUKSES ANDA

Banyak sudah orang menulis tentang "kepribadian", yang didefinisikan sebagai bentuk kualitas atau "keadaan menjadi seorang pribadi mandiri". Beberapa penulis buku kepribadian mengatakan bahwa untuk memiliki kepribadian, Anda harus dinamis, mempelajari suatu ketrampilan, mengikuti berbagai kegiatan sosial, atau berbicara tentang pengalaman Anda yang menghebohkan.

Saya setuju dengan semua itu. Tetapi saya melihat hal itu masih sangat superficial, masih kulitnya saja. Pendekatan tentang kepribadian tersebut hanya sampai pada permukaannya saja. Untuk menjadi seorang yang berkepribadian dan mempunyai kualitas seorang pribadi, Anda harus bisa menjadi diri Anda sendiri yang sesungguhnya. Anda harus mengembangkan kekuatan keyakinan Anda sendiri; dan berhenti membandingkan-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, apalagi mengikuti pendapat orang lain. Pada umumnya, kita selalu menetapkan contoh mengenai apa yang kita anggap sebagai orang sukses, untuk kemudian kita mencoba meniru mereka. Benar, Anda memang bisa belajar dari orang lain, tetapi meniru mereka jarang sekali membawa seseorang menjadi sukses. Sukses adalah sebuah konsep yang sepenuhnya bersifat pribadi.

Anda tidak perlu mendapatkan persetujuan ataupun pengakuan dari orang lain untuk menjadi diri sendiri. Ingatlah: "Anda adalah Anda". Anda tidak perlu memakai "topeng" untuk menunjukkan siapa diri Anda sebenarnya. Kemukakan dengan berani, adalah hak Anda untuk menjadi seorang individu yang mandiri. Buatlah diri Anda merasa nyaman dengan konsep mental - citra diri Anda sendiri; dan bukalah kunci pintu menuju citra diri yang lebih baik dan selalu berkembang secara positif. Berhentilah "melihat orang lain" dan "lihatlah diri Anda sendiri".

Marilah saya tunjukkan Anda ke sebuah alat ajaib yang Anda miliki, yaitu "imajinasi kreatif" Anda. Cobalah Anda duduk di sebuah tempat sunyi, sehingga Anda bisa berkonsentrasi pada latihan membuka "topeng diri" ini dan menjadi diri Anda sendiri. Anda akan menjadi diri sendiri, tanpa penyamaran dan kepura-puraan. Tenangkanlah pikiran Anda, buanglah kekhawatiran Anda - rileks sajalah.

Sekarang gunakan imajinasi Anda untuk memproyeksikan Anda ke masa depan. Tetapkan sasaran tujuan diri Anda sendiri, yang hasil akhirnya akan membuat Anda bahagia. Bayangkan langkah-langkah yang akan Anda ambil. Bayangkan dalam pikiran Anda situasi yang hendak Anda masuki; lihatlah hal itu dengan senyata-nyatanya, kongkrit dan detil.

Selama bergerak menuju sasaran ini, Anda selalu mengambil langkah-langkah cerdik, hebat; namun kadang-kadang Anda gagal, jatuh juga. Inilah maksud pokok dari latihan tersebut. Sementara Anda melakukan penggambaran mental yang mulai terbentuk di dalam pikiran; terimalah kesalahan dan kelemahan Anda, disamping juga kehebatan dan kekuatan cara-cara Anda yang menghasilkan kesuksesan. Untuk bisa bersikap realistis terhadap diri Anda, dan memiliki kemampuan untuk menjadi diri sendiri; Anda harus bisa menerima kegagalan dan kelemahan Anda, kemudian memeriksanya untuk bekal menuju suatu perbaikan dan peningkatan kualitas citra diri Anda sendiri.

Memang benar sasaran tujuan Anda adalah perbaikan dan peningkatan kualitas diri sendiri; bukan dorongan untuk membuat suatu kesalahan. Tetapi maksud saya, Anda harus punya suatu landasan berpikir, jika seandainya yang Anda lakukan gagal. Harus ada dukungan pemikiran seperti itu, untuk memberi dukungan kalau ada sesuatu yang tidak beres menimpa Anda. Jika Anda tidak punya dukungan seperti itu, maka Anda terpaksa memakai "topeng" - berpura-pura.

Di dalam rumah-rumahan pikiran Anda, bayangkanlah sasaran tujuan Anda dan bergeraklah menuju sasaran itu langkah demi langkah. Bayangkan juga seandainya Anda salah melangkah dan gagal; lihat dan rasakan rasa kecewa dan malu yang diakibatkannya. Tetapi lihat juga diri Anda bisa menerima kekurangsempurnaan diri Anda, bisa menerima kelemahan dan kegagalan Anda; menghayatinya dan memberi diri Anda pengertian, bahwa Anda memerlukannya juga. Kalau Anda bisa hidup bersama kesalahan Anda, maka Anda tidak perlu bersembunyi di balik "topeng kehidupan". Jadilah diri Anda sendiri dengan kualitas pribadi yang Anda inginkan. Jangan mencoba meniru-niru orang lain.

Kalau Anda bisa menjadi diri sendiri dengan semua kelemahan manusiawi Anda; Anda akan jauh lebih baik daripada seseorang yang terpaksa memakai "topeng" untuk bertahan terhadap tekanan kehidupan modern sekarang ini. Memang dalam keadaan tertentu, kita harus menyembunyikan perasaan kita sesungguhnya. Kadang-kadang "topeng" melindungi kita dari komentar yang mencela diri kita. Kadang-kadang kita memang harus menutupi-nutupi siapa sebenarnya kita, pada saat-saat tertentu. Berpura-pura memang boleh saja menurut saya, tetapi itu bersifat temporary, dan tidak menetap pada diri kita. Sifat kepura-puraan itu tidak akan menjadi satu bagian kepribadian kita, hanya sementara; di suatu saat saja dimana kondisi kita mengharuskan untuk bersikap pura-pura.

Sebuah contoh, misalnya saja Anda berada di suatu acara pesta; kemudian Anda melihat diantara para undangan yang hadir, ada seorang tamu mengenakan gaun pesta, yang menurut Anda "sangat norak, katrok - kampungan"; apakah Anda akan dengan jujur terbuka mengatakannya secara langsung ke orang tersebut? Tentu tidak bukan, karena jika Anda melakukannya, Anda bisa merusak suasana pesta itu. Akibatnya justru tidak akan mengenakan Anda sendiri. Nah - disinilah "topeng" perlu Anda pakai, karena kalau tidak, dampaknya akan jelek buat Anda.

Biarpun begitu, yang menjadi masalah saat ini adalah; banyak orang memakai "topeng" pada saat yang sebenarnya tidak perlu. Ini kebiasaan kelewat batas, dan akan mengakibatkan hambatan, kegelisahan, kekalutan sehingga berpotensi melemahkan citra diri seseorang. Jadi, sebenarnya Anda mempunyai banyak kesempatan untuk menyatakan kepribadian Anda yang unik dan menjadi diri Anda sendiri. Saat ini terlalu banyak orang yang gagal memanfaatkan kesempatan ini untuk pertumbuhan dan pengembangan dirinya, dan lebih senang menenggelamkan kepribadiannya sendiri.

Kita di dalam hidup ini sudah terlalu banyak memakai "topeng". Saya sering melihat orang yang berpura-pura tenang, padahal sebenarnya dia dalam kekalutan masalah. Ada juga seorang wanita yang sebenarnya genit, tetapi memakai "topeng cuek" dan tidak peduli dengan laki-laki; menyembunyikan keinginannya untuk digoda. Memakai "topeng" juga akan mengisolasi diri kita dari kontak dengan jutaan orang, yang menyukai kejujuran; sebuah hal yang semakin langka saat ini. Berhentilah berpura-pura dalam hidup Anda. Lepas dan buanglah "topeng mental" Anda. Jadilah diri sendiri yang berkecukupan, sukses; dan bahagialah dengan diri Anda sebagaimana yang Anda inginkan. Jadilah diri Anda sendiri. Be Yourself!

Salam Luar Biasa Prima!