(Kisah Nyata dari teman, seorang Mahasiswi di Jerman)
Saya adalah ibu dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang
harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan
kualitas yang saya harapkan setiap orang juga memilikinya. Tugas terakhir yang
diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa
diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing
yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa
diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan
selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah
mudah.
Setelah menerima tugas tersebut, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu
saya yang menunggu di taman halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di
sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami
saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang
menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
|
Saturday, March 10, 2012
PENERIMAAN Tanpa Syarat...
Monday, March 5, 2012
Kendalikan EMOSI Yang Berkuasa
"Setengah kesalahan kita dalam hidup, muncul dari perasaan yang semestinya dipikirkan --- dan pemikiran yang semestinya dirasakan."
Mari kita bicarakan sejenak tentang kekuatan emosi, dan bagaimana emosi memengaruhi kehidupan secara mendalam --- kadang-kadang menjadi lebih baik --- tetapi seringkali lebih buruk. Misalnya, pernahkah Anda tahu seseorang di sebuah perusahaan, yang berhenti kerja karena marah ... dan akhirnya ia menyesali keputusannya itu di kemudian hari. Pernahkah Anda melihat orang dengan kelebihan berat badan, yang memesan makanan berkalori tinggi, lalu berkata kepada pelayan, "Saya minta Diet Coke, saya sedang menurunkan berat badan."
Thursday, March 1, 2012
DNA Anda BUKAN Penentu Sukses Anda
Keyakinan bahwa kehidupan kita ini dipengaruhi dan dikendalikan oleh GEN, sampai detik ini masih sangat tertanam kuat di sebagian besar manusia di muka bumi ini. Ketika saya masih mahasiswa di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, ada mata kuliah biologi dan histologi, dengan berbagai materi mengenai kehidupan sel, sitoplasma, mitokondria penghasil energi, dan soal genetika serta mekanisme pengendalian kehidupan biologis oleh GEN yang lebih dikenal dengan sebutan DNA selaku materi pembentuk GEN ini, menurut James Watson dan Francis Crick, yang menjelaskan struktur dan fungsi rantai ganda DNA. Molekul DNA panjang seperti benang, terbuat dari empat bahan kimia basa, yang mengandung nitrogen (Adenosin, Timin, Cytosine, dan Guanine atau A, T, C, dan G).
Disebutkan bahwa DNA bukan hanya bertanggung jawab atas karakteristik fisik, namun ia juga mengendalikan emosi dan perilaku. Inilah GEN sang pengendali kehidupan, bagi hewan maupun manusia, yang tidak mudah untuk membantahnya bahwa bagaimana cara kita hidup, itu tak bisa terlepas dari peran serta GEN dalam diri kita. Benarkah sedemikian besar pengaruh GEN atas kehidupan kita? Apakah kesuksesan dan kebahagiaan kita juga akibat pengaruh kendali dari GEN kita, dari DNA kita?